Pertama, paket wisata menanam pohon. Paket wisata ini cenderung popular di kawasan-kawasan konservasi. Bisa mewujudkan di KEK Mandalika, akan menjadi satu tonggak kepedulian lingkungan yang penting. Kami di Lombok, masih banyak menyimpan shock mendalam atas banjir bandang di awal tahun ini, di Kuta Mandalika -- nama sebelumnya. Kasus yang diharapkan tak berulang, karena jalur-jalur air  semakin massif dibangun dan mulai terlihat berfungsi di sana sini.
Jadi, menyelipkan 2 sampai 3 jam aktifitas menanam pohon, menamai pohon tersebut dengan nama wisatawan itu sendiri, akan mengundang mereka untuk kembali berkunjung ke Mandalika Lombok. Mungkin dengan mengajak keluarga lainnya, menanam pohon juga, lalu cerita kunjungan berulang, terputar kembali. Satu orang wisatawan, telah menjadi pelaku aktif wisata berkelanjutan. Hanya demi melihat apakah pohon yang ditanamnya sungguh telah tumbuh dengan baik. Pelibatan aktif masyarakat setempat, di satu sisi memberdayakan mereka secara ekonomi, di sisi lainnya juga menularkan 'virus' cinta lingkungan yang lebih segmented sekaligus bertarget masa panjang.
Kelompok masyarakat setempat, wisatawan penanam pohon, bisa menjadi embrio dari barisan besar penanam, perawat, serta penjaga ratusan jenis pohon. KEK Mandalika menjadi titik awal, Desa Sengkol dan desa-desa sekitarnya lantas bisa bergerak pula menjadi satu kawasan peyangga biosfer.
Kedua, membudayakan perilaku membuang sampah pada tempatnya. Hexahelix kepariwisataan NTB secara umum, DSP Mandalika secara khusus, saya yakin telah melakukan sejuta satu cara terkait pengelolaan sampah. Ujian terberatnya, banyak dari kami yang warga asli Lombok, sangat suka membuang sampah persis di tempat manapun kami berdiri. Presisi, persis di antara dua kaki.
Sebagian yang telah mampu memiliki kebiasaan baik mengelola sampah, apalagi sampah plastik, sekelompok kecil masyarakat di beragam komunitas. Paling sering ya komunitas pencinta lingkungan. Di satu sisi, sebenarnya, bak-bak sampah raksasa (bandingkan dengan standar bak sampah di hotel, misalnya) telah disediakan di spot-spot publik di KEK Mandalika. Jadi, ayo dong. Kalau memang sedang punya sampah yang harus dibuang, lihat dulu ke sekitar, cari tempat sampah, berjalanlah sebentar lalu buang ke tempat sampah. Belum ketemu bak sampah? Simpan dulu sebentaaarr saja di kantong Anda, lalu nanti buang di tempatnya saat sudah ketemu bak sampah.
Cagar Biosfer Rinjani dan Wisata Berkelanjutan Mandalika
Rujukan di web PIKA KASDAE, cagar biosfer di Lombok berada di Rinjani, satu dari 3 cagar biosfer di Indonesia, dari total 24 cagar biosfer baru dunia yang ditetapkan melalui The 30th International Coordinating Council of the Man and the Biosphere Programme, diselenggarakan UNESCO di Palembang, (23 s.d.28 Juli, 2018).
Kawasan TN Gunung Rinjani yang terletak di Pulau Lombok merupakan daerah bergunung-gunung dengan ketinggian antara 500-3.726 m dpl. Daya tarik utamanya adalah pendakian puncak Gunung Rinjani, Danau Segara Anak serta Desa Adat Senaru dan Air Terjunnya.Â