Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

[Seri MotoGP Mandalika] Penonton Pemburu Senang dan Penyelamat Tiket Hangus

18 Maret 2022   14:36 Diperbarui: 20 Maret 2022   08:05 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Yohana diajakin ngobrol Pak Yani, polisi petugas jaga yang kebetulan tetangga dan teman masa kecil saya. Dokpri

Fan berat MotoGP yang mengaku pembeli kesenangan, bahkan rela bolak balik Lombok Timur-Mandalika selama tiga hari. Ia terlalu sayang keluarga. Demi hobi beratnya, jarak tempuh sekitar 5 jam berkendara tak jadi masalah, agar tetap bisa beristirahat bersama keluarga.

Ibu Yohana yang berumur 79 tahun, baru seminggu datang ke Kota Selong, ibukota kabupaten Lombok Timur (Lotim). Keponakan yang ia kunjungi mendadak sakit, jadilah tiket MotoGP tak bisa dipakai. Ibu yang ringan membagikan resep sehatnya ini, menyambar kesempatan dan langsung berangkat.

Resep sehat ibu Yohana, setiap hari meminum segelas jus buah, kecuali buah nanas. "Harus rutin ya, jangan sampai loncat-loncat. Tips lainnya, banyak makan ikan laut. Pendek kata, empat sehat lima sempurna".

Foto bareng. Baru sadar, di foto ini hanya ada saya, Elyana, Soraya dan ibunya. Dokpri
Foto bareng. Baru sadar, di foto ini hanya ada saya, Elyana, Soraya dan ibunya. Dokpri

Sudah pukul setengah sembilan, dua penonton yang menunggu feeder bus gratis datang lagi. Seorang ibu guru, ditemani putrinya yang ketiga. Ibu guru ini terpaksa minta ijin agar bisa menonton hari pertama MotoGP Mandalika Lombok.

Pasangan ibu dan anak ini, menonton hanya untuk melihat langsung, balap motor yang selama ini hanya ditonton di tv.

Sang ibu, minta izin di sekolah "Saya ada kegiatan penting dan mendadak". Hmmm. Semoga tulisan saya ini tidak sampai dibawa pihak sekolah tempat beliau mengajar :D

Catatan Khusus Feeder Bus Dishub

Jarak kantor Dinas Perhubungan (Dishub) dari rumah saya sekitar 5km dan ruas jalan raya aspalnya pun sebenarnya lurus rus rus. Alhamdulillah, saya masih dipayungi payung cantiknya Dewi Fortuna. Adik ipar saya melintas, usai drop putranya yang bersekolah di dekat rumah. 

Uang lima ribu rupiah bekal ongkos bemo kota, selamat. Praktis, biaya yang baru saya keluarkan di awal perjalanan hari pertama MotoGP Mandalika Lombok, lima ribu untuk 10 pisang goreng hangat dan 7 ribu dari Indomi goreng--comfort food biar gak jajan di hotel apung (eh :D).

Tiket festival termurah ini pun, saya dapatkan gratis, karena dibayark seorang klien yang sering membeli tulisan saya.

Jadi, praktis, sampai tulisan ini tayang, dana pribadi saya yang keluar masih kurang dari 20 ribu rupiah. Alhamdulillah, Jumat Berkah beneran yak :D

Selfie dong, di bus yang disetiri Pak Hairul dari Blitar. Dokpri
Selfie dong, di bus yang disetiri Pak Hairul dari Blitar. Dokpri
Ternyata, pos shuttle di halaman kantor Dishub Lotim ini disiapkan dengan serius. Taman bunga kecil, set meja khusus di ruangan tersendiri dan 2 ruangan kosong beratap terop. Total ada tiga ruang. 

Rezeki berikutnya, tim petugas polisi yang sedang berjaga, salah seorangnya adalah tetangga saya! Jadilah menunggu bus dari pelabuhan laut Kayangan padat dengan obrolan ini dan itu. Bahkan, saya sempat pula ditraktir segelas jamu kunir asam :D

Selama menunggu, akhirnya total ada 6 orang penonton yang naik di bis yang pertama datang. Sejak berangkat dari rumah, saya hanya perlu menunggu sekitar 1.5 jam saja. Sebagai kloter pertama, kami berfoto dengan sebagian petugas jaga di shuttle ini.

Sebelum makin asyik cerita, berikut contekan 3 shuttle utama layanan feeder bus gratis dishub di point pelabuhan laut Kayangan dan The Mandalika pp.

Pertama, di pelabuhan laut Kayangan. Untuk ini, saya pinjam fotonya Elyana, teman baru kenalan di atas bus.

Kedua, pos di halaman kantor Dishub Lotim. Tenang, di sini masih bisa memesan kopi, karena lokasinya memang di samping terminal kabupaten

Ketiga, shuttle di lapangan samping Polsek Keruak Lotim, atau persis di depan RSUD Keruak. Sayangnya, pos ini terkesan seadanya. Dua tenda putih tertutup beberapa lapak pinggir jalan dan pepohonan di sisi luar lapangan.

Entah karena keasyikan ngobrol dengan pak sopir yang datang dari Blitar, pos di shuttle ini benar-benar terlewat. InshaAllah besok tidak akan terulang, karena Pak Hairul pastinya sudah saling berkabar dengan rekan-rekan drivernya.

Ibu Yohana diajakin ngobrol Pak Yani, polisi petugas jaga yang kebetulan tetangga dan teman masa kecil saya. Dokpri
Ibu Yohana diajakin ngobrol Pak Yani, polisi petugas jaga yang kebetulan tetangga dan teman masa kecil saya. Dokpri
Catatan Di Area Parkir Timur

Saat melintas di by pass Mandalika yang baru, trafik tampak lengang. Tampaknya trafik padat baru saja usai. Namun, mendekat ke bundaran Songgong yang baru, titik-titik penjagaan tampak padat.

Di sini, pak sopir sudah harus membuka jendela, menjawab pertanyaan petugas ini dan itu. Nah, feeder bus, ternyata harus parkir di tanah lapang yang paling timur.

Di sini, kami turun dan berganti ke bus besar, yang akan menurunkan ulang di area khusus yang bertuliskan tanda besar 'PT-Parkir Timur'. Di area inilah, satu tenda megah didirikan yang ternyata berisi lapak-lapak UMKM.

Saya belum sempat ekplor, karena harus selesaikan target menukar tiket menjadi wristband. Alhamdulillah, antrian penukaran tiket di sini sangat lengang. Saya hanya menunggu seorang saja dan tak lama langsung dapatkan wristband warna biru.

Wristband saya pun akhirnya aman juga. Dokpri
Wristband saya pun akhirnya aman juga. Dokpri
Hampir terlewat. Hari ini saya solo trip, jadi merasa berkewajiban membantu Bu Yohana juga berhasil dapatkan wristbandnya.

Alhamdulillah, walau tidak membekal HP pintar dan praktis tak bisa instal apps Peduli Lindungi, ibu yang super sehat ini dengan girang menunjukkan tangannya sudah aman terlilit.

Sayangnya, tiket saya buat hari Sabtu besok. Saya hanya bisa berdoa, Bu Yohana sukses menonton semua jadwal di hari ini dan pulang kembali dengan aman sampai ke Selong.

Ah ia, lupa kisahkan. Orientasi saya membeli tiket, sebenarnya bukan untuk menonton MotoGP. Yang ingin saya dapatkan, pengalaman pribadi mendapatkan serta merasakan sendiri perjalanan dengan transport feeder bus gratis dan menginap gratis pula di hotel apung KM Kelud.

Maaf, cerita khusus KM Kelud, saya tuliskan di artikel selanjutnya yak. Salam siang dari 'kamar' 249 di Dek 5 KM Kelud, pelabuhan laut Gili Mas, Lombok Barat. Total perjalanan saya hari ini, mulai dari sisi timur Lombok, tengah dan istirahat di laut sisi barat daya.

Bagi Kompasianer yang menonton MotoGP, selamat datang di Lombok dan enjoy!

*KM Kelud, Gili Mas Lobar, 18 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun