Alhamdulillah. Â Lebaran tahun ini relatif berbarengan di banyak golongan. Meski dibayangi drama salah masak Opor Ayam dan Sambal Goreng Hari sehari kemarin, ya sudahlah.Â
Suasana takbiran, sudah memenuhi sejak sore tadi. Persis usai sholat berjemaah Ashar, masjid terdekat di rumah mengumumkan 'brief' Sholat Iedul Fitri besok pagi.
Masih di tengah pandemi, besok tak dibolehkan membawa anak-anak di bawah umur 12 tahun. Masker wajib dipakai. Jarak aman antar jemaah sholat, minimal 1 meter. Tak ada bersalaman.Â
Hiks, jadi kembali teringat. Semalam, banyak jemaah yang tak mampu menahan sedih. Situasi yang di'komando'i imam masjid. Beliau memimpin doa syafaat, agar semua jemaah yang semalam hadir, disempatkan beroleh rezeki kembali bertemu Ramadan. 365 hari ke depan.Â
Di beberapa larik doa, beliau tak mampu menahan isak. Getar suara memandu doa, seolah menjadi pelantang dari banyaknya hati-hati sesak lainnya. Sesak hati atas harapan -- Semoga kita semua, masih mampu bersabar dan tabah dalam serba keterbatasan saat ini. Aamiin.
Silaturahmi di Masa Pandemi Tertolong Teknologi
Kalau dipikir-pikir, semua memang sudah pada porsinya, pas sesuai garis keputusan Tuhan. Di luar diskusi super kompleks tentang pandemi, rasanya koq ya pas kita didatangi pandemi, kita sedang dimanjakan teknologi digital. Waktu-waktu yang lebih sering dihabiskan di rumah, tidak membosankan. Banyak hal yang bisa dilakukan secara online, berkat kehadiran teknologi digital.
Salah satu contoh kisah. Jika merunut di pohon keluarga saya pribadi, ada sekitar 5 generasi yang merasakan langsung manfaat teknologi.Â
Smartphone yang di awal lahirnya, berharga di kisaran 12 sampai 14 juta lebih, kini bisa dipakai hampir semua kalangan masyarakat. Pulsa yang dulu sempat hanya mampu dibeli para bos, sekarang terbeli di harga 5 ribu rupiah.Â
Kembali ke pohon keluarga, Mbah Mertua Putri saya masih sehat. Cucu buyut terbesarnya adalah putri sulung saya yang sedang berusia 17 tahun. Empat generasi, yang masih menjaga kisah tentang 5 sampai 6 generasi keluarga. Saya pribadi, selalu senang mendengarkan ulang satu kisah istimewa. Mbah mertua putri di Semarang, memangku sendiri ibunya saat meninggal. Almarhumah Mbah buyut putri saya. Kematian yang indah. Tanpa sakit dan dalam pelukan salah seorang anak kandungnya. Di keluarga besar saya di Lombok, cerita yang mirip, dikisahkan di garis keluarga ibu.Â
Kini, kisah-kisah tersebut teredam dulu. Sesekali saya kisahkan ulang saat kami bercengkerama. Hanya berempat. Dulu, sebelum pandemi, biasanya berkumpul 4 sampai 6 keluarga. Ramai. Anak-anak berkumpul sendiri. Para orang tua, saling berbagi kisah, saling mengingatkan, saling bertanya kisah anak-anak, dan saling mendoakan.
Silaturahmi kita sudah pernah virtual di tahun lalu. Di tahun ini, mari kembali mengulangnya. Tua muda, kaya miskin, kini bisa melakukannya. Berkat teknologi, berkat harga-harga smartphone sampai koneksi internet terjangkau, kita bisa kembali mencukupkan diri bersilaturahmi virtual. Di tahun lalu kita sudah bisa. Di tahun ini, insha Allah kita mulai terbiasa.
Sampaikan Silaturahmi Hangat Melalui Hampers Lebaran
Iyap, paket hadiah Lebaran yang dulu disebut Parcel, sekarang femes disebut Hampers. Entahlah bedanya dimana. Ada yang bilang, kalau Parcel, isinya terlihat jelas. Kalau Hampers, nggak. Apa sekalian bisa dibilang, Hampers itu pake besek atau kotak tertutup. Parcel yang dibungkus plastik transparan dan isi paketnya terlihat jelas? Wis ah mbuh .. ^^
Atau kalau pun misalnya terasa berlebihan, minimal mengurangi kontak fisik. Juga bisa pula dengan segera mencuci tangan menggunakan sabun, di bawah air mengalir. Upaya memastikan resiko rendah tertular virus Covid-19.
Nah, saling bertegu sapa virtual sudah. Saling berkirim hampers pun sudah. Sisanya, saling mendoakan. Agar kita semua sama-sama kuat. Masih menyandarkan pada sabar, sholat dan kebiasaan-kebiasaan sehat yang baru. Benar kita semua akan mati. Namun, jika masih ada jalan untuk dijemput ajal tanpa ketumpangan Corona, yuk mari kita memilih jalan tersebut.
Sedikit penutup, ijinkan saya kembali berucap, 'Selamat Merayakan Hari Raya Iedul Fitri 1442 Hijriah - Mohon Maaf Lahir dan Bathin'. Kekurangan, kesalahan sengaja pun tidak, kekurangan, semata dari sisi manusia saya. Kebenaran, mutlak dari Allah SWT. Barakallah
*Selong 14 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H