Mohon tunggu...
Muhammad Muska Agisfi
Muhammad Muska Agisfi Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Pamulang

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Bahasa Slang di Kampung Bubulak Desa Leuweung Kolot

21 Desember 2022   23:33 Diperbarui: 21 Desember 2022   23:53 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa slang adalah bahasa komunitas tertentu dan jarang diketahui oleh kelompok atau komunitas masyarakat yang lainnya, penggunaan bahasa slang dimaksudkan agar orang lain tidak mengetahui bahasa mereka. Menurut Chaer dan Agustina (2004: 67) mengatakan bahwa slang merupakan variasi sosial yang mempunyai sifat rahasia dan khusus. 

Oleh sebab itu, variasi bahasa slang ini dipakai oleh kalangan orang tertentu saja dan bersifat terbatas serta tidak boleh diketahui oleh kalangan di luar kelompoknya (Ramendra, D, 2019: 67). Bahasa yang digunakan di Kampung Bubulak Desa Leuweung Kolot yaitu antara Bahasa Sunda dengan Bahasa Indonesia yang menjadi komunikasi sehari-hari. Bahasa dapat digunakan sebagai alat komunikasi melalui lisan maupun tulisan.

Masyarakat umumnya sering kali menggunakan Bahasa slang yang tidak baku, hal itu disebabkan karena penggunaan bahasa sudah semakin pesat dan maju sehingga banyak sekali bermunculan bahasa yang jarang kita ketahui. Contoh umum yang sering kita jumpai dan tidak asing dalam bahasa slang yaitu :

1. 'Sabi' diartikan sebagai kata 'Bisa' yang mengungkapkan suatu perasaan mampu melakukannya, Contoh :

Bani : "Acara malam ini kemana kita ?"

Usron : "Main sepakbola sabi nih !".

2. 'Woles' kebalikan dari kata 'Selow' atau Pelan-pelan yang mengungkapkan suatu pernyataan agar tidak terburu-buru, Contoh :

Budi : "Ayo kita berangkat"

Andi : "Woles aja baru jam berapa".

Hal tersebut pun terjadi pada masyarakat Kampung Bubulak Desa Leuweung Kolot, mereka sering kali mengganti-ganti bahasa yang asli atau bahasa yang baku menjadi bahasa gaul. Namun, tidak banyak bahasa slang digunakan oleh kalangan orang tua. Bahasa slang sering kita jumpai dikalangan anak muda, mulai dari bahasa Indonesia yang diubah menjadi bahasa saul sampai bahasa Inggris yang tentunya mereka ubah juga.

Di kampung Bubulak, bahasa slang yang sering menonjol yaitu pada anak muda tentunya tidak asing lagi yaitu kata Otw yang artinya On The Way atau dalam bahasa Indonesia itu Berangkat. Memang kata tersebut sudah banyak digunakan oleh orang lain tetapi kata Otw sering kali keluar dan tidak hanya anak muda saja, bahkan orang tua juga menggunakan kata tersebut. Dikalangan anak muda sering kali kita jumpai khususnya di Kampung Bubulak yaitu seperti kata 'Sokin' yang artinya dalam bahasa Sunda itu Sok atau dalam bahasa Indonesia 'Ayo' adalah bukti bahwa kita mengajak atau menawarkan sesuatu kepada orang lain.

Dalam lisan tentunya banyak sekali kata-kata yang sulit dimengerti oleh kita sendiri bahakan kita tidak tahu apa yang orang lain ucapkan. Dalam tulisanpun tidak jauh berbeda dengan lisan seperti penggunaan dimedia sosial yaitu whatsapp, Facebook atau yang lainnya. Media tulisan memang meniru bahasa slang dari lisan karena jika ada yang menanyakan kita dimana sekarang dan harus berangkat terpat waktu maka jawaban tersebut masih sama antara lisan maupun tulisan yaitu kata Otw, tidak jauh berbeda cara pengucapannya tersebut. Maka dari itu bahasa slang ini haruslah kita perkecil agar bahasa Indonesia yang baik dan benar banyak yang menggunakannya. Selain itu, bahasa slang dalam bahasa su da juga terdapat kata :

1. "Kumsi" adalah singkatan dari kalimat "Kumaha sia" Memang terlihat sangat kasar sekali namun memang itu yang sebenarnya dan dalam bahasa indonesia itu "Gimana kamu:.

2. "Jangar" adalah bahasa slang sunda yang memiliki arti yaitu pusing. kata ini dapat kita pakai dalam beberapa hal. contoh "

Jay : "Sayamah jangar atuh".

Abi : "Jangar kenapa?".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun