Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Jelajah Jajanan Basah, Kuliner Pastrad Lombok

26 April 2023   15:43 Diperbarui: 26 April 2023   15:54 2141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poteng Jaje Tujak. Cred. FB Wiwik Sugiarti

Topik Samber THR hari ini cukup sulit buat saya. Terutama karena saya ingin khusus mengulas jajanan basah khas Lombok. Yang ternyata,  relatif tidak banyak. Kalau pun ada,  rasanya lebih sering dikenal sebagai jajanan nusantara (Jawa).  Repot juga ya.. 

Bagaimanapun, akhirnya ya jadi menceritakan ulang kenangan-kenangan personal masa kecil. Lalu diperdalam dengan referensi selama sekolah,  kuliah dan bacaan-bacaan lintas negara,  adat istiadat serta budaya. Benarlah,  buku itu jendela dunia. Apa-apa yang awalnya kita yakini hanya ada di kampung kelahiran sendiri,  ternyata bisa jadi serapan dari budaya lain. Atau bahkan justru budaya lain yang ditiru,  lantas jadi tren dan kita menganggap itu sebagai budaya kita. 

Semoga sedikit mempermudah,  4 jajanan basah yang saya tuliskan di sini,  lebih mudah ditemui di pasar-pasar tradisional Lombok. Tak banyak dan jam bukanya pun tak lama. Dua pasar yang relatif paling sering saya datangi dan jajanan ini ada, Pasar ACC Ampenan dan Pasar Dasan Agung. Keduanya di kota Mataram. 

Pertama,  Jaje Dadar,  seperti yang tampak di foto utama tulisan ini. Saya jadikan yang pertama,  karena ini jajanan favorit ibu saya. Menurut beliau,  versi khas Lombok,  yang adonannya tidak terlalu banyak menggunakan margarin atau mentega. Warna hijau dari perasan daun suji,  dan gula aren alami sebagai pemanis dari parutan kelapa muda yang juga segar. Hasil akhirnya,  Dadar yang getas di gigitan pertama,  rasa manis khas gula aren yang berpadu padan dengan aroma kelapa segar. Selalu lezat,  baik ditemani secangkir teh panas atau kopi hitam Robusta Lombok. 

Kedua,  Kelepon Kecerit. Khusus yang ini,  justru wajib ada di pasar tradisional manapun. Bahkan, mudah juga dibeli di bakul sayur yang gunakan Honda GL Pro atau Tiger,  yang berjualan sampai ke desa-desa pelosok di empat kabupaten di Lombok. Yang terlezat, tentu yang menggunakan tepung beras ketan terbaik,  santan kental dari kelapa tua dan lumeran gula merah dari aren yang sama baiknya. Ah iya,  masih juga di'selimuti' parutan pendek dari kelapa 'mengkal'.  Tidak muda, tidak juga tua. Daging kelapa yang masih sisakan kesegaran khas air kelapa muda. 

Mengapa ada kata 'Kecerit'?  Kecerit adalah bahasa Sasak untuk 'cipratan', atau 'letusan kecil'. Iya,  sejumput irisan halus gula merah diletakkan di tengah bulatan dan akan lumer saat dikukus. Pastikan Anda mengunyah sebutir kelepon di dlam mulut. Kunci utama Anda tetap slay saat menikmati Kelepon Lombok. 

Kelepon Kecerit. Cred. FB Wiwik Sugiarti
Kelepon Kecerit. Cred. FB Wiwik Sugiarti

Ketiga, Reket Tenten.  Nama jajanan hasil nanya ke ibu saya. Hehehe.  Reket itu beras ketan. Tenten itu parutan kelapa yang dikukus dan dipermanis dengan gula merah. Enak?  Iya dong. Syarat enaknya ya sama dengan ulasan dua jajanan sebelumnya. Bahan-bahan premium. Apalagi jika beras ketannya baru saja dipanen. 

Wiwik,  teman masa kecil saya juga,  makin eksis sebagai tukang njajan. Pinter bebikinan,  platingnya juga oke. Cred. FB Wiwik Sugiarti
Wiwik,  teman masa kecil saya juga,  makin eksis sebagai tukang njajan. Pinter bebikinan,  platingnya juga oke. Cred. FB Wiwik Sugiarti

Keempat, Poteng Jaje Tujak.  Sasak diaspora,  atau siapapun yang sempat menetap di Lombok lalu kembali pulang ke kampung halaman,  serta setidaknya sempat menikmati Poteng Jaje Tujak di momen Lebaran -- bisa jadi menyepakati jajanan ini adalah satu hal yang membuat rindu Lombok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun