Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Akhirnya Bertemu Saparwantu di Sasak Resto

29 April 2019   14:47 Diperbarui: 29 April 2019   15:10 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Staf Sasak Resto akan kenakan Dodot dan Lambung, busana khas Sasak Lombok, di setiap hari Sabtu dan Minggu. Dokumen Pribadi

Kembali ke Ragi Beleq, setelah dihaluskan, bumbu kemudian digoreng sampai cukup kering. Bumbu ini bisa tahan disimpan lama. Namun, khusus di Sasak Resto, Ibu Beti membuat Ragi Beleq setiap dua hari sekali. Menurutnya, bumbu yang baru diolah, lebih bisa menghasilkan cita rasa masakan lebih lezat.

Bumbu Ragi Beleq digunakan hampir di semua jenis menu Sasak Resto. Ebatan, Sate Pusut, Gulai Lemak, Sayur Ares, Ikan Bakar, juga olahan ayam dan daging sapi.

Pemandangan serba alami di Sasak Resto
Lupakan sejenak bangunan berbatu marmer atau tembok bercat ala kota besar. Di Sasak Resto, Anda akan dimanjakan pemandangan serba alami. Segera setelah memasuki gerbang utama, satu bangunan besar dengan tiang-tiang bamboo dan atap ilalang, bisa menjadi pilihan awal Anda. Namun, tentu saya akan lebih menyarankan memilih satu berugaq di ujung terdalam restoran ini.

Putri sulung saya meminta beragam pose, di spot swafoto Sasak Resto. Dokumentasi Pribadi
Putri sulung saya meminta beragam pose, di spot swafoto Sasak Resto. Dokumentasi Pribadi
Keluarga besar pak Busairi, dari kota Mataram, sengaja makan siang bersama di Sasak Resto, Mereka ingin menikmati suasana serba bambu di resto ini. Dokumentasi Pribadi
Keluarga besar pak Busairi, dari kota Mataram, sengaja makan siang bersama di Sasak Resto, Mereka ingin menikmati suasana serba bambu di resto ini. Dokumentasi Pribadi
Selasar utama makin kental tonjolkan eksterior serba bamboo. Millenials akan sulit menampik godaan swafoto di spot ini. Lampu-lampu hias berbentuk kurungan ayam mini, diapit berugaq-berugaq di sisi kanan dan kiri. Beberapa pohon kelor, tumbuh subur dan sekaligus menjadi pagar hidup. Tentu juga memastikan, sayur Kelor di Sasak Resto, segar dan organik. Ya itu tadi, pohon-pohonnya sendiri tersedia langsung di kompleks resto.

Ah ia, karena konsisten sejak awal menerapkan layanan berbasis pariwisata halal, terdapat pula satu musholla besar. Lokasinya bersebelahan dengan ruangan meeting. Musholla yang juga gunakan serba bamboo dan ilalang ini, bisa menampung sekaligus 15 orang. Jadi, tak hanya sediakan lengkap paket menu khas Sasak Lombok, Sasak Resto juga sediakan ruangan ibadah muslim.

Musholla di Sasak Resto. Penanda sederhana, kuatnya layanan berbasis halal diterapkan di spot ini. Dokumentasi Pribadi
Musholla di Sasak Resto. Penanda sederhana, kuatnya layanan berbasis halal diterapkan di spot ini. Dokumentasi Pribadi
"Kami masih sedang menunggu selesainya proses sertifikasi status halal. Nantinya, sertifikat ini akan kami pajang di meja kasir di depan. Jadi, pelanggan resto atau calon tamu, bisa semakin tenang dan nyaman bersantap di tempat kami," demikian urai Lalu Puguh Mulawarman, pengelola Sasak Resto.

Sayang sekali, saya abai memotret si saparwantu. Di kota Selong sekali pun, saya harus blusukan, mencari dan mendapatkan bumbu ini dalam bentuk asli (belum dihaluskan). Ibu saya sekarang lebih memilih membeli jadi racikan Ragi Beleq. Satu kemasan plastik kecil, dihargai seribu rupiah dan bisa digunakan untuk tiga kali memasak, setara porsi untuk empat orang dewasa.

Segera saya dapatkan foro saparwantu, akan saya update di tulisan ini.

*Selong 29 April 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun