Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau negara. Jatuh tempo obligasi bervariasi dan ada yang lebih pendek, yaitu satu tahun. Jangka panjang lainnya adalah 30 tahun.
Bahkan ada obligasi konsol, obligasi tanpa jatuh tempo. Obligasi ditandai dengan pembayaran bunga tetap setiap periode.
Beberapa istilah kunci yang terkait dengan obligasi adalah sebagai berikut:
1. Nilai nominal
Nilai nominal adalah harga yang tercantum pada obligasi. Nilai ini mencerminkan harga yang akan dibayar penerbit obligasi saat jatuh tempo. Misalnya, jika suatu obligasi memiliki nilai nominal Rp1 juta, pemegang obligasi akan menerima pengembalian dana sebesar Rp. 1 juta (belum termasuk bunga) pada saat jatuh tempo.
2. Kupon
Tingkat kupon adalah tingkat bunga (persentase berdasarkan nilai nominal) yang akan dibayarkan penerbit
tautan. Misalnya, sebuah perusahaan menerbitkan obligasi kupon 20% dengan jangka waktu 10 tahun, dengan pembayaran tahunan. Pemegang Obligasi akan menerima bunga sebesarÂ
20% X Rp. 1 juta = Rp 200.000,00 per tahun selama 10 tahun. Jangka waktu pembayaran akan ditentukan oleh penerbit obligasi, misalnya setiap 1 tahun atau 6 bulan. Maturity Term atau jangka waktu suatu obligasi biasanya diukur dalam tahun. Pada saat jatuh tempo, penerbit obligasi wajib membayar kepada pemegang obligasi dalam jumlah nosional.
Penilaian Obligasi Berbasis Arus Kas
Nilai obligasi dapat dihitung sebagai nilai sekarang
Arus kas masa depan yang diterima oleh pemegang obligasi.
Contoh: Obligasi memiliki nilai nominal Rp. 1 juta yuan, dengan tingkat bunga tahunan 20%, dan jangka waktu 10 tahun. Misalkan tingkat pengembalian yang diminta pada obligasi adalah 20%. margin keuntungan
Aset bebas risiko dan premi risiko bergantung pada faktor-faktor berikut:
1. Premi jatuh tempo
Periode waktu yang berbeda (tanggal kedaluwarsa) menghasilkan tingkat keuntungan yang berbeda. Semakin tinggi istilahnya, semakin tinggi margin keuntungan yang dibutuhkan.
2. Premi Kebangkrutan Perusahaan dengan risiko kebangkrutan yang lebih tinggi menaikkan tingkat keuntungan yang disyaratkan. sebagai
A. contoh,
Misalnya, sebuah perusahaan menerbitkan obligasi. Setelah menerbitkan obligasi, perusahaan kembali meminjam dalam jumlah besar, meningkatkan tingkat utangnya. Semakin tinggi hutang, semakin tinggi kemungkinan kebangkrutan, sehingga margin keuntungan yang dibutuhkan akan meningkat.Â
3. Premi likuiditas Semakin tinggi likuiditas suatu aset, semakin rendah tingkat pengembalian yang disyaratkan. Misalnya, setelah penerbitan obligasi, tiba-tiba terjadi krisis mata uang yang mengakibatkan kesulitan likuiditas. pada kasus ini Tingkat pengembalian yang dibutuhkan akan meningkat.
4. Premi inflasi
Secara umum, jika inflasi naik, demikian pula tingkat suku bunga nominal, termasuk tingkat investasi bebas risiko. Tingkat bunga nominal dapat ditulis sebagai:
Tingkat bunga nominal Tingkat bunga riil + inflasi
Misalnya, setelah perusahaan menerbitkan obligasi, inflasi naik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H