Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rumah Kreatif LINSI, Seni Nir Sekat Usia

4 April 2016   19:32 Diperbarui: 5 April 2016   01:18 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Motto Rumah Kreatif LINSI. DokPri"][/caption]Menjelang tengah hari siang tadi, terik mentari semacam ikhlas membakar siapa saja yang berani melintas tanpa tertutup pelindung. Sms dari saudara jauh saya dengan nama panggilan mirip masuk, 'Jadi ke kak Husni?'. Tanyakan balik kesediaannya bermotor di tengah hari begini, Anik yang menyanggupi melecut saya bergegas. Kak Husni satu dari perempuan kreatif dari sekian banyak kakak sepupu di keluarga besar dari garis ibu saya. 

Hampir lima tahun berselang, saya yang sudah eksis di e-commerce yang saat ini sedang femes, diskusikan cara pasarkan kreasinya rangkai bunga hias dari pernak-pernik kain bekas pun monel atau plastik botol minum berbagai warna. Terkendala cara packing, diskusi tersebut berakhir sebatas wacana. Juga tersendat karena kepindahan saya ke Semarang dan menetap beberapa tahun sampai akhirnya kembali ke Selong sekira dua tahun lalu.

Berempat menaiki motor, Anik dengan putra bungsunya, pun saya bersama si bungsu yang bak perangko lengketi amplopnya. Hampir selalu ikut kemana pun saya pergi. Lintasi beberapa kecamatan di kabupaten Lombok Timur, desa Sekomak Paok Motong ditempuh sekira dua puluh menitan dari pusat kota kabupaten di Selong. Dari arah Mataram (ibukota propinsi NTB) Lombok Barat sendiri, desa ini bisa dicapai sekitar satu jam bermobil.

Jika kemudian Anda backpackeran ke Lombok, tapi mendarat di BIL, Rumah Kreatif LINSI berjarak empat puluh lima menit menaiki Damri. Sekira lima puluh meter dari perempatan pasar Paok Motong Lombok Timur, berjalan kaki tak sampai sepuluh menit, ruko sederhana pusat display produk LINSI sampai lah sudah.

[caption caption="Perempatan pasar Paok Motong tampak di kejauhan dari depan Rumah Kreatif LINSI. DokPri"]

[/caption]

Apa yang baru dari kreasi kak Husni yang kemudian beroleh nama baru 'LINSI'?

[caption caption="Kak Husni Hari, kreator LINSI. DokPri"]

[/caption]

Bahan baku utama, berbagai kemasan minuman sachet bekas yang telah dicuci bersih dan digunting seragam, dilipat, dijalin begitu rupa dengan ukuran yang hampir sama. Sentuhan tangan di teknik jahit, sulap jalinan plastik berbagai warna serta motif ini berubah menjadi tas-tas cantik. Tas tenteng, selempang, atau dompet kecil sekadar selipkan beberapa lembar uang kertas atau receh koin seribuan.

Ada pula plastik bekas dari berbagai botol minuman instan. Warna asli, juga botol-botol polos yang dicat, digunting sedemikian rupa, dipercantik dengan bunga-bunga dari hasil guntingan plastik bekas yang sama.

[caption caption="Berbagai plastik sachet bekas siap olah. DokPri"]

[/caption]

Berbagai ukuran tas wanita dari jalinan plastik minuman sachet instan berbagai merk dan warna. Saya? Mengingat begitu memuja manisnya pekat kopi hitam tanpa gula, satu jalinan yang tonjolkan biji kopi langsung memikat hati saya.

[caption caption="'Motif' biji kopi dan biru abstrak yang belum tersulap menjadi tas. DokPri"]

[/caption]

[caption caption="Ada yang bisa tebak dua 'motif' cerah ini dari plastik sachet apa? DokPri"]

[/caption]

[caption caption="Tas selempang dan tenteng produk LINSI. DokPri"]

[/caption]

[caption caption="Tas tenteng cantik produk LINSI. DokPri"]

[/caption] 

Meski saya satu dari sebagian perempuan yang lebih menyukai ransel daripada sekian model tas perempuan, beberapa motif cantik pun kombinasi selempang rantai kecil atau pegangan kayu coklat muda seperti di salah satu foto di atas, tetap menarik hati saya. Anik hampir saja tergoda membeli satu motif soft peach dengan pegangan coklat tua, namun kemudian memilih membeli bros dulu.

Saya pribadi, teruskan ambil foto tas-tas mungil lain dengan warna paling cerah dus mencolok, demi tunjukkan ke putri sulung saya. Jika memang tabungan uang jajan hariannya belum cukup untuk membeli salah satu tas cantik tersebut, setidaknya ia tertarik untuk ikut belajar cara membuat sendiri.

Ruko sederhana LINSI terasa semakin menarik, hangat dan begitu hidup oleh berbagai warna kreasi lain. Jejari warna-warni serupa tipisnya dedaunan pinus menggerakkan saya meminta bantuan putra saya menjadi model dadakan. Meski enggan patuh pada arahan gaya yang saya inginkan, semoga hasil jepretan saya cukup menjadi pembanding kisaran ukuran 'pinus plastik'. Bakal hiasan pojok yang tak kalah 'hidup'nya.

[caption caption="Pinus plastik LINSI. DokPri"]

[/caption]

[caption caption="Tas cantik merah hitam LINSI. DokPri"]

[/caption]

[caption caption="Penulis dengan salah satu tas cantik LINSI. DokPri"]

[/caption]

Putra saya menjelang enam tahun dengan tinggi hampir seratus lima belas sentimeter. Hasil contekan catatan mengukur di tembok kamar, rutinitas bersama kakaknya setiap tiga bulan sekali. Sudah pun pintar jepret pose terbaik saya, pernah bersama satu buku kompilasi pertama saya bersama Ibu-Ibu Doyan Nulis Semarang, kali ini tampak begitu feminin dengan tas cantik LINSI.

Tadinya kak Husni meminta ditemani ke Gerung, ibukota kabupaten Lombok Barat. Pembina Rumah Kreatif LINSI kabarkan salah seorang tamu dari pihak Bank Sampah Internasional ingin saksikan contoh produk kreasi LINSI. Cap cis cus saya berbahasa Inggris sudah cukup terkenal di lingkar keluarga besar. Jadi, menurut hemat kak Husni, pastilah saya sanggup promosikan LINSI gunakan bahasa negara Lady Di tersebut. Sayangnya, ditunda.

Kadung, saya dengan bersemangat pastikan, sepulang dari desa Sekomak, saya akan tuliskan tentang LINSI di Kompasiana. Berikutnya, yakin sudah dipinang menjadi marketing online dadakan LINSI, akan ada akun sosmed baik di Twitter, Instagram dan lapak e-commerce yang video Dian Katroknya sedang femes di kanal Youtube (femes bagi para pelapak dan buyer lapaknya).

Euforia ekstasi nikmati varian kreasi olahan plastik bekas juga menjadi interior yang menarik, bagi saya.

[caption caption="Hiasan tempel dinding LINSI. DokPri"]

[/caption]

[caption caption="Hiasan gantung LINSI. DokPri"]

[/caption]

[caption caption="Bunga plastik botol nan cantik. DokPri"]

[/caption]

[caption caption="Pinus merah mini LINSI. DokPri"]

[/caption]

Serupa menulis, kreasi tangan kak Husni pun kadang berujung pada tidur yang tak lelap. Berbagai varian motif, padu padan warna, opsi harus tonjolkan sisi gambar yang mana dari plastik bekas tersebut terus menerus mengaduk pikiran kak Husni. Juga keinginan agar niatan dan proses kreatif serta mengolah ulang sampah wajib harian rumah tangga ini sanggup tulari sebanyak mungkin perempuan lainnya. Lintas profesi, lintas umur. Semata dan demi bangun kualitas hidup yang baik, berikan manfaat sebanyak mungkin bagi lingkungan dus sesama manusia.

Hasil akhir, produk yang laris manis diikuti pameran mewah di hotel berbintang atau ke luar negeri, adalah bonus.

Tertarik bekerja sama atau membeli produk-produk LINSI? Akun-akun sosmed LINSI sendiri akan saya update di ulasan terpisah.

Salam berkreasi.

*Selong 4 April

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun