Pertanyaan penting: Mampukan Kahmi kembali ke khittah perjuangan, menghidupkan kembali ruh para pendiri HMI yang saat itu sangat responsif serta berani berhadapan dengan kekuatan kekuasaan? Â Mampukan Kahmi menegaskan Inklusivitas dan Independensi dengan mendorong aspek pemikiran, sikap dan perilaku alumni HMI yang inklusif, yang berpijak pada prinsip-prinsip keagamaan, kemanusiaan dan keadilan, sebagaimana yang dilakukan oleh Cak Nur (Nurcholish Masdjid).
Publik menanti hasil Munas ini, baik yang bersifat strategis maupun organisatoris. Hasil Munas Kahmi hendaknya tidak sekedar wacana yang utopia, mengingat Kahmi  adalah suatu entitas  intelektual dan cendekiawan yang memiliki cita-cita (visi) kebangsaan dan keindonesiaan, sebagaimana tradisi yang diwariskan oleh pendirinya, Prof. Lafran Pane. Karena itu, saatnya Munas Kahmi di Palu dijadikan media retrospeksi untuk membangun rumah besar Kahmi sebagai laboratorium pengembangan pemikiran, gagasan kebangsaan dan keindonesiaan dalam membawa bangsa ini ke ranah yang lebih demokratis, berkeadilan dan sejahtera. Semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H