Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Berjejaring Sehat di Sosmed

23 Maret 2016   20:25 Diperbarui: 23 Maret 2016   20:39 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="DokPri: Sunset Pantai Pink atau Tangsi Lombok Timur."][/caption]

Jika masa muda saya dulu di awal perkenalan dengan dunia digital, para generasi muda jaman sekarang sudah semakin dimanjakan dengan beragamnya tawaran konten-konten positif berbasis digital.

Dua wadah sosial media (sosmed) terbesar yang muncul di pertengahan tahun 2000-an, Facebook dan Twitter kini telah dibenamkan --bersamaan dengan paket-paket akses murah meriah dari sekian banyak operator layanan telekomunikasi, di banyak jenis telpon genggam. Tak lagi sebatas telpon genggam bermerk berharga jutaan rupiah. Sepuluh tahun lalu saya membeli satu merk telpon genggam dengan jaringan CDMA. Di harga tak sampai dua ratus ribu rupiah, dua fitur sosmed ini terinstal otomatis tanpa harus mengakses portal aplikasi yang juga terintegrasi dengan mesin pencari terbesar saat ini.

Hanya menambah selembar uang kertas merah lagi, melalui dua fitur tersebut di atas bisa mengunggah hasil foto dari kamera belakang (saja) berkapasitas 2MP. Meski standar hasil foto tak sampai 500KB, kualitasnya sudah sangat cukup sekadar pendukung eksistensi selepas berkunjung ke sana atau ke sini. Pun sekadar ber selfie-ria.

Selang enam tahun setelahnya, masih dengan HP murah meriah berharga tiga perlima dari angka satu juta, hasil foto memang lebih baik. Meski tetap 2MP, di setelan pengambilan foto normal, hasil foto bisa lebih dari 500kb. Memungkinkan proses edit, meski sebatas fitur 'auto correct' di aplikasi bawaan microsoft, hasil foto amat lebih dari cukup sebagai penunjang kisah perjalanan. Entah itu wisata keluarga, petualangan alam bebas, atau soft hiking ke bebukitan dibawah 1000 mdpl (meter di atas permukaan laut).

[caption caption="HP Murmer, Sosmed Moncer. Kredit Foto: cthulhujugend.blogspot.co.id"]

[/caption]

[caption caption="DokPri: Siluet Rinjani dan keramaian menanti senja di Dam Pandan Dure Lombok Tengah. Kamera belakang 2MP HP Xstream Evdo."]

[/caption]

[caption caption="DokPri: View Pantai Pink Lombok Timur dari HP berharga 2x lipat dari Xstream Evdo."]

[/caption]

Saya sangat menyayangkan, jika dukungan teknologi yang semakin terjangkau oleh banyak lapis masyarakat ini disia-siakan hanya sekadar abadikan berjuta macam gaya selfie. 

Suatu hari, selepas listrik yang mati tiba-tiba, saya harus membantu mengeluarkan akun-akun sosmed klien warnet yang saat ini saya jagai. Tanpa bermaksud tak sopan, saya sempatkan sebentar telusuri galeri foto salah satu perempuan muda. Tadinya sebagai warning awal diri saya pribadi, bagaimana menyikapi jika akhirnya satu hari nanti putri sulung saya di usia yang sama dengan si pemilik akun. Apakah akan memenuhi dinding akunnya dengan seribu satu gaya selfie, atau memilih menyertakan foto-foto aktivitas-aktivitas positif lain. Misal, video mini berisi update kemahirannya berenang. Yang tadinya sebatas gaya dada berjangkauan maksimal 5 meter, telah bertambah menjadi gaya bebas sejauh 10 meter. Nyatanya, putri saya tak terhindarkan mulai suka memasang foto selfienya. Mungkin tak (semoga tak harus menulis 'belum) sebanyak akun yang sempat saya telusuri. Namun semoga kebiasaan saya dan ayahnya mengunggah lebih banyak foto pemandangan atau kejadian di sekitar saat berkegiatan di luar ruangan dapat mempengaruhinya. Memutuskan untuk lebih banyak mengunggah foto bernilai informasi positif, daripada sekadar foto selfie.

Viral Content dan Akun Sosmed

Ketika resign menjadi pekerja di dua tahun lalu, saya memantapkan hati semakin fokus menekuni dunia kepenulisan. Langkah pertama, menjadikan (hampir) semua akun sosmed saya sebagai penyimpan abadi jejak aktivitas menulis, atau informasi-informasi terkait dunia kepenulisan. Setiap melangkah ke luar rumah dengan alasan apa pun, berbekal dua atau salah satu gadget dengan hasil foto di awal tulisan ini, saya niatkan untuk selalu alert (waspada). Bersiap selalu  mengabadikan momen-momen di luar sana yang berpotensi menjadi pendukung tulisan-tulisan saya. Entah itu fiksi, pun reportase perjalanan wisata. 

Di jaman serba digital ini, semakin banyak portal-portal online dengan konten yang juga semakin variatif. Beberapa di antaranya bahkan menjadi viral. Sebarkan apa pun kandungan konten tersebut, massif, luas dan seketika. Salah satu contohnya, efek viral foto selfie di kebun bunga Amaryllis di Jogja beberapa waktu lalu. Tak selalu berefek negatif, efek positif kandungan konten merupakan tujuan utama dari setiap content maker.

Dasar ini lah yang saya pegang teguh saat mengulas apa pun di tulisan-tulisan saya. 

Jadi, sewaktu-waktu ada tawaran menjadi kontributor, saya sudah memiliki galeri foto yang bervariatif. Bahkan ketika mendapat tawaran kontrak sebagai kontributor web travel berbasis Lombok, empat judul tulisan per bulan menjadi mudah saya tunaikan. Koleksi foto hasil bidikan dua gadget saya di atas telah mencakup banyak spot wisata Lombok yang tersebar di tiga kabupaten. Barat, Tengah dan Timur. 

[caption caption="DokPri: Skrinsot dua tulisan terakhir saya sebagai kontributor web travel."]

[/caption]

Saya percaya, saya belum mencapai raihan tertinggi dari dunia menulis. Namun, seperti halnya belajar, saya juga meyakini menulis tak linier dengan usia yang menua. Kapasitas saya saat ini masih belum mumpuni sebagai pemateri content writer di wrokshop-workshop menulis. Masih sebagai peserta worshop. Tak masalah.

Itu pula sebabnya ketika sekitar empat atau lima hari lalu, komunitas Lombok blogger --yang berkumpul karena sebagai sesama kontributor web travel seperti skrinsot foto saya di atas, mengabarkan apakah ada yang bersedia menjadi peserta workshop 'Bagaimana Menulis Konten Viral', saya reaktif sangat menyatakan ikut. Syukurlah, suami mendukung. 

[caption caption="DokPri: Logo Workshop Menulis, Viral di akun saya dan kawan-kawan blogger Lombok."]

[/caption]

Kepesertaan yang gratis meyakinkan dua kawan saya sebagai inisiator kegiatan, dengan koordinasi melalui grup chat WA, tak menyurutkan kami (mereka di Mataram, saya di Selong Lombok Timur) dengan skedul sounding yang mepet. Sepekan minus H Day. 

Kegiatan-kegiatan positif seperti workshop menulis di atas, saya percayai, hanya satu di banyak jenis kegiatan positif lainnya di dunia online. Masih di sepekan terakhir, siswa dari almamater sekolah menengah atas saya, sebarkan permintaan dukungan baginya untuk thriller video siswa. Ia seorang penulis muda dan dipercaya menjadi penulis skenario dari keseluruhan film di maksud. Rumahnya hanya terpisah 7 rumah dari yang saya tinggali. Namun, dunia online memungkinkan saya tak beranjak seinci pun, kecuali luangkan waktu sekian menit di depan PC berkoneksi stabil. Sekian kali klik, tak sebatas mendukung, saya bisa membantunya menyebarkan permintaan dukungan tersebut ke jejaring saya. Viral yang --kembali, massif, luas dan seketika.

Akhirnya, efek positif yang saya harapkan tersampaikan dari ulasan sederhana saya ini, semoga mewujud. Bahwa, siapa pun kita, memiliki andil besar menyebarkan nilai-nilai kebaikan melalui aktivitas online kita (akun-akun sosmed). Pilihan konten telah sangat beragam. Pilihan berikutnya, entah memuat konten positif atau negatif, ada di ujung jejari kita. Harapan saya kemudian, konten-konten positif bisa melebihi yang negatif, menjadi viral ke sebanyak mungkin lapisan masyarakat. Umur tak lagi menjadi sekat. Sejatinya dunia kita (memang) telah pula nir sekat.

Oia, sudah tahu Friendster 'hidup' lagi?

*Selong 23 Maret

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun