[caption caption="DokPri: Kembang Kertas dari halaman rumah ibu."][/caption]
Baiq yakin, usahanya mempertemukan orang-orang terdekat yang sangat disayanginya akan berbuah manis. Benarkah?
(Epilog Aluy 26)
Aku akan telpon kak Putri nanti malam. Maaf, hari ini aku masih ada sidang klien.
SMS pendek dari nomor pribadi Ranti masuk selepas selesai siapkan sarapan. Sepanjang hari tak ada janji penting lainnya, habiskan waktu di toko buku dan sambil lalu melihat-lihat buku berpenjualan terbaik rasanya penting untuk perkembangan fiksi terbaruku. Atau buku-buku terbaru, demi update resensi. Menyetir sendiri, tak ada playlist yang cukup nyaman bagiku, otakku masih penuh. Tanpa kehadiran bapak lagi, ibu akan tahu, dua putrinya selalu bisa hangatkan hidupnya. Kehangatan yang lebih banyak lagi, dari orang tua mas Bagas dan orang tua Aluy.
***
“Hai, maaf baru kutelpon sekarang. Tak terlalu malam kah?”
“Hai. Ndak lah. Ini aku masih ngopi di teras atas. Ada buku yang harus kuselesaikan baca.”
“Aku terima undangan kak Putri dengan senang hati. Plus, tiga hari pertama puasa nanti aku tak kan buat janji dulu dengan yang lain. Mastiin aku benar-benar bisa hadir.”
“Alhamdulillah. Sudah aja aku mau nyulik paksa kalian kalau sampai nolak…”
“Diculik kak Putri? Mau pake banget lah…”