Mohon tunggu...
Muslikhul Hadi
Muslikhul Hadi Mohon Tunggu... -

ketika semua orang tertawa aku terkadang diam diam jadi bahan tertawaan diam melawan tanpa kekuatan diam tidak selamannya tenggelam diam itu emas diam itu mencoba bersabar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Malam Sunyi

19 Juni 2017   10:51 Diperbarui: 19 Juni 2017   11:07 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari Sepi

hari-hari sepi

yang kualami, penuh tanda tanya

hati risau, lindu

apa yang kucari,

tak kunjung datang

kapan waktu itu tiba,

hari-hari sepi berlalu dan berlalu, 

tak nampa-nampak titik,

masih menunggu sedari kemarin.

Lembah Manah

orang sabar, itu tidak butuh mengelus dada.

senyum yang diberi, 

makna penuh analogi

aku bukan ora sabar,

senyumku untuk menutup-nutupi

mudah kamu mengerti

sungguh, kau membalas dengan senyum pula

dan aku sangat paham

menjadi orang lembah manah

hanya dipunyai para Nabi,

Wali. 

aku?

diam, senyum

dan balasan senyumnya.

memberi bahasa lain

Malam

malam ini bertabur bintang,

seperti ribuan pasir berceceran mengambang

menyala,

satu tombol, sekali petik.

"KUN"

melesatlah, menerjang angin

cahaya berpijar indah

menantang nyali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun