Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tentu Rindui Rinjani Lombok, Apa Lagi?

25 April 2023   18:39 Diperbarui: 25 April 2023   18:41 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu spot pantai di ruas jalan utama Pantai Senggigi,  Lombok Barat. Dokpri

Tentu saja bukan semua orang yang merindui Rinjani,  lebih dari apapun.  Yang paling rindu,  tentu mereka yang pernah mendakinya. Bisa jadi hanya sekali.  Atau berkali-kali seperti saya.  Meski berkali-kali,  saya baru hanya sekali sampai puncaknya.  Puncak Anjani,  di ketinggian 3726 mdpl. Dulu. Di bulan Agustus 1995. Di bulan ultah saya yang persis di angka 20 tahun. 

Pendakian pertama,  puncak pertama. Tapi,  saya masih memelihara ingin. Meraih kembali puncak,  kalau bisa dan boleh,  bersama anak-anak.  Semoga,  aamiin. 

Nah,  apa Rinjani saja yang dirindukan seorang Sasak diaspora?  Secara umum,  beberapa hal yang kerap dirindukan seseorang yang jauh dari Lombok,  diantaranya; 

Spot Wisata Alam

Selain Rinjani,  tentu ada pantai-pantai cantik,  gili-gili eksotis,  air terjun,  bahkan sedikit bagian daerah dengan petak persawahannya yang hijau. Pantai cantik misalnya. Salah satu pantai terdekat dari rumah saya,  sebenarnya tidak sebersih pantai umum,  apalagi yang menjadi destinasi wisata. Namun,  gradasi biru dari bibir pantai sampai batas horizon,  selalu mengundang kerinduan.

Sunset point di Gili Trawangan,  mentari senja persis di cekungan Gunung Agung Bali. Dokpri
Sunset point di Gili Trawangan,  mentari senja persis di cekungan Gunung Agung Bali. Dokpri

Demikian juga beberapa spot air terjun. Jadilah penggunaan istilah,  spot mainstream dan anti-mainstream.  Istilah pertama,  pantas juga menjadi destinasi wisata turis domestik dan internasional. Yang kedua,  antara tidak layak karena pengelolaan yang kurang,  atau akses menuju spot yang belum memenuhi 2A, yaitu Akses dan Amenitas. Atraksinya sesuai. Spotnya indah,  alami,  instagrammable. Tapi,  akses jauh,  pom bensin jarang,  warung kecil pun tak ada. 

Kuliner Khas Lombok

Di banyak tulisan,  saya pernah curcol bagaimana saya mengalami culture shock khusus di masalah makanan,  saat berpindah dari Lombok Timur (Lotim)  ke Semarang,  Jawa Tengah. Rasa cabe rawit dan tomatnya,  membuat sambal Beberok atau Pelecing Kangkung tak pernah sama. Saya baru mulai menerima,  setelah lebih dari sebulan serta terpaksa menggunakan cabe merah keriting. Jenis cabe yang umum digunakan di Semarang. 

Salah satu spot pantai di ruas jalan utama Pantai Senggigi,  Lombok Barat. Dokpri
Salah satu spot pantai di ruas jalan utama Pantai Senggigi,  Lombok Barat. Dokpri

Pantai Gerupuk,  Lombok Tengah. Spot surfing dan termasuk spot ring 1 sirkuit Mandalika Lombok. Dokpri
Pantai Gerupuk,  Lombok Tengah. Spot surfing dan termasuk spot ring 1 sirkuit Mandalika Lombok. Dokpri

Pernah pula saya memohon ke adik untuk dikirimkan kacang Lebui dan Komak. Untungnya,  ya hanya sekali koq,  selama hampir 10 tahun menetap di Semarang. 

Adat Istiadat dan Budaya Sasak Lombok

Saya pribadi,  tidak terlalu parah merindukan beragam adat istiadat serta budaya khas suku Sasak Lombok. Yang relatif saya kangen berat, justru suasana kumpul bersama keluarga besar saat ada salah satu acara. Misal,  di puncak rangkaian Merarik. Bekuade atau pengantin yang duduk di pelaminan,  Nyongkolan dan resepsi a la desa. 

Tiga relawan di Sade Lombok Tengah,  suka juga kenakan Kereng Lendong. Dokpri
Tiga relawan di Sade Lombok Tengah,  suka juga kenakan Kereng Lendong. Dokpri

Biasanya saya lebih suka di meja yang menyiapkan kopi dan teh. Sesama peracik akan mengenakan 'Kereng lendong'.  Kain khusus perempuan.  Menakjubkan bagaimana lipatan kecil ujung kain,  erat terikat selama sekian jam acara,  tanpa sabuk khusus. Sedihnya,  jaman now,  meja khusus peracik kopi atau teh ini sering tak ada. Sudah tergantikan dus air mineral gelas. Hiks.

Tiga hal umum yang kerap dirindukan seseorang kelahiran suku Sasak Lombok seperti saya,  atau mungkin dirasakan juga oleh siapapun yang mencintai Lombok, semoga menjadi inspirasi Anda yang hendak berwisata ke pulau 1000 masjid ini. Sependek apapun waktu berkunjung Anda. 

Jika ada hal lain yang masih ingin Anda kepo-in tentang Lombok,  jangan sungkan bertanya ya. Tahun ini,  saya sungguh sengaja ingin lebih aktif di Komunitas Kompasianer Lombok (KOLOM)  dan komunitas Rinjani's Fans Club (RFC). 

Sekarang,  saya sudah menetap kembali di Lombok sejak 2014. Tapi,  eksplor sejauh manapun,  saya masih saja banyak rindu ke kampung halaman saya ini. Jangan bosan membacanya ya ^^

*Selong,  25 April 2023

Cred. Post Twitter,  akun Angela Gilsha yang direpost akun Jelajahi IDN. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun