Perempuan abu-abu. Sebutan yang memangkas waktu perkenalanmu yang terjadwal lima menit. Kamu tertawa ringan. Tampaknya mulai terbiasa.
“Baiklah, kisah pertama dari Mexuar, kita lanjutkan ke Serallo dan terakhir Harem. Lima menit kesempatan bertanya di masing-masing lokasi dan kesempatan berfoto sepuasnya.”
“Bolehkah aku menjadikanmu objek foto utamaku? Tak ada pertanyaan untuk setiap ruangan. Proyek fotoku, Grey Girl of Alhambra. Tak ada wajah dan nama pasti. Sisanya fiksi. Objek utamaku, outfitmu yang selalu serba abu..”
Kamu mematung. Aku yakini sebagai efek kejut sesaat, dapatkan permintaan khusus begitu rupa di keseharianmu menjadi guide wisata kastil merah terkenal ini.
“40% profit untukmu. Aku harap kau punya akun paypal. Jika tak ada, kuminta foto IDmu untukku bisa kirimi dana via Western Union.”
“Aku punya paypal. Well, tak masalah. Tapi, 10 pose di setiap lokasi. Jadi, mohon berikan arahan jelas, pose yang Anda inginkan. Hari ini saya masih harus temani lima rombongan wisata lagi.”
Gadis cerdas. Tak salah semua agen wisata merekomendasikanmu sebagai guide kastil megah ini. Tak terasa kita sudah tiba di Patio De Las Leones. Memastikan sejenak angle terbaik, dua pose cukup. Aku merasa didukung semesta, meski tetap abu-abu, aksen merah darah sesekali mengintip saat rokmu tersibak.
“Lima pose terakhir kuminta di deretan pinus di luar kastil.”
Wajahmu meragu.
“Tak masalah. Satu yang kuminta, simpan pertanyaan apa pun sekembalimu dari sini. Jika aku bisa pegang janjimu, permintaan terakhirmu aku turuti.”
Berlomba di waktu tersisa, kupastikan kau dapat pegang janjiku. Tak ada pertanyaan. Satu pun. Tepat di detik terakhir menit ke-45, aku dan kau berbalas Namaste. Guide muslim di kastil megah Spanyol yang indah.