Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Biru di Lembaran Menguning

25 September 2024   17:26 Diperbarui: 25 September 2024   17:27 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cinta Biru di Perpustakaan sekolah. Credit Pixabay

Gagah tertawa. "Buku? Aku lebih suka berada di depan panggung daripada berada di balik layar."

Sungguh cowok over pride. Tapi, memang selalu juara kelas, dan kali ini, kebanggaan itu tampak indah. Pipi Gadis mendadak memerah tomat.. 

"Cobalah, itu bisa jadi pengalaman baru," Gadis meyakinkan. Gegas ia naikkan buku yang dipegangnya, menutupi wajah. Gagah tak boleh melihatnya tersipu begini.

Semakin mereka dekat, semakin sulit bagi mereka untuk menyembunyikan perasaan yang tumbuh. Rasa benci yang pernah ada mulai berubah menjadi rasa suka yang tidak terduga. Gagah mulai merasakan getaran di dalam hatinya setiap kali melihat Gadis dengan buku di tangannya. Gadis juga merasa berdebar setiap kali Gagah mendekat.

Pada akhirnya, setelah beberapa bulan saling mengenal, saat mereka berdiskusi tentang buku favorit mereka, Gagah memberanikan diri untuk mengatakan, "Gadis, aku tahu kita awalnya tidak cocok, tapi aku merasa kita telah belajar banyak dari satu sama lain. Mungkin... mungkin kita bisa melakukan ini lebih sering?"

Gadis menatap Gagah dengan mata berbinar. "Aku juga merasa begitu. Aku suka saat kita berdiskusi, bahkan saat kita bertengkar."

"Tapi ingat! Kamu masih punya banyak hutang padaku. Ibu Sri bilang, sekolah kita mendapat donasi banyak sekali buku bacaan baru. Kamu harus bantu aku selesaikan katalogisasi buku-buku itu. Janji?!...."

"Easy money easy candy....," Gagah menyambut tangan kananku, mengikuti dan merapatkan kelingking, lalu telunjuk dan terakhir dua ibu jari kami.

"Hih, janji apaaaannnnnn....," Gadis meningkahi celetukan Gagah, namun derai tawanya bersenada bersama gelak Gagah.

Ibu Sri mengintip dari balik rak buku dengan senyum penuh arti. "Aku tahu ini akan terjadi...Duh, untung perpustakaan sedang sepi..."

Sejak saat itu, perpustakaan tidak hanya menjadi tempat belajar bagi mereka, tetapi juga tempat di mana mereka menghabiskan waktu bersama, saling memahami, dan jatuh cinta dalam diam. Gagah dan Gadis, dua dunia yang berbeda, akhirnya menemukan harmoni di antara buku-buku dan ambisi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun