Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

8 mm, Harga Mati Mengerikannya Human Traficking

22 November 2015   17:01 Diperbarui: 22 November 2015   17:09 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, saya tak yakin sanggup sepintar Anastasia, 'berani' berhenti di atas segala kecukupan materi yang diperolehnya sebagai 'si penurut manis'nya lajang super sukses, ganteng dan 'so hot' serupa Grey. Kedua, saya sama tak yakinnya bagaimana harus bersikap, ketika mungkin Anastasia adalah putri, saudara atau sahabat perempuan saya. Jika ia berhenti, berapa lama bisa kembali menjadi sosok semula dan hilangkan 'trauma' selama menjadi 'partner kerja' Grey? Saya tak menampik, sedikit banyak, mind set serba 'Amerika' masih lekat di keseharian saya. Paling minimal, penguasaan dan usaha mempertahankan skill berbahasa Inggris-Amerika. Namun, meski terkesan 'menarik', saya pribadi merasa agak 'ngeri' dengan 'kisah cinta' Grey dan Anastasia.

Kembali ke 8 mm, 'kesenangan' Grey serasa hanya kulit bawang dari, saya masih merasakannya sebagai, sesuatu yang MENGERIKAN. 

Tuhan, saya benar-benar berharap, seluruh persinggahan saya di bumi, tak seorangpun lingkungan terdekat saya menjadi bagian dari apa yang terjadi di film 8mm. Na'udjubillah hi minha.

Atau pun jika 8 mm terlepas sama sekali dari apa itu Human Traficking, harapan saya tetap sama. InshaAllah, aamiin. Karena keterpisahan dengan orang-orang yang kita cintai, adalah penderitaan cukup besar sebagai manusia yang memiliki hati nurani.

*Selong 22 Nopember

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun