Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apel Sejuta Kentongan Lombok Timur

15 Desember 2015   09:56 Diperbarui: 15 Desember 2015   09:56 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DokPri

Pagi kedua yang basah setelah akhirnya dua hari terakhir Selong, kota di ujung timur Lombok, tepatnya Kabupaten Lombok Timur (Lotim) Nusa Tenggara Barat (NTB) diguyur hujan sepanjang sore di hari sebelumnya. Rabu, 15 Desember 2015, lingkungan di sekitar Lapangan Porda, bagian tenggara kota Selong sepanjang pagi diriuhkan oleh suara kentongan bertalu dari sejuta lebih kentongan bambu. Apa ada pencurian ternak massal? Di kota Selong?

Ternyata bukan. Riuh suara berjuta kentongan bambu berasal dari para peserta Apel Sejuta Kentongan yang diselenggarakan jajaran Polisi Resort (Polres) Lotim yang didukung segenap perwakilan Polisi Sektor (Polsek) dari semua kecamatan se kabupaten Lombok Timur.

Ruas jalan yang mengitari Lapangan PORDA Selong padat oleh kendaraan pengangkut para peserta apel. Pria berbagai usia berdatangan dari pelosok Lombok Timur, masing-masing berbekal satu kentongan yang umumnya dicat warna dasar bendera Indonesia, merah dan putih. Saya datang hampir di penghujung kegiatan yang ditutup dengan demo respon sekelompok masyarakat yang bertugas jaga keliling, membantu seorang ibu pemilik rumah besar nan mewah mepet sawah, menangkap seorang maling yang dipercaya menerobos rumah demi niat malingnya tersebut. Pembawa acara menimpali demo dengan keterangan pola pukul kentongan, penanda mana yang maling rumah biasa dan mana maling ternak. Peserta lain yang menonton dari pinggir lapangan, pun para tamu undangan di kursi bawah tratak dekat podium lapangan porda, sama menyaksikan bagaimana si maling diamankan untuk dibawa petugas polisi. Sebisa mungkin tidak menghakimi massal dan tetap waspada serta reaktif jika kejadian serupa pada demo tersebut terjadi juga di lingkungan kita.

Saya yakin, tujuan utama kegiatan ini adalah demi kebaikan warga sendiri. Usaha menyamakan visi dan persepsi, keamanan utama lingkungan tertegakkan asbab dukungan para warga di lingkungan itu sendiri. Keyakinan yang membuat saya abadikan foto-foto kegiatan saja dan tidak beranjak ke podium mencari tahu panitia, syukur-syukur bisa berbincang sebentar dengan Ketua Panitianya. Kewajiban utama agar kabar yang sampaikan ini memenuhi 5W1H seperti di ulasan saya yang INI. Saya hanya berbincang sejenak dengan salah seorang peserta, bahwa Apel Sejuta Kentongan ini diadakan baru kali ini. Dus, dari peserta ini pula saya dikabari, mereka digerakkan oleh Polsek. Truk berbagai ukuran, pick up, enkel (jenis mobil angkutan lama) mengangkut sekian banyak peserta apel sejuta kentongan. Salah satu kelompok tampak sangat menarik karena membawa serta dua kentongan raksasa milik kampungnya. Sayang lagi, tak sempat mengobrol lama mereka berasal dari desa mana dan kayu apa yang mereka gunakan membuat kentongan raksasa tersebut. Salah satu kentongan terbesar berkepala boneka, mengingatkan saya dengan salah satu kepala ondel-ondel masyarakat Betawi. Foto kelompok berkaos seragam merah pembawa kentongan raksasa saya jadikan cover tulisan ini.

Masyarakat Lombok Timur masih lekat dengan kentongan bambu ini. Umumnya sebagai alat bantu umumkan kejadian luar biasa, tersering seperti pencurian ternak. Saya pribadi sempat merasakan langsung kisah pencurian ternak sapi dengan suara kentongan di kejauhan di lingkungan rumah saya. Semalaman kami serumah ikut terjaga, memastikan tak satu pun sapi milik tetangga kami berhasil dibawa kawanan pencuri. Kisah ini sudah puluhan tahun berlalu, namun di sebagian besar pelosok Lotim, masih banyak desa yang memiliki sentra ternak dan berusaha bahu membahu mencegah aksi pencurian ternak di bantu kentongan sebagai alat komunikasi antar warga yang kebetulan bertugas jaga.

Menjelang tengah hari, serangkaian kegiatan Apel Sejuta Kentongan ini pun selesai. Pembawa acara mengingatkan agar masing-masing peserta membawa kembali kentongannya. Sayang, beberapa tumpuk kentongan telah cukup lama ditinggalkan pemiliknya meski di luar lapangan ada juga setumpuk kentongan yang aman di bak belakang pick up. Salah satu yang masih cukup baik, saya gembol pulang, anak cowok saya sebagai asisten pemburu foto kegiatan berhak beroleh hadiah. Dengan pola acak, kentongan hadiahnya dipukul tak henti, melatari kegiatan saya olah diksi sampaikan berita ini di ranah K. 

Semoga semangat yang digelorakan bersama riuh talu sejuta kentongan sepanjang pagi tadi, ciptakan keamanan maksimal bagi semua warga. Para penegak keamanan, para warga biasa, para peternak. Amin.

*Selong 15 Desember

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun