Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gelang Rumput - Bagian 2

23 November 2015   17:17 Diperbarui: 23 November 2015   19:54 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedetik, Dewi Anjani masih tertegun. Sensasi rasa hangat tadi terasa candu di jiwanya. Menyenangkan, terasa terbang, tapi perasaan apa? Seperti anak kecil, tanpa diminta ia julurkan lagi tangan dan sentuh gelang rumput itu. Sisi lain masih terpegang si pemuda dan kembali, hijau terang memerangkapnya hanya berdua, gelenyar rasa tak bernama. Gairah panas yang nyaman.

"Dewi!"

Tergeragap sang puteri berpaling.

Emban yang paling tua menarik paksa tubuhnya dan setengah menyeretnya kembali berjalan. Dari sudut mata, sekarang hati dan jiwanya, Lale Dewi Anjani merekam wajah manis dan tegap tubuh si pemuda. Tangan mungilnya menggenggam erat gelang hijau rumput.

***

Kota Urban Zeth


f-Oto yang dikendarai Zeth-88 melintas cepat di langit Urban Zeth. Kebiasan berikutnya, perasaan masygul selepas meeting dengan objek Gelang Rumput tak bisa segera ia jenakkan.

Koordinat lokasi ditemukannya Gelang Rumput, tercatat sebagai satu daerah di pulau Lombok. Dibuat pada sekitar 1600an M, mengesankan bagaimana benda ini bisa ditemukan utuh setelah sekian ratus generasi. Tak ada catatan penelitian resmi selain riwayat kepemilikan dengan sebutan 'warisan keluarga kerajaan'. 

'Kemana lagi harus mengais info tambahan? Tugasku membuatnya massal. Benda ini diharapkan mampu menjaga regenerasi manusia, meski jika kemudian ini bahkan menjadi generasi manusia terakhir di galaksi..'

***

Berbaring di dalam kemahnya, Dewi Anjani mematutkan gelang rumput yang kini sudah melingkar di pergelangan kirinya. Berpuluh kali disentuhnya, sinar terang yang meski sesaat terasa benar telah jadi candu di jiwanya, tak lagi muncul.

'Semoga ayahanda Raja bisa menjawab, mengapa gelang sederhana ini bisa bersinar begitu terang. Dan ah, siapa gerangan pemuda itu? Apa emban Mraja Galih mau mencari tahu untukku?'

Lale Dewi Anjani, satu dari banyak keluarga kerajaan di tanah Lombok, sedang bersama keluarga besar mereka di Aula Pertemuan di dese Seleparang. Pertemuan rutin tahunan, menjaga kesepakatan wilayah masing-masing kerajaan. Bertukar sepakat, apa yang dilakukan jika kerajaan tanah seberang akhirnya masuk ke Lombok, melebarkan sayap kuasa mereka. Di pertemuan lebih kecil, para raja dan ibu suri bertemu cakap, puteri ini dengan pangeran itu apakah pantas berjodoh. 

Beberapa pokok pohon Kemiri dan Kemenyan tumbuh rapi di batas tanah tempat aula berada. Juga empat beringin penanda utama empat arah angin, sekaligus membuat lebih mudah mengerti arah kiblat. Kemah-kemah keluarga kerajaan didirikan di luar barisan pohon-pohon ini. Meski terik, aliran oksigen dari rimbun dedaunan tiga pohon besar menyamankan setiap penghuni tenda.

Tiga pukulan gong terdengar ke segenap penjuru. Isyarat berkumpul, saatnya begibung, makan siang bersama.

Agak malas Dewi Anjani beranjak, namun harapan bisa bertemu kembali dengan si pemuda pemberi gelang membuatnya bergegas.

"""

Zeth-88 beranjak ke peraduan dengan pikiran dan perasaan masygul kental. Disetnya peraduannya di setelan efek rasa nyaman maksimal. Sekian jam ke depan, harus ditemukannya lebih banyak info. Kegagalan dalam tugas hanya tinggalkan rekam merah di memori hidupnya. Jatah rekam merahnya tersisa dua, atau ia harus habiskan sisa hidup di daratan bawah. Hidup tanpa dukungan mesin. Hidup yang hanya sisakan lelah tak berkesudahan.

BAGIAN 1

*Selong 23 Nopember

*Foto Dokumen Pribadi

Glossary:

dese: Desa.

begibung : makan bersama, umumnya bersama keluarga inti, namun bersamaan dengan seluruh tamu undangan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun