Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[KOLOMDonasi] Teladan Sifat Terbaik Rasulullah, Mari Berjuang Menjadi Manusia Serba Baik

13 April 2022   10:32 Diperbarui: 13 April 2022   10:59 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu dari Rumah Allah yang tak terhitung di bumi, pusat dan tempat kedamaian. Olahan pribadi di Canva

Rindu kami padamu ya Rasul, rindu yang tiada terperi - Lirik lagu Rindu Rasul, Bimbo

Mengapa rindu? Kan tidak pernah bertemu. Yang kita punya hanya kenangan dan kisah yang diulang terus menerus. Namun, bahkan hanya dengan rindu, tangisan kerinduan selalu saja gagal tertahan.

Kami rindu, ya Rasulullah. 

Berabad jarak darimu ya Rasul, seakan dikau di sini - Lirik lagu Rindu Rasul, Bimbo

Bentang tahun sekian ratus angka, betapa akan indahnya dunia jika engkau di sini. Mungkin masih akan ada perang. Tapi perang kita, nyata mengibarkan panji-panji Islam. Pembelaan yang diganjar kematian akan terasa ringan. Kami ingin menjadi Masitah. Kami ingin menjadi Bilal. Kami ingin menjadi yang terdepan membelamu dan membela Islam.

Tapi, ketika kami lemah hati dengan kelompok yang munafik, berada dekatmu membuat kami bisa tenang memilah dan meyakini hanya pada yang benar.

Kini, tali terkuat yang bisa kami pegang, Al Qur'an dan Hadist. Al Qur'an telah dijagai sendiri oleh pemilik 99 Asma'ul Husna. Ya Rasulullah, bantu kami menjagai keteladan sifat-sifat terbaikmu yang tersimpan abadi di dalam hadist-hadist tentangmu. Yang sahih, yang bersih dari pembelokan-pembelokan. 

Cinta ikhlasmu pada manusia, bagai cahaya surga - Lirik lagu Rindu Rasul, Bimbo

Cahaya surga nan cemerlang. Bagaimana engkau rela bolak-balik memohon pada Allah SWT, sampai pada hitungan terakhir, 17 rakaat shalat wajib. Sebulan penuh wajib berpuasa di Ramadan yang suci. Lalu kewajiban haji, hanya bagi yang mampu. Sebagian dari kewajiban yang masih juga membuatmu menangis, ya Rasulullah, seperti yang kami baca dan dengar dari banyak kisah. 

"Umatku, umatku, umatku". Igaumu, dalam demam dan kesakitan. Ya Rasul, masihkah boleh kami berharap, suatu hari nanti, akan ada pemimpin negeri dan agama kami yang sepertimu. 

Sekarang ini, banyak hati dan kepala yang sibuk panas tentang saudaranya yang lain. Tak pernah bisa benar tampaknya sikap dan laku. Ke kanan dibilangnya sok suci. Ke kiri, dicapnya begitu begini. 

Cahaya surga nan cemerlang. Jika saja semakin banyak yang sibuk memikirkan kebaikan, keringanan dan ke serba-mudah-an bagi saudaranya yang lain. Sibuk berpikir, sudahkah aku tak menjadi beban masalah saudaraku?

Dapatkah kami membalas jasamu, secara bersahaja - Lirik lagu Rindu Rasul, Bimbo

"Allaahumma sholli alaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa'alaa aalihi wasallim." 

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad yang tiada dapat membaca dan menulis (Ummy) dan semoga keselamatan tercurah kepada segenap keluarganya".

Apa ada yang merasa sama? Mampukah berhitung telah berapa kali bersholawat Nabi? Tetap saja rasanya tak cukup. Saat menuliskan ini, mungkin perasaan tak pernah cukup berterima kasih inilah, yang menjadi alasan dari tangis haru kita. Ketika ditanyai; "Jika saja kamu bertemu Rasulullah, apa yang akan kamu lakukan"?

Rasa berterima kasih yang terasa tak bisa cukup, semoga menggerakkan kita semakin berserah diri. Semakin tawadhu', qanaah serta istiqomah. 

Tawadhu', saat kita mampu selalu rendah hati, jauh dari rasa sombong. 

Qanaah, saat kita rela menerima, selalu  merasa cukup atas hasil yang telah kita usahakan. Selanjutnya, kita mampu pula menjauhkan diri dari dari rasa tidak puas dan perasaan kurang. Di setiap ikhtiar, apapun hasilnya, semata adalah kehendak Allah .

Istiqomah, kita menjadi berteguh hati, kuat pendirian, kita akan lebih sibuk berbuat baik. Meski jika karena sejatinya kita manusia, kita harus tetap berjuang meredam kekurangan-kekurangan, sisi-sisi negatif, perasaan emosional yang tak baik. Kita manusia, tentu tak bisa selalu baik-baik saja. Tapi, ketika kita sedang tak baik, kita berjuang untuk hanya bersandar pada Allah dan rasul-Nya - Muhammad SAW.

Sifat-sifat yang kemudian 'mengawal' kita untuk hanya sibuk melakukan ke-serba-baikan. Lalu, semoga kita diberkahi rezeki, menjadi umat yang dikumpulkan bersama yang kita cintai dan rindui, Rasulullah SAW. Aamiin, aamiin, ya Robbul aamiin.

*Selong, 13 April 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun