[caption caption="Sepeda putri sulung saya yang macho-DokPri"][/caption]
Sempat menjadi viral di belantara sosmed, kebanggaan sebagian besar netizen sebagai generasi yang tumbuh besar di era 90-an, bagi saya seri BMX dari salah satu brand sepeda anak negeri 'WimCycle' bagian dari kebanggaan generasi ini.
Saya pribadi masih gagal move on dengan sosok salah satu teman main masa kecil saya. Gadis tomboy sebelah rumah persis. Otak saya masih tak lekang dari ingatan indahnya masa remajanya erat di keseharian nangkring sportif di bmx miliknya. Meski tak sekali pun saya meminjam pakai sepedanya waktu itu, sosok gadis tetangga ini menjadi semacam preference character, semoga ketika saya akhirnya memiliki seorang putri, saya beroleh rezeki yang cukup menyempurnakan masa remajanya juga dengan bersepeda seri yang sama.
Impian saya mewujud. Bahkan lebih awal. Putri saya sudah mahir bersepeda sejak usia taman kanak-kanak dan bahagia seperti harapan saya ketika seri 16" BMX Aggressor menemaninya sehari-hari. Terhitung hampir tiga tahun terakhir ia mengakrabi si ganteng hitam ini. Adik lelakinya yang berselang usia enam tahun masih canggung berpindah pakai meski ia sudah mahir mengayuh dua roda miliknya. Mungkin ketika nanti si kakak sudah beroleh seri yang lebih besar, si adik sudah lebih pede. Saya pribadi harus cukup tahu diri. Lingkar pinggung dan total berat badan saya tentu sama sekali tak sesuai, meski bodi gagah si BMX Aggressor terlihat tangguh.
[caption caption="Sepeda idaman saya-Skrinsot dari Web WimCycle."]
Saya pribadi, selain mengidam varian sepeda city bike yang emakable, ada satu momen yang menambah kenangan baik saya tentang aktifitas bersepeda pemacu adrenalin. Selepel lebih atas dari kayuhan biasa membelah jalan raya perkotaan. Hampir setahun lalu, di banyak rangkaian acara Peringatan 200 Abad Meletusnya Tambora, saya terkagum-kagum saat berpapasan dengan para pesepeda Tambora Bike pada 9 sampai 11 April 2015 lalu, di satu ruas jalan yang membentang di Calabai-Dompu. Terlebih, salah seorang diantaranya berhijab. Teguh mencapai titik finish di sabana Doro Ncanga kabupaten Dompu NTB, sungguh sebuah aktifitas menggetarkan namun inspiratif. Mungkin bukan saya yang menjadi salah satu pesepeda keren tersebut. Namun jika nantinya putri atau putra saya tertarik mengikuti event baik ini, saya yakinkan akan menjadi supporter utama mereka.
Kabar baiknya, event ini kembali diselenggarakan di tahun ini. Merujuk informasi di situs khusus event ini, para pesepeda Tambora Bike akan mengakrabi jalan raya beraspal mulus sepanjang Pulau Sumbawa, Pulau Moyo dan tetap berakhir di sabana Doro Ncanga. Percayai saya, kelelahan serta kesabaran Anda menempuh jalur panjang ini sungguh terbayar oleh view indah di sepanjang jalur. Ah, sungguh sangat mengundang.
Aktifitas bersepeda hampir setua rupa-rupa peradaban yang mewarnai kehidupan kita di tiga abad terakhir. Rujukan wikipedia, terlahir dengan sebutan 'velocipede' di abad ke-18 atau tahun 1700 an Masehi, pengembangan piranti lain sampai menjadi sepeda seperti yang kita akrabi saat ini terjadi hampir selama se-abad setelahnya. Tak sebatas kawan bagi rentang usia tumbuh kembang anak, sepeda bahkan memiliki banyak sekali komunitas fanatik. Sebut saja pecinta sepeda onthel, kemudian komunitas pesepeda BMX racing. Pun masih banyak lagi komunitas lain yang mendasari kecintaannya pada aktifitas bersepeda.
WimCycle Sepeda Pilihan
Terlepas dari kenangan masa remaja saya yang akrab dengan seri-seri BMX, WimCycle sendiri bersamaan dengan kuliatasnya yang terjaga serta pengembangan produk sesuai kebutuhan pemakai sepeda umumnya, telah menjadi brand terbaik Indonesia selama tiga dekade terakhir. Di payung perusahaan PT Wijaya Indonesia Makmur Bicycle Industries, dalam perkembangannya menjadi kontributor ekspor sepeda lokal Indonesia ke 20 negara di dunia. Satu eksistensi dan prestasi yang patut dibanggakan.
[caption caption="Skrinsot dari Web Wimcycle"]