Kredit Foto: Dinding FanPage Lombok City Center | Menkominfo dan Gubernur NTB.Â
Pecinta olah diksi, khususnya para wartawan offline dan online, di propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pantas berbangga. Belum jenak memberitakan kemeriahan perayaan Tahun Baru Masehi 2016 di berbagai spot wisata favorit, pun Imlek serta umat Hindu yang melakukan persembahyangan untuk hari raya mereka. Galungan dan Kuningan. Perayaan rutin tahunan serta keagamaan, yang semakin mewarnai keseharian warga pulau Lombok, khususnya ibukota propinsi NTB yaitu Mataram.
Beroperasinya beberapa pusat perbelanjaan baru, selain menunjukkan geliat perekonomian NTB yang semakin maju, pun menjadi lokasi baru. Lokasi perputaran banyak hal, termasuk bahan berita bagi para pecinta olah diksi.Â
Menjadi linear ketika perhelatan besar selama empat hari mengambil lokasi di salah satu pusat perbelanjaan baru tersebut. Terletak hampir di pinggiran kota Mataram, namun berada di jalur utama penghubung antar tiga kabupaten, Lombok Barat, Tengah dan Timur. Ruas jalan raya masih terjaga dari kepadatan penyebab macet, karena di sekitar lokasi sudah ada beberapa jalur tikus, pengalih arus lalin motor jika kendaraan pengunjung perhelatan Hari Pers Nasional (HPN) memadati jalan.
Terlampauikah Target Kunjung 2016?
Target kunjung wisataman mancanegara (wisman) ke Indonesia melampaui angka 10 juta, dari angka proyeksi 10,017 juta.
Di NTB sendiri, angka target 2 juta pun terlampaui meski tercatat ditutupnya aktifitas Bandara Internasional Lombok (BIL) selama beberapa hari pasca letusan Gunung Baru Jari-Rinjani.Â
Target baru sudah ditetapkan selama 2016, sekitar 11 bulan ke depan. Tak tanggung-tanggung. Tetapan lonjakan kenaikan 50% menjadi tujuan dari setiap pegiat pariwisata NTB.
Saya pribadi terimbas semangat positif bahwa target capaian tersebut cukup logis. Dukungan penuh Presiden Joko Widodo, mulai dari kehadirannya pada puncak perayaan 200 Abad Meletusnya Tambora di 11 April 2015 lalu di sabana Doro Ncanga Dompu. Pun kehadiran kembali di puncak perayaan HPN 2016 di Pantai Kuta, Lombok Tengah.
Â
Acara Budaya Apa Saja Yang ada di NTB?
Saya pribadi masih tak berjodoh dengan setiap kehadiran Pak Joko Widodo.
11 April tahun lalu, jodoh saya cukup berada dua jam bermobil dari sabana Doro Ncanga, meski kemudian mengolah hasil dokumentasi rekan kerja saya menjadi liputan utama di buletin bulanan kantor. Jadi, saya hanya 'nikmati' kehadiran Jokowi dari foto, cerita serta macet panjang selepas acara puncak (saya baru ke lokasi, justru hanya sebagai penjemput rekan yang bertugas di Ring-1).
9 Februari kemarin, saya pun hanya bisa mengutus putri sulung saya sebagai saksi mata kemeriahan pameran di Lombok City Center (LCC), mall baru lokasi perhelatan 4 hari HPN 2016. Pun kesibukan H-1 di Pantai Kuta Lombok Tengah, lokasi perayaan puncak yang dihadiri Jokowi.
Â
Namun, di luar kealpaan saya di atas, saya sedang siapkan bekal terbaik untuk bisa hadir di Pesta Rakyat Bau Nyale (legenda Putri Mandalika) di sepanjang garis pantai Kaliantan Lombok Timur, inshaAllah 22 Februari nanti.
Berikutnya, meski tentunya harus mengedepankan skedul Ujian Akhir Nasional putri saya di April nanti, perayaan rutin tahunan pasca 200 Abad Meletusnya Tambora di kabupaten Dompu dan Bima sungguh sangat menggoda. Di Dompu saja, akan ada pesta rakyat pesisir seperti Ndiha Nanga dan Cera Labu. Di Bima, ada festival Sangiang. Yang paling mengusik iman, festival tahunan Kopi Tambora. Tentu saja berbagai macam festival adat serta pesta rakyat lainnya juga di kabupaten Sumbawa Besar dan Sumbawa Barat. Empat kabupaten di Pulau Sumbawa, pulau terbesar propinsi NTB.
Ssssttt, saya sudah ada janji kopdar dengan salah seorang Kompasianer pemenang Lomba Menulis PT Newmont. Ihhiiirrr..
Kembali ke Pulau Lombok, selepas pesta rakyat Bau Nyale, kuartal kunjung Maret dan April merupakan waktu terbaik mengagendakan trip pendakian ke Rinjani, sang 3726 mdpl. Selepas penutupan jalur-jalur pendakian karena pertimbangan cuaca, trip akan cukup menantang dan menjanjikan. Vegetasi-vegetasi hutan yang baru tumbuh selepas musim hujan, wangi pinus yang basah serta ujung-ujung runcing daunnya yang mengkristal oleh embun. Bahkan, sumber-sumber mata air di sepanjang jalur mendaki serasa kolam pribadi, mengingat airnya yang melimpah dus bening segar. Pintu-pintu pendakian gunung cantik ini terdapat di dua kabupaten yaitu, Lombok Utara (si tiga gili yang happening itu juga masuk di kawasan kabupaten termuda NTB ini) dan Lombok Timur.
Kuartal berikutnya, semua pegiat pariwisata mulai bersiap untuk perhelatan Pekan Budaya sebulan penuh.Â
Sungguh agenda wisata yang terasa amat penuh sepanjang hari, sepanjang 2016. Tolong ingatkan saya, akhir 2016 nanti, Rebo Buntung dan Nyalamak Di Lauq sudah sepantasnya saya hadirkan dengan reportase terbaik untuk para pecinta kanal wisata Kompasiana. Dua pesta rakyat pesisir ini berlokasi di Lombok Timur, kabupaten dari kota kelahiran saya, Selong.
Rasa-rasanya, selalu tak pernah cukup mengulas berbagai kegiatan wisata plus spot-spot wisata favorit di NTB dengan dua pulau besarnya Lombok dan Sumbawa dalam satu judul tulisan. Namun ya, saya sungguh yakin, rangkaian perhelatan HPN 2016 dari 6 sampai 9 Februari kemarin sungguh akan berikan efek positif bagi pariwisata NTB. Dus dengan dukungan optimal seluruh jejaring pariwisata NTB khususnya, pun pemerintah, target capaian 3 juta wisman di tahun kunjung 2016 bisa dan yakin tercapai.
InshaAllah, aamiin.
Â
*Selong 9 Pebruari
Referensi Data:
- Angka Kunjung Wisman Indonesia Lampaui Target
- Angka Kunjung Wisman ke NTB Lampaui Target.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H