Mohon tunggu...
EM EM Diahmad
EM EM Diahmad Mohon Tunggu... Guru - m muslihat diahmad

abituren nw, alumnus iain yogya, pasca sarjana STIE Trianandra

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Jokowi yang Sahaja

23 Mei 2019   12:23 Diperbarui: 23 Mei 2019   12:42 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

'Tidak ada pemerintahan absolut di Indonesia,' Jokowi merasa heran atas isu yang menerpa dirinya. Ketika awal jadi presiden ketujuh RI, ia diterpa isu bahwa dirinya tidak tegas, klemar klemer, plonga plongo, hingga presiden ndeso. Namun kini isunya malah berbalik. Ia dituding otoriter. 'Eh begitu kami menegakkan undang-undang, malah balik lagi. Loncat menjadi otoriter, diktator. Jokowi menjelaskan bahwa konstitusi di Indonesia tidak memungkinkan terwujudnya kekuasaan absolut atau pemimpin otoriter. Demikian penjelasan Jokowi setelah meresmikan Museum Keris di Solo, Rabu (9/8/2017).

Tinggalkan Warisan Kolonialisme

Kita harus meninggalkan warisan kolonialisme, yang menjadikan bangsa kita bermental budak, karakter rendah diri, pecundang dan selalu pessimis dalam melihat hari esok. Bangsa Indonesia harus membuang jauh mental negatif yang membuat perpecahan di masyarakat. Ini termasuk hal-hal yang membuat sesama anak bangsa saling mencela, mengejek dan memfitnah.

Bangsa Indonesia harus membangun fondasi kultural yang kuat. Masarakat harus bersatu menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks dan ekstrim. Hanya bangsa yang cepatlah yang akan memenangi persaingan global, (Pidato Presiden RI dalam sidang Bersama DPR RI & DPD RI dalam menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-72, 16/8/17).

Presiden RI Joko Widodo berharap bahwa keadaan ekonomi tidak menyurutkan semangat para orang tua untuk menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi. Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya pun dulu berasal dari keluarga kurang mampu. Namun, orang tuanya selalu berusaha keras agar anaknya bisa menempuh pendidikan yang tinggi. "Saya dulu anaknya orang enggak punya. Tapi orangtua saya entah cari duit dari mana selalu sekolah di mana pun, disekolahkan," kata Presiden Jokowi saat membagikan Kartu Indonesia Pintar di Lapangan Rajawali Kota Cimahi, Jawa Barat, Senin (11/9/2017). "Jadi bukan tidak mungkin, dari putra-putri bapak ibu semuanya ada yang bisa jadi presiden, ada yang bisa jadi menteri, ada yang bisa jadi gubernur, bupati, wali kota, kenapa tidak," tambahnya.

Itulah sekelumit ujaran yang penuh sahaja dari calon presiden sekaligus petahana yang sedang bergelut mempertahankan supremasi Indonesia maju. Bangkit dengan gelora dan tekad yang tinggi, optimisme. Jokowi menyadarkan masyarakat akan pentingnya optimisme untuk meraih harapan negara maju dan berkedaulatan mandiri, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bhineka namun tetap satu jua. Sekarang genderang tabuh hasil pemilu 2019 ditunggu. Tanggal 22 Mei 2019 momentumnya. KPU RI mengumumkan presiden terpilih periode 2019-2024 pada akhir Mei. Selamat datang presiden pilihan rakyat. Siapapun yang terpilih, itulah presidennya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun