TNGR Rinjani
Dulu, pendaki bisa nge-camp sampai sebulan di Danau Segara Anak. Cukup berbekal beras dan garam, bahan segar sambal yang tumbuh subur dan ikan air tawar di danau yang siap jadi lauk, sangat cukup jadi modal survive para pendaki anti-mainstream ini. Sekarang? TNGR Â telah menegakkan aturan pendakian hanya boleh 3D2N. Aturan ini hanya menyempatkan para pendaki berada di Gunung Rinjani dalam waktu terbatas. Satu keharusan, mencegah kerusakan lahan dan secara umum menjaga kawasan Rinjani sebagai titik biosfer Lombok yang lestari selama mungkin.
Upaya Menjadikan Mandalika Lombok Cagar Biosfer Dunia
Saat ini, Mandalika sedang bersiap dengan event skala dunia berikutnya. WSBK (World Superbike) 2021, yang akan mulai digelar besok. Jumat sampai Minggu, 19, 20 dan 21 Nopember 2021. Pembangunan massif terus berlangsung. Total 1.035,67 hektar lahan yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia ini, masih belum berhenti dari rupa-rupa polesan.
Syukurlah. Di beberapa sudut, misalnya kompleks Masjid Nurul Bilad, tampak rindang di sana-sini dan menjadi AC alami yang menyegarkan. Meski tentu saja mustahil mendapatkan kesegaran seperti di Benang Kelambu atau Torean Rinjani. Namun, lambaian daun kelapa hijau, tampak segar meski berlatar beragam mesin dan kendaraan besi yang tengah sibuk. Baik di dalam kawasan Pertamina Mandalika International Street Circuit.
Di titik inilah, wisata berkelanjutan (Sustainable Tourism) bisa dilakukan. Ideal dan dalam masa yang panjang, semoga bisa mewujudkan Lombok sebagai Cagar Biosfer Dunia. Minimal, menjadi kawasan penyangga biosfer, serta satu spot sirkuit yang anti-mainstream. Panas di dalam sirkuit balapnya, namun berlatar bentang hijau perbukitan di sekelilingnya, serta laut dan langit biru dengan udara khas Samudera Hindia.
Wisata Berkelanjutan Mandalika, Spot Penyangga Cagar Biosfer Rinjani
Hanya ada dua point utama, yang menurut saya bisa dianggap sebagai langkah awal Mandalika  menjadi satu kawasan penyangga Cagar Biosfer Rinjani.