[caption caption="http://hellolombokku.com/author/lysya/"][/caption] Kredit Foto : Sesama kontributor Web Hellolombokku.com Lisya Zahara
Jejari yang telah usai genapi wajib sampaikan bersuap rezeki ke lambung-lambung suami, anak-anak pun para papuq atau ninik
Jejari yang kembali raupi liat coklat tanah, merupanya ke berbagai bentuk
Pengumpul abu nikotin di asbak nan imut
Pengumpul air kehidupan di besarnya tong
Pemanis pandang di berbagai pajangan, satu set ukiran ikan hias, rumah para payung warna-warni, juga cukli-cukli tertanam sekedar pembanding guci keramik Tiongkok nan mahal
Â
Jejari penampah beras, pemisah kulit ari dan si putih tertanak menjadi sesuap hangat nasi
Jejari yang jalani sekian hari tersisa pada hidup, meliat di campuran air, mengeras di gosokan batu hitam
Demi kilat gerabah pengundang rupiah
Demi halus rupa bentuk-bentuk mengeras selepas terbakar
Demi kukuh si Kendi Maling simpan setiap butir air di relung terdalamnya
Â
Jejari pengusap peluh, tanpa keluh genggam kekayuan pendorong gerobak berkilo-kilo liat coklat tanah
Jejari tertangkup pun pengusap wajah selepas doa, pasrah pada rupiah yang masih enggan menghampiri
Pada rupiah yang lebih ramah di lemari-lemari pajang toko berdinding bagus, bercat warna warni
Pada rupiah perajin yang melanggani pameran berhiaskan lampu sorot putih cemerlang
Pada rupiah pemilik gerabah yang terjual di toko-toko dunia maya
Â
Jejari yang menari tanpa harus teriring pandang mata, merupa setiap bentuk yang diinginkan, dibutuhkan
Jejari yang kadang tak sengaja ikut terpanggang di kayu pun arang terdorong di tungku-tungku pembakaran
Â
Jejari para perajin tanpa hari libur, merupa liat coklat tanah, demi panci-panci tetap tertanakkan nasi
Jejari yang kadang siangi kangkung terpetik di sungai kampung, demi sepiring satu-satunya lauk makan di satu hari
Â
Satu dari tiga ratus enam puluh lima berkali entah berapa, atau mungkin sekian belas windu
Generasi perupa gerabah yang setia dengan tungku bakar tanah berbahan kayu pun arang
Tak lagi jelas, lincah jejarinya merupa, apakah atas nama seni, atau sesuap nasi
Â
*Selong 16 Februari
Sedikit olah diksi, teruntuk para inaq-inaq perajin gerabah desa Banyumulek kabupaten Lombok Barat, NTB. Lokasi KKN saya belasan tahun lalu.
[caption caption="Kantor Bupati Lombok Barat di Kompleks Giri Menang - DokPri."]
Glossary:
Papuq : Nenek, penggunaan kadang berbeda di desa lainnya di Lombok. Bisa juga untuk penyebutan Kakek.
Ninik  : sda untuk Papuq.
Cukli  : potongan kulit kerang putih sebagai hiasan pada gerabah atau kerajinan kayu khas Lombok.
Inaq   : Ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H