Sayangnya, di libur lebaran ini, saya sekeluarga terpaksa kembali harus chill dan healing melalui tiga konsep konten. Yakni teks, foto dan video. Saya dan putra bungsu demam. Broadcast di grup-grup Whatsapp mengabarkan kondisi cuaca Lombok sedang terdampak cuaca panas. Syukurlah. Kebiasaan kami (terutama saya) yang selalu berusaha merekam setiap momen saat kami sedang trip, membuat kami bisa tetap merasa liburan melalui koleksi tulisan, serta album foto dan video perjalanan.
Di samping konsep mendasar 3A di atas, kini kita telah semakin mengakrabi berbagai standar komptensi kerja, yang secara khusus berlaku di dunia pariwisata. Bahwa, meski benar Lombok adalah surga pariwisata serba alami, terdapat banyak standar yang juga sebaiknya diterapkan, agar destinasi wisata alami tersebut layak serta pantas menjadi spot-spot chill out atau healing .
Salah satu yang paling sederhana, Tiga Kata Sakti; Thank You, Sorry and Please -- Terima kasih, Mohon Maaf dan Minta Tolong. Kembali ke Edward, ia memasukkan dengan khusus catatan personalnya tentang praktik tiga kata sakti ini. Di salah satu tripnya, rem sepedanya rusak dan ia minim informasi tentang bengkel yang bisa membantu memperbaiki. Sembalun yang sudah eksis sebagai destinasi wisata sejak lama, bahkan pernah pula meraih penghargaan Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia, semakin terkenal karena penerapan dari tiga 'Magic Words' ini. Edward diantarkan seorang warga setempat ke bengkel yang tepat. Rem sepedanya berhasil diperbaiki dan ia bisa lancar melanjutkan trip bersepeda jauhnya. Interaksi Edward dan warga, serta pemilik bengkel, rekaman ketika mereka saling mengucapkan kata-kata sakti, disisipkan khusus ke video.
Standar kualitas layanan mendasar, yang ketika terjaga praktiknya di keseharian, tanpa harus diminta akan disebar-luaskan oleh para wisatawan. Menjadi titik positif satu ulasan personal, bahwa sebaik apapun destinasi bersantai kita, kenangannya akan semakin istimewa jika ada interaksi menyenangkan pula selama berada di destinasi tersebut.
Begitulah. Eksotis Lombok, akan benar menjadi surga para pemburu outdoor healing spots, jika 3A, tiga 'Magic Words', kekayaan kuliner, ekonomi kreatif, adat istiadar serta budaya, kita jaga bersama. Kita telah lama memiliki pedoman Sapta Pesona, bahkan wajib pula dipajang secara mencolok di kantor-kantor pemerintahan. Kini lengkap pula dengan panduan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).Â
Giliran kita, para SDM dunia pariwisata, terus menerus naik kelas. Sewajarnya kita menjadi penggenap dari hexahelix kepariwisataan yang mendorong kebangkitan pariwisata Indonesia, Lombok, sehingga terbangun pariwisata yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Chill out atau healing bukan tentang berwisata sekali, lalu tak kembali.Â
*Selong, 28 April 2023