Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber3] AADC - Ben dan Jempol Setan Scene - Epilog

30 November 2015   08:53 Diperbarui: 30 November 2015   14:56 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dokumen Pribadi: Edit Penting Demi Tulisan.

Muslifa Aseani, No Urut 2.

Jika menungguku selembut yang kau mau sudah melelahkan dan membosankanmu, tulislah saja.

Tentu saja aku juga berharap, kata-kata yang kau tabur, sanggup tutupi setiap lubang hatimu.

Aku mencintaimu.

Wangimu harus selalu milikku.

[Penggalan Selama Apa Aku Menunggu, Arin?]

Putri Jempol serupa bulan mati pun purnama sebundar tampah, nyaman dan indah dilihat, namun takkan sampai di pelukan. Apa kata warga Kempesianu, biar kata Ben berhasil kalahkan telak Jempol Setan, kemana-mana berendengan dengan Putri Jempol yang jadi Kempesianu of 2015 Year pasti hanya akan mengundang haters dimana-mana. Kasian pAS kan, jumlah hatersnya bakal berkurang karena kemunculan Ben sebagai kekasih Putri Jempol akan jadi objek baru. Haters yang berurat berakar, berkarat pun menyublim, akan beredar di semua kolom. EnTe, HaEl, HaeLait, Gruesss, manalagi gugling tren. 

Alih-alih memperbanyak konsumsi rendang, semur atau emping jengkol, Ben kehilangan selera makan. Langkahnya tak terarah, sampai pada satu ketika: tetiba Ben sudah ngejogrok di satu tempat. Pandangannya kosong ke ruang yang sama kosongnya didepannya. Debur ombak menghantam batu karang hampir dua ratus mdpl(meter di atas permukaan laut) gagal mengatasi kosong otak dan hatinya. Terbersit njegur di biru mengundang sisi laut yang alunnya tenang, kematian Ki Plenyun membuatnya ragu. Kalau ndak berhasil berenang ke pinggir, Ben ndak yakin ki gurunya memiliki jurus rahasia penyelamat. Mau ngandelin pertolongan siapa coba?

Yakin galaunya tak berujung, Ben kembali melalui hutan lebat serupa hutan di desa Bella, cewek cantik di film seri twailait twailait itu. Wangi pinus yang menguar setelah seharian bermandi hangat matahari, hanya jadi latar seokan lemah langkah Ben. Tak lagi berhitung waktu, ditengah-tengah hutan pinus, pengancam nyawanya yang makin kesini serupa soul mate, saking dimana pun Ben berada, disitulah mereka muncul. Jempol Setan beserta semua driji lain dan kroni-kroninya, para setan driji segala lapisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun