Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

60 Hari Menulis, Hobi Menggiurkan di Ramadan

13 April 2023   00:15 Diperbarui: 13 April 2023   00:10 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap keluar rumah,  mewajibkan diri sendiri untuk selalu membekal buku bacaan. Dokpri

Dua tahun lalu,  sama sekali tak terbayang bisa menuntaskan tantangan menulis sebulan penuh. Selama ramadan pula.  Saya baru benar-benar yakin telah selesaikan tantangan,  ketika meng-klik tombol 'tayang' di 1 Syawal 1442 Hijriah. Hari yang bertepatan dengan hari ke-31, samber thr tahun 2021.

Lega luar biasa.  Beberapa misteri topik dan tantangan,  juga bisa saya selesaikan. Khusus yang menjanjikan hadiah besar,  sesuai kebiasaan personal,  saya bahkan siapkan dua artikel.  Dua angle tulisan berbeda,  saya harapkan, salah satunya memenuhi kriteria tim juri. 

Alhamdulillah. Kebiasaan yang memang menjanjikan keberhasilan. Sudah lebih dari sekali,  trik ini berhasil memasukkan tulisan saya sebagai salah satu pemenang. Meski belum pernah juara satu,  masuk di tiga besar atau deretan pemenang favorit,  selalu sangat pantas disyukuri. 

Di tahun ini,  rasanya saya lebih menggila. Saya mengambil dua tantangan sekaligus. Itu berarti,  saya wajib menulis 60 artikel. 

Tetap saja ada sisi keberuntungan.  Tantangan yang lain,  tidak mewajibkan topik tertentu. Aturan dasarnya,  wajib menulis atau bercerita selama sebulan penuh.  Jadi,  berbeda dengan konsep samber thr Kompasiana,  tulisan saya lebih banyak muatan curcol-nya (curhat colongan).  

Semacam memindahkan diari personal ke dunia maya. Ya tidak plek ketiplek diari si. Banyak subjek atau objek cerita yang tidak dituliskan segamblang di diari. Aman. Curcol,  tapi tak bernama. 

Meski tak berjodoh memiliki Pers ID,  membaca dan menulis,  kini bisa dibilang 'is my midle name'. Dokpri
Meski tak berjodoh memiliki Pers ID,  membaca dan menulis,  kini bisa dibilang 'is my midle name'. Dokpri

Yang unik, dua sahabat terdekat lintas jaman,  sampai memesan cerita khusus tentang mereka. Yang satu,  teman mendaki gunung Rinjani, di tahun 2001. Tak banyak yang saya ingat. Selain di tulisan tentangnya,  unik di bagian saya mengingat dengan baik motif kemeja flanel yang ia kirimkan setelah pendakian. Saya justru lupa,  bagaimana ending dari kemeja flanel tersebut. 

Sahabat satunya,  bahkan setelah saya menuliskan satu episode kami berdua,  rasanya masih tak akan bosan saling menceritakan ulang episode tersebut. Ah,  kembali hati saya menghangat.  Betapa persahabatan yang tulus,  sungguh benar bisa abadi. Tak peduli, sebagai manusia,  masing-masing kami tentu melakukan kesalahan atau kekeliruan,  selalu kami kembali berteman. Alhamdulillah. 

Kutipan dari sastrawan besar Indonesia,  'Menulis adalah pekerjaan untuk keabadian'-- Pramoedya A.T., sangatlah benar.  Tak peduli, entah memenuhi tantangan menulis atau hanya menulis karena sedang ingin,  begitu banyak kisah hidup yang terabadikan. 


Tunggu. Saat menulis ini,  dari masjid terdekat rumah,  jemaah yang tadarus mulai selipkan kalimat tahmid,  dzikir dan takbir. Penanda sudah mendekati khatam. Penanda ramadan sudah ssemakin mendekat ke hari-hari terakhirnya.  Juga penanda, banyak muslim yang lirih panjatkan doa, semoga masih diberikan rezeki bertemu ramadan tahun depan. 

Mengapa rezeki?  Kelahiran,  jodoh dan ajal,  mutlak rahasia Allah SWT.  Sewajarnya hanya kepadaNya kita panjatkan kesempatan lebih panjang,  semata untuk bertobat. 

Lalu kita yang diberikan rezeki kemampuan menulis,  semoga pula dimampukan untuk selalu menjaga kemampuan ini di jalan-jalan kebaikan. Entah saat mengikuti tantangan menulis,  atau sekadar update status di sosmed. 

Kutipan dari tokoh publik lainnya,  kita kenal sebagai Mbak Nana, 'Temukan buku yang kamu cintai. Jatuh cintalah... '

Setiap keluar rumah,  mewajibkan diri sendiri untuk selalu membekal buku bacaan. Dokpri
Setiap keluar rumah,  mewajibkan diri sendiri untuk selalu membekal buku bacaan. Dokpri

Anda,  saya, kita,  mari sama-sama jatuh cinta pada buku-buku favorit kita,  penulis-penulis favorit,  kata-kata.  Semoga lalu bisa menjadi hobi. Hobi baru di saat ramadan. Jelang akhir di tantangan pertama (dimulai 23 Maret lalu),  serta memasuki pekan ke-3 di platform menulis Kompasiana,  saya menyadari:

Menulis itu membuat candu.  Ekstasi perasaan ketika berhasil selesaikan satu artikel, ternyata memberikan efek candu luar biasa. Menulis adalah tentang membahagiakan diri sendiri. 

Menulis itu terapi.  Proses memilih topik,  menyusun kata-kata dan memilih kalimat penutup yang tepat,  secara tak langsung membiasakan ketelitian,  kesabaran dan pembiasaan penerimaan ketak-sempurnaan diri sendiri. 

Menulis itu menggiurkan. Tidak melulu tentang materi. Jejaring lintas batas,  yang tersambung melalui tulisan-tulisan,  jauh lebih mahal dibandingkan batasan nilai apapun. 

Pada akhirnya,  hobi menulis di saat ramadan,  semoga pula menjadi hobi di bulan-bulan lainnya. Hobi seumur hidup kita. 

Mari bekerja untuk keabadian. 

*Selong,  11 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun