Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Akhirnya Bertemu Saparwantu di Sasak Resto

29 April 2019   14:47 Diperbarui: 29 April 2019   15:10 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Staf Sasak Resto akan kenakan Dodot dan Lambung, busana khas Sasak Lombok, di setiap hari Sabtu dan Minggu. Dokumen Pribadi

Di kota Mataram, Lombok, ketersediaan restoran-restoran semakin lengkap. Sebagai bagian dari amenitas, keberadaan mereka melengkapi dasar 3 A (Atraksi, Amenitas dan Akses) satu destinasi wisata. Saat ini, Lombok terus menerus mengoptimalkan setiap unsur dari dasar penting ini.

Salah satu yang bisa menjadi rujukan khusus, Sasak Resto. Restoran berkonsep lesehan ini, berada di ruas Jalan Dakota, daerah Rembiga (baca: Rembige). Iyap, Rembiga satu kawasan kuliner khas khusus yang berada di jantung kota Mataram. Tepatnya, di sisi timur kompleks Bandara Lama Rembiga. Rasanya tak ada yang tak kenal sate Rembiga. Seorang Shireen Sungkar pun mulai jatuh cinta pada kuliner satu ini, yang dia ungkapkan di event IYES Lombok 2019 di akhir Maret lalu.

Nah, lantas, kuliner apa yang bisa kita nikmati di Sasak Resto?

Paket Teruna dan Dedare Sasak Resto
Pemilihan nama Sasak Resto, juga kemudian diikuti dengan menerapkan nama-nama khas Sasak Lombok, hampir di semua sisi layanannya. Yang paling utama, hampir 80% menu yang disajikan adalah menu-menu khas kuliner Sasak. Sasak sendiri adalah nama suku terbesar yang mendiami pulau Lombok.

Di sekian banyak pilihan jenis lauk, misalnya ikan bakar, telur goreng, olahan ayam dan daging sapi, cara pengolahan, nama resep dan penyajian khas Sasak Lombok. Tentu saja masih tersedia Ayam Taliwang. Namun, untuk Anda yang ingin mencoba kuliner khas Lombok selain  kuliner ikonik ini, ada ikan bakar Ragi Beleq (Ragi Beleq: Bumbu Besar, penyebutan untuk bumbu rempah yang lengkap, khas Sasak Lombok).

Mencicipi Ebatan, urap khas Lombok nan gurih karena disiram kuah santan kental dengan Ragi Beleq. Dokumentasi Pribadi
Mencicipi Ebatan, urap khas Lombok nan gurih karena disiram kuah santan kental dengan Ragi Beleq. Dokumentasi Pribadi
Yumm. Taburan bawang goreng yang banyak semakin membuat gurih seporsi Ebatan di Sasak Resto. Dokumentasi Pribadi
Yumm. Taburan bawang goreng yang banyak semakin membuat gurih seporsi Ebatan di Sasak Resto. Dokumentasi Pribadi
Resep-resep ini kemudian disajikan pula dalam satu paket khusus. Salah satunya, Paket Teruna dan Dedare. Teruna, penyebutan untuk cowok Sasak Lombok dan Dedare untuk cewek. Nah, jadi, paket menu ini khusus untuk kamu yang bersantap berdua saja.

Ibu Beti, chef di Sasak Resto, mengisahkan ia harus berburu banyak jenis bumbu ke pasar Kopang. Kopang sendiri adalah satu desa di Lombok Tengah, dikenal memiliki banyak kuliner lezat. Di pasar tradisional Kopang inilah, Ibu Beti harus berkunjung setiap tiga minggu untuk restock terasi. Juga beberapa jenis bumbu khusus untuk Ragi Beleq. Selain chef utama, Ibu Beti, Sasak Resto juga dikawal tiga orang koki. 

Nah, Ragi Beleq ini bahan dasarnya dari apa saja?

Kenali Ragi Beleq Sasak Lombok Yuk
Hasil bertanya ulang ke ibu saya yang asli Sasak dan pernah melayani jasa catering saat saya masih SMP dulu, berikut beberapa bahan dasar bumbu khusus ini.

Ragi Beleq menggunakan empat jenis bumbu rimpang. Kunyit, Jahe, Laos dan sereh. Berikutnya, beberapa macam rempah. Ketumbar, merica, cabe tandan (saya belum temukan kata padanan pas di bahasa Indonesia atau Jawa), jinten, kapulaga, cengkeh, kayu manis, cabai merah besar kering, kemiri. Lalu, bahan dasar bumbu putih, yaitu bawang merah dan bawang putih. Satu jenis bumbu yang belum pernah saya temukan selama tinggal di Semarang sekitar 10 tahun, bernama Saparwantu. Bentuknya mirip piring terbang (ufo). Kering, bulat dan ada semacam duri di permukaannya. Itu pula saya memilih menyebutnya sebagai bumbu piring terbang.

Jika 10 sampai 15 belas tahun lalu, semua bahan dasar di atas dihaluskan manual. Untuk memastikan bumbu benar-benar halus, seringkali menguleknya harus menggunakan cobek batu diameter lebih dari 50 cm. Minimal, menggunakan lesung batu. Kini, semua proses manual ini hanya tinggal cerita. Berbagai produk elektronik rumah tangga, sudah jauh lebih memudahkan proses ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun