Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Minus 3 Hari Jelang Festival Tambora 2016, Lakukan Ini!

7 April 2016   18:54 Diperbarui: 7 April 2016   20:56 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="DokPri: Teluk Saleh dan desa pesisir Soro Barat, Kempo, Dompu NTB."][/caption]Euforia rasa bangga bisa turut serta pun jadi saksi hidup kemeriahan berbagai perhelatan momen besar Tambora Menyapa Dunia (TMD) setahun lalu terasa enggan menghilang dari pikiran. Terlahir, besar sampai sempat rasakan bangku kuliah di Lombok, terjauh saya hanya sempat kunjungi Kota Sumbawa Besar. Ditambah beberapa spot tailing PT Newmont Nusa Tenggara demi liputan utama koran kampus Universitas Mataram, ekstra yang mengasah kemampuan saya menulis. Jejak skill yang kemudian menarik perhatian pimpinan saya, yang kemudian membuat saya bekerja di Dompu selama enam bulan.

Tepatnya, kantor dan mess saya terletak di Dusun Kalate, Desa Kempo, Kecamatan Kempo, Dompu NTB. Tanggung jawab utama saya sebagai kepala sekretariat sekaligus Pemimpin Umum buletin bulanan kantor. Sinar Tambora dijadwalkan terbit enam edisi, target edar di awal bulan kedua sejak Tim Phase 2 (tim kerja saya) mulai berjalan. Aktivitas selama enam bulan inilah yang melengkapi koleksi foto traveling, kearifan budaya serta wisata kuliner saya. Terutama yang bertalian dengan Dompu.

Tiga bulan terakhir dari total kontrak kerja selama enam bulan, tim redaksi Sinar Tambora mulai gaungkan event besar masyarakat Dompu. Dua ratus abad memperingati letusan dahsyat Tambora, dikemas bertajuk TMD 2015. 

Tahun ini, pengulangan pertama event TMD berlangsung. Beberapa event besar tetap dihelat, terutama event-event yang digawangi Harian Kompas, kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Pemda NTB.

Agar maksimal dan dapatkan kesempatan sama berharganya dengan yang saya peroleh di tahun lalu, berikut beberapa kompilasi saran saya;

Wisata Alam

Tak melulu trekking ke Tambora, beberapa spot dan bukit di sepanjang jalur akses dari Bandara Sultan Salahuddin di Kota Bima menuju --dusun terakhir di kaki Tambora, Dompu juga janjikan view indah serta spot sunset terbaik.

Bahkan, di cuaca paling cerah yang sumbang gerah dan keringat tubuh, pintu masuk akses darat di Pelabuhan Poto Tano Sumbawa tampak sensasional. Terutama bagi saya yang mencintai biru.

[caption caption="DokPri: Pelabuhan Poto Tano Sumbawa."]

[/caption]

[caption caption="DokPri: Barisan perbukitan di Desa Konte, Kempo Dompu NTB."]

[/caption] Awal April, hijau masih menghampar di bumi Dompu. Air hujan yang terbatas di akhir sampai awal tahun, telah hidupkan bidara-bidara yang tersebar di sabana Doro Ncanga. Meski bagi saya, coklat gersang dan pokok pohon beranting kering tetap endapkan sisi indah yang berbeda, nuansa biru dan pekat hijau rerimbunan pohon dan semak mungkin jauh lebih indah bagi Anda. Saya sedikit abai, kapan tepatnya perahu-perahu pengangkut stok ubur-ubur hasil panen nelayan Teluk Saleh jatuhkan jangkar dan bisa Anda abadikan. Namun, pastikan pandang Anda ke arah lautan saat lintasi bentang ruas jalan raya lebar serta halus selepas lewati Desa Kempo.

[caption caption="DokPri: Perahu ubur-ubur. Biasanya lepas jangkar di perbatasan Kecamatan Kempo dan Pekat, Dompu NTB."]

[/caption]Pelabuhan Calabai, penginapan Museum Kopi Tambora, salah dua dari banyak destinasi wisata lain yang wajib kunjung.

[caption caption="DokPri: Bangunan tua di Pelabuhan Calabai."]

[/caption]

[caption caption="DokPri: Penginapan Museum Kopi Tambora di dusun Pancasila Desa Tambora, Pekat Dompu."]

[/caption]Wisata Kuliner

Sayur-mayur segar sebagian besar datang dari Pulau Lombok, namun masyarakat Dompu selalu miliki kekhasan kuliner terbaik siasati keterbatasan ini. Ikan laut segar terhitung mudah didapatkan tiap hari di pasar-pasar tradisional terdekat. Pun berbagai macam olahan bahan segar disulap menjadi sambal lezat penggugah selera. Sangat sempurna menjadi teman makan olahan ikan, baik goreng ataupun bakar.

[caption caption="DokPri: Sambal Doco Foo."]

[/caption]

[caption caption="DokPri: Buah Kinca, kecutnya yang khas menjadi campuran sambal."]

[/caption]Sambal Doco Foo berbahan utama potongan buah jambu monyet, irisan mangga mengkal, lumatan kinca, cabe dan tomat segar serta sedikit garam dan terasi. Enam bulan di Desa Kempo, saya pribadi hanya sanggup sebagai penikmat. Saya sudah merasa gagal paham, bagaimana memproses daging buah jambu monyet yang kesat menjadi begitu lunak, manis serta kenyal sekaligus saat tersaji di semangkuk Doco Foo.

Kuliner lainnya terkesan mirip dengan penamaan kulliner Makassar. Penggunaan kata 'Pallu' (makassar) atau 'Palu' (Dompu) di semua jenis olahan daging dan ikan. Well, mari kita cukupkan sedikit defiasi kebahasaan ini, dan pastikan Anda mencicipi Palumara Londe, alias bandeng kuah asam. Catatan kecil buat Anda yang mengidap maag, selalu konfirmasikan kuliner Dompu yang Anda nikmati tak terlalu banyak memakai asam.

Kearifan lokal dan Budaya

11 April tercatat sejarah sebagai saat meletusnya Tambora lebih dari 200 tahun lalu. Tanggal yang kemudian ditasbihkan menjadi hari milad kabupaten Dompu. Salah satu momen perayaan milad, yaitu Pawai Budaya Rimpu, busana khas Dompu. 11 April 2015 lalu, pawai budaya Rimpu masuk catatan Museum Rekor Indonesia sebagai pawai busana adat dengan peserta terbanyak. Hampir lima belas ribu perempuan Dompu kenakan kain tenun khas Dompu sebagai Rimpu. Sebagian besar menampakkan wajah-wajah cantik mereka, sebagian lain hanya sisakan sepasang mata hangat nan ramah.

[caption caption="DokPri: Salah satu peserta Pawai Budaya Rimpu, Dompu NTB."]

[/caption]Meski telah membagi tiga besar ulasan saya sebagai kompilasi saran aktivitas terbaik yang bisa Anda lakukan sepanjang event Festival Tambora, jujur, saya merasa masih sangat kurang lengkap. Kekurang-sempurnaan berdasar kesempatan saya menetap dan kunjungi hanya dua kecamatan di Dompu, yaitu Kempo dan Pekat, itu pun kurang dari enam bulan (terpotong jatah cuti rutin saya setiap selang enam minggu). Bagi saya, begitu banyak sisi indah Dompu yang selalu bisa ditelusuri lagi, dan lagi, tak saja di momen rutin tahunan seperti Festival Tambora.

Bagaimanapun, semoga saya berkesempatan mengulasnya lagi di tulisan beserta foto-foto indah lainnya. InshaAllah, aamiin.

[caption caption="DokPri: Soft trekking di bukit 500an mdpl di sabana Doro Ncanga, Dompu NTB. Sapi dan motornya jadi imut semua yaaa."]

[/caption]

[caption caption="DokPri: Kakak saya Taufan Sapardi dan tunggangannya. Jalan raya yang mulus meyakinkannya antar saya, dari Selong Lombok Timur menuju Desa Kempo Dompu. Lintas Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa."]

[/caption]

*Selong 7 April

 

Referensi:

- Festival Tambora 2016.

- Kantor saya, Gusaga Dompu NTB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun