Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Manggalewa Dompu, Lamongan dan Noeng, Deretan Bakso Favorit

24 April 2023   16:29 Diperbarui: 24 April 2023   16:34 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bakso dan kecap,  seperti Kangkung dan Tauge pada Pelecing Kangkung Lombok. Tapi, saya mulai skip kecap. Cred. Shutterstock/Zulfikri Sasma

Kalau dek Arai Ameliya -- room mate saya di trip 10 Pemenang Lomba Mandalika dulu,  menuliskan tak sah jadi orang Malang kalau tak suka bakso,  saya pikir,  bahkan terasa tak sah jadi orang Indonesia jika tak suka bakso. Yang jadi masalah,  bakso versi daerah mana yang jadi favorit? 

Saya auto teringat beberapa bakso kenangan.  Kenangan,  karena kalau saya bilang favorit,  jamaknya saya akan terus menerus memakan bakso tersebut. Dan ndak bisa.  Salah satunya,  berada di Lamongan. Bihun putihnya bukan bihun bakso yang umum. Lebih halus dan kuahnya pun lebih bening. 

Daerah berikutnya,  di Manggalewa Dompu,  NTB. Sekitar 12 jam naik bus Akap dari tempat tinggal saya di Selong,  Lombok Timur. Berbanding terbalik dari bihun halus di bakso Lamongan,  bakso di Dompu ini menggunakan mi kuning mi gelas.  Jadilah tekstur mi-nya jauh berbeda dari warung bakso lainnya. 

Sekarang,  salah satu warung bakso favorit saya,  warung bakso milik teman SD. Teman masa kecil mungkin lebih tepat. Karena kami satu sekolah sejak SD,  SMP dan SMA,  walau beda kelas.  Aduh,  masih belum hapal nama warungnya. Saya lebih sering menyebutnya sebagai Bakso Noeng. 

Bakso Noeng,  juga relatif anti-mainstream dari banyak warung bakso di kota Selong.  Semangkok porsi lengkap,  berisi dua tahu bakso,  2 pangsit renyah serta sejumput sayur -- potongan sawi dan tauge. Saya lebih suka tanpa tambahan saus,  sambal atau kecap. Kuah beningnya gurih,  rasa kaldu daging sapi yang segar,  serta takaran pas bawang putih dan merica. Jika boleh taburkan sesendok makan bawang merah goreng,  kuahnya jadi makin menyegarkan. Cocok dinikmati di cuaca apapun. Dingin saat hujan,  atau pun terik saat panas. 

Butir baksonya padat. Pilihannya ada bakso urat dan ekstra kikil. Tapi saya jarang memesan kikil. Masih sedang ketagihan bakso biasa saja. Satu lagi catatan unik lain,  suaminya Noeng sudah lama berjualan bakso pentol. Yang rasa keju dan mercon,  dua jenis rasa favorit saya. Setiap membeli,  kalau gagal menahan diri,  jajan 20 ribu rupiah pun bisa saya habiskan sendiri. Ah iya,  khusus pentol,  sambal kacangnya juga enak! 

Kembali ke bakso,  saya pernah berhasil membuat sendiri. Tadinya eksperimen,  alternatif menu lebaran yang umum. Kebetulan,  kakak sulung membeli banyak tetelan daging sapi dan dapat bonus tulang yang banyak.  Waktu itu,  tulang-tulang tersebut saya masak lama dengan api kecil. Resep kuah nyontek hasil googling. Resep cara memasak bakso,  hasil nyontek di keluarga tempat saya nge-kos saat kuliah dulu. Begini cara mereka memasak bakso yang awet dan daging baksonya padat. 

Bakso dan kecap,  seperti Kangkung dan Tauge pada Pelecing Kangkung Lombok. Tapi, saya mulai skip kecap. Cred. Shutterstock/Zulfikri Sasma
Bakso dan kecap,  seperti Kangkung dan Tauge pada Pelecing Kangkung Lombok. Tapi, saya mulai skip kecap. Cred. Shutterstock/Zulfikri Sasma

Pertama,  didihkan dulu sepanci besar air. Setelah mendidih,  biarkan panci tetap di atas kompor dengan api kecil. 

Kedua, mulai mencetak bakso dengan kondisi air panci hangat saja,  bukan mendidih. Cetakan cukup dengan tangan yang sudah mengenakan sarung tangan plastik ya. Lebih praktis dan cepat. 

Ketiga,  setelah semua gilingan daging tercetak,  tunggu sampai semua butir bakso  turun ke dasar panci (tidak ada lagi yang mengapung),  barulah air dididihkan lagi. Tunggu sampai semua butir bakso tidak lagi di dasar panci,  angkat dan tiriskan.

Cara memasak begini,  membuat butir bakso padat,  tidak gampang basi dan gurih daging sapi segarnya lebih terasa. Untuk sekeluarga,  saat mau disantap,  barulah semua butiran bakso dicampur dengan kuah kaldu,  hasil rebusan tulang. Kuah beningnya jadi makin lezat.

Kadang,  bakso jadi topping ekstra di semangkok mi ayam. Dokpri
Kadang,  bakso jadi topping ekstra di semangkok mi ayam. Dokpri

Nah,  sekarang,  apapun bakso favorit nusantara Anda,  jika mau,  sekali waktu bisa juga membuat sendiri. Tapi,  untuk pembayar kangen,  sekarang saya cukup menelpon Noeng. Memastikan warung baksonya buka.  Lalu,  saya hanya perlu berjalan kaki 10 menit. Semangkok bakso lezat dapat,  obrolan hangat teman masa kecil pun jadi sempat. 

Selamat saling bersilaturahmi rekan-rekan penulis Kompasiana. Salam hangat dari sisi timur Lombok. 

*Selong,  24 April 2023

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun