Mohon tunggu...
Muslih
Muslih Mohon Tunggu... Guru - Guru pada MTs Negeri Lamandau Kalimantan Tengah

Guru yang masih belajar memperbaiki diri dan musafir yang sedang mengumpulkan bekal untuk perjalanan panjang ini sangat suka olahraga Volly dan badminton (sebagai penonton), juga sangat suka konten tentang pendidikan, pengembangan diri dan karakter serta hiburan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duka Pejuang

13 Juni 2023   12:03 Diperbarui: 13 Juni 2023   12:28 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lihatlah luka yang terlukis

Pada wajah sendu Pertiwi

Degup jantungnya berat menderu

Sekian aksara mengendap sunyi

Tatapnya nanar memelas pasi

Mengiba pada tangan-tangan perkasa

Agar Sudi memeluk raga yang merapuh

Hingga tegak sendi kehidupan

Tangis dan darah menguar

Bertebaran memenuhi langit abu-abu

Menitip pesan pada hati yang masih punya rasa

Tentang kisah meraih kebebasan

Tataplah kelopak yang semakin renta

Ukirlah senyum agar binar matanya indah melembut

Rengkuhlah resah yang mengimpit dadanya

Agar semangatnya mengakar di sanubari

Meruah doa dan harap bagimu pejuang kehidupan

Merdekalah jiwa dan raga

Hingga tunai janji setia

Damai semesta dan  bahagia jiwa-jiwa yang cerah

Lamandau, 13062023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun