Mohon tunggu...
muslihatul imaniah
muslihatul imaniah Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Penting Generasi Muslim Milenial untuk Mengawal Perkembangan Islam di Zaman 4.0 (Four Point Zero)

28 April 2022   11:29 Diperbarui: 28 April 2022   11:35 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Video berdurasi 26 menit 38 detik tersebut dikemas dengan proporsi humor yang tidak berlebihan sehingga pesan dakwah masih bisa tersampaikan dengan jelas. Episode ini, berisi Habib Husein menjawab tiga pertanyaan. 

Pertama, membahas pertanyaan masalah mandi besar sebelum melaksanakan shalat. Habib Husein memberi pesan kepada penontonnya untuk berprasangka baik bahwa belum tentu mandi besar sebelum shalat telah melakukan maksiat. Beliau juga menyampaikan untuk tetap melakukan ibadah untuk mengurangi maksiat. 

Kedua, membahas matematika Allah Swt. yang berbeda dengan matematika manusia. Bila melakukan satu kebaikan maka Allah Swt. akan membalas berlipat-lipat. 

Ketiga, pertanyaan dari netizen mengenai rukun yang dianggap hanya Islam memiliki rukun dan menanyakan apakah Islam susah hidup rukun. Netizen tersebut tidak mengetahui perbedaan arti rukun dalam Bahasa Indonesia dengan Bahasa Arab. 

Habib Husein kemudian meluruskan bahwa rukun dalam Islam memiliki arti ialah pokok-pokok dalam agama Islam. Beliau juga menjelaskan bahwa Islam mengedepankan kedamaian dan kerukunan

Bagian paling unik yakni Tretan Muslim memanggil Coki Pardede secara terang-terangan menyimbolkan Coki Pardede sebagai son of devil atau anak iblis. Coki Pardede hadir untuk bergantian tanya ataupun mendiskusikan pertanyaan dari netizen. 

Sesi ini Coki mendiskusikan oknum yang selalu merusak perdamaian Islam dan menanyakan rukun di agama lain. Habib Husein juga berganti tanya kepada Coki tentang keberadan tuhan.

 Oleh karena itu akan menarik bila konten YouTube Kultum Pemuda Tersesat dijadikan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan strategi dakwah digital yang digunakan Habib Husein Ja’far al-Hadar. Selain itu, juga untuk mengetahui faktor penyebab tingginya viewers mencapai 3 juta kali ditonton.

Faktor yang mempengaruhi tingginya viewers pada Kultum Pemuda Tersesat yakni pertama, Habib Ja’far memahami bahwa hubungan 84 antara masyarakat dengan YouTube sangat mempengaruhi kehidupan. Habib Ja’far memanfaatkan YouTube sebagai media untuk menyampaikan dakwah. 

Kedua, optimalisasi algoritma YouTube yakni dengan memaksimalkan algoritma YouTube untuk menarik views. Habib Ja’far kurang optimal pada bagian ini karena tidak menggunakan keyword dan tidak mengisi deskripsi sesuai isi video. Kekurangan tersebut masih bisa diatasi dengan faktor lainnya. 

Ketiga, penyajian video dakwah Habib Ja’far terlihat menarik, unik, dan profesional. Karena memperhatikan tampilan visual dengan pengambilan gambar yang tidak monoton dan konten mudah dipahami karena menggunakan bahasa gaul seperti generasi muda serta diberi sentuhan humor agar tidak kaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun