Sekian tahun lalu, semacam berteman dengan dewi fortuna ketika salah seorang rekan milis private dari salah satu komunitas blogger tertua di kota Semarang memperkenalkan bergabungnya member baru. Spesial. Spesial karena kiprah nyatanya melalui semua akun sosmednya, masih dan selalu komit pada pengabdian segala aktifitas yang berhubungan dengan DARAH. Woaaaa, sejak kapan di Indonesia ada vampir? Wait, sejak kapan pula darah harus selalu berkaitan dengan vampir?Â
Ya, blogger member baru tersebut, tak lain dan tak bukan, Valencia Mieke Randa. Masih dan selalu suka dipanggil Silly, faktanya kegiatan sosialnya melalui beberapa komunitas sosmed --terutama Blood For Life (BFL), justru menunjukkan konsistensi lepel dewa bagi kemanusiaan. Bahkan bagi saya, sematkan seribu satu nama dan kategori penghargaan bagi seorang Silly selalu pantas.
Apa itu Blood For Life?
Ya, darah, pasti selalu demi, serta untuk kehidupan. Prinsip itu pula yang selalu dijaga dan dilaksanakan dari komunitas Blood For Life yang digagas Silly. Sesuatu yang bahkan tak sampai 0,1 persen sekali pun bisa saya lakukan. Meski saya pribadi beberapa kali lulus persyaratan standar  donor darah --HB lebih dari 11,5 mmHg, tensi normal (lebih dari 100), bertinggi-badan minimal 155 bagi perempuan serta berat badan minimal 50 Kg, kelulusan yang bahkan bisa dilakukan banyak orang lain.
Lengkapnya: berat badan (BB) ≥ 45 kg, kadar hemoglobin  (Hb) ≥ 12,5 g/dL, tekanan darah 100-180/50-100 mmHg, denyut nadi 50-100/menit, tidak menderita penyakit yang menular lewat darah, seperti malaria, hepatitis, sifilis, HIV&AIDS, serta  bukan pecandu alkohol dan narkoba. Namun, hanya seorang Silly yang mampu komit, menjaga keberlangsungan dan eksitensi Blood For Life, serta bahkan melengkapinya dengan beberapa komunitas sosmed lain yang tetap bermakna dan bertujuan sama, wadah bagi siapa pun yang ingin membaktikan sebagian waktu-harta-kemampuan yang dimiliki, dari dan untuk kemanusiaan.
Sejak berdiri pada 2009, melalui semua akun sosmednya, BFL komit dan konsisten mengadakan kegiatan donor darah di banyak tempat, kota dengan sponsor tak terbatas. Bagi saya, juga saya yakin menjadi prinsip pendonor lainnya, tak pernah jadi masalah apakah sponsor di belakang BFL dari produk MLM, bendera partai tertentu (bahkan jika itu partai yang saya tidak sukai) pun jika lokasinya 'hanya' masjid satu RT di lingkungan terdekat kita. Jiwanya satu, menyumbangkan sekian tetes darah yang entah kapan, dibutuhkan seseorang yang berjuang menyambung hidupnya. Seseorang itu bisa jadi sama sekali tidak kita kenal, tapi tak kan pernah ada yang tahu, bahwa suatu waktu, seseorang itu mungkin adalah keluarga terdekat kita. Bahkan mungkin suami atau istri, atau anak-anak yang kita sayangi.
Saya percaya, setiap yang bergerak bersama BFL adalah orang-orang berempati tinggi, tanpa pamrih dan orang-orang yang melalui begitu banyak kedukaan, namun kemudian segera percaya masih banyak kesukaan dari sebagian besar yang lainnya yang berbahagia karena orang-orang yang mereka sayangi masih berhak hidup. Kepercayaan yang lahir setelah salah satu pagi pertama saya pada 2014 lalu terasa menjadi kado terindah dari Tuhan, karena di malam sebelumnya kedukaan saya yang dalam saat mendapat kabar dari kerabat dekat salah seorang yang membutuhkan bantuan darah meninggal dunia.
Kabar yang hanya berselang sejam dari usaha maksimal yang bisa saya lakukan, memastikan format permintaan donornya telah benar, memastikan update terbaru sudah berapa banyak pendonor yang diperolehnya, namun kemudian tertahan karena Tuhan meraihnya lebih cepat. Kedukaan yang kemudian semacam menjadi sisi koin sebaliknya dari kesukaan, ketika kerabat yang membutuhkan donor darah (dodar) tak sanggup sembunyikan kelegaan luar biasa atas beberapa kantong darah yang berhasil mereka dapatkan, sebagai syarat awal kehidupan yang sedikit lebih lama lagi bagi orang-orang tersayang mereka.
Atau, kedukaan yang melebur bersama suka, ketika meski pun orang tersayang mereka meninggal, mereka tahu di luar sana, banyak orang telah berusaha membantu sebisa mereka, banyak orang yang sebutkan kata sama, 'Kami pendonor dari Blood For Life-Darah Untuk Kemanusiaan'. Kata sama yang semoga selalu mereka ingat sampai kapan pun, serta semoga membuat mereka yakinkan lebih banyak lagi kawan atau kerabat mereka yang belum tahu, "Hubungilah BFL jika kalian membutuhkan darah yang tak tersedia di PMI'.
Mengapa Silly?
Bagi saya, seorang Silly tak sebatas kreator BFL. Di banyak hal, Silly gambaran nyata seorang perempuan serba bisa. Ibu terbaik bagi tiga putra-putrinya. Isteri dari seseorang yang pastinya pendukung utama setiap kegiatan sosialnya. Pun sama manusianya dengan manusia kebanyakan, karena satu hal yang saya ingat dari salah satu postingannya di milis (beberapa tahun lalu), kesulitannya atasi sakit perutnya.Â
Dewi fortuna memang sungguh tak setia. Di luar beberapa postingannya (sebenarnya mungkin hanya post tentang sakit perut itu saja yang mampu saya ingat) di milis, sampai hari ini tak sekali pun saya bertemu Silly. Beberapa kali menghadiri launching produk ini itu selama beberapa tahun tinggal di Semarang, pun beberapa kegiatan dodar serta promo ini itu dari dua MLM paling dekat dengan keseharian ibu-ibu, Silly sayangnya tidak menjadi tamu kegiatan-kegiatan tersebut. Namun, sosoknya masih selalu mudah ditemui terutama di rangkaian kegiatan-kegiatan 3 Little Angels, BFL Act serta A Little Step, komunitas-komunitas sosmed yang dirintisnya kemudian setelah BFL.Â
3 Little Angels difokuskan pada upaya mewadahi segala jenis bantuan untuk anak-anak dari keluarga miskin yang kesulitan berobat untuk penyakit-penyakit anak mereka. BFL Act, serupa komunitas aksi cepat tanggap bencana. A Little Step, fokus pada anak jalanan, meski untuk ini saya pribadi masih selalu terbayang bagaimana seorang Christine Hakim (aktris watak senior) tak berhasil yakinkan beberapa anak jalanan yang diminta tinggal dengannya selepas film yang mereka bintangi bersama, mau segera entas dari kehidupan jalanan mereka. Bayangan yang saya percaya seorang Silly, perlahan tapi pasti, takkan menyerah untuk konsisten dan komit berikan yang terbaik yang ia miliki untuk anak-anak jalanan lainnya.
Jiwa kemanusiaan yang diusung di beberapa komunitas sosmed tersebut di atas, kini dipayungi di bawah Yayasan (Sahabat) Valencia Peduli sejak 2014 lalu. Ke-pioneeran berikutnya dari seorang Silly, dengan harapan bisa muncul juga di kota-kota besar lainnya.Â
2015 telah berada di hari-hari terakhirnya. Pesta akhir tahun yang jamak dilalui para orang-orang kota besar, di satu sisi, meninggalkan rekam kedukaan saya di beberapa tahun silam. Seorang putri dari keluarga yang tidak saya kenal, namun kemudian segera menjadi kedukaan saya, ketika ibu sang putri yang saya hubungi untuk memastikan berapa kantong darah yang dibutuhkan putrinya di malam tahun baru tersebut, menjawab lirih 'Terima kasih mbak atas bantuannya mencarikan dodar, tapi putri saya sudah lebih dulu dipanggil Tuhan. Mohon doanya saja'.Â
BFL telah menemani para pendonor dan yang membutuhkan darah selama enam tahun terakhir. Bagi saya, BFL akan menemani banyak pendonor pemula baru dan banyak-banyak serta masih banyak lagi siapa pun yang membutuhkan darah. Kekhawatiran pribadi saya, bahwa suami dan dua putra-putri saya yang masing-masingnya memiliki golongan darah (goldar) berbeda sebagian besar terjawab, karena BFL melalui dua akun sosmednya tersedia 24 jam, tujuh hari sepanjang minggu dan tahun, wadah bagi mereka yang ikhlas donorkan 350 cc miliknya, yang adalah penyambung nyawa seseorang yang membutuhkan.
BFL selalu online di Twitter dan Facebook, tanggap dengan format permintaan dodar sebagai berikut: Tgl-Status-Kota-Goldar | Kekhususan | Pasien | Nama Pasien | RS Lokasi Pasien | CP Pasien | Cc pada akun BFL setempat atau pihak lain yang bersesuaian ( Contoh: Des28(03)-DN #URGENT #Jogja #B+ | apheresis | 1 org | Mr/Mrs A | RS A | CP dr Abcd 123xxx | @Donorku | CC @bfojogja @BFLJogja ).Â
Bagi saya, Silly selamanya menjadi sosok inspiratif untuk tak pernah salah langkah melakukan, memberikan dan usahakan segala kebaikan demi kemanusiaan. InshaAllah, amin.
Referensi:
- A Little Step of  Valencia Mieke Randa
*Selong 28 Desember
Tulisan ini disertakan pada Blog Competition:Â Sosok Muda Inspiratif di Bidang Pendidikan dan Kemanusiaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H