Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Bulan Kemanusiaan RTC] Pelangi Tak Memilih Warnanya

27 Juli 2016   18:35 Diperbarui: 27 Juli 2016   18:54 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kusandarkan carut marut pikir di rupa-rupa warna pelangi
Padanya kutitip setiap kusut pikir

Dengan putih --sumber warna pelangi, kuyakini Tuhan hadir di setiap kesusahan hidupku
Melalui biru, rancak bahagiaku kuharap memercik
Penuhi langit dan angkasa, pun segenap batas pandang

Pelangi kini sepenuh ruang hati dan otakku
Berpendar di sela pilar-pilar selasar Karyadi

Ketika merah, terasa basah di setiap poriku
Pisau bedah akan sentuh kulit bayiku
Vonis ektremitas tungkai, lingkar kaki kanannya dua kali lebih besar tungkai kiri

Pada nila, mengerucut setiap nadiku
Bayiku merangkak, berbicara, kemudian berjalan seperti bayi lainnya
Sungguhkah pisau bedah harus koyak kulit halusnya?

Pelangi membungkus tubuhku
Ketika sekali waktu saat kembali jejaki selasar Karyadi
Bayi lain dengan hidrocefalus dipeluk mesra neneknya, dibalut selimut pink dan pakaian bayi wangi di warna senada

Terima kasih wahai kuning
Di selasar saksi beribu jenis penyakit ini, keceriaanmu tak pernah jenak
Kami para ibu berpacu berikan cinta, tak pernah mengalah pada keluh atas rupa-rupa sakit

Jingga, hijau, biru dan ungu, wahai pelangi cantik
Rupa-rupa rasaku mengetuk pintu poli anak, poli ortopedia dan poli bedah. Berganti-ganti. Berulang-ulang.
Kembali ia putih, ketika vonis final bagi bayiku berujung "Bayi bapak dan ibu sehat. Tak perlu operasi. Tungkainya yang berbeda, anggap saja hadiah Tuhan"

*Selong 27 Juli

Olah diksi ini meramaikan Event Bulan Kemanusiaan RTC di Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun