Mereka menulis. Mereka ada. Tapi selama ini mereka tersembunyi di ruang-ruang kelas di sekolah, kampus, dan keseharian yang jumut. Mereka luput dari para perhatian kita. Sebab, mereka bukanlah orang-orang yang suka nongkrong atau berkumpul di ruang-ruang yang diinusiasi sebagai tempat aktivitas berkebudayaan.Â
Mereka adalah anak-anak generasi terkini yang lebih terbiasa bertemu dan ngobrol di kafe, berinterasi dengan media sosial, menyukai drama korea, K-Pop, film kartun, tapi sekaligus suka membaca dan menulis gagasan dan imajinasinya. Merekalah anak-anak muda penulis Bengkulu yang akan mewarnai dunia kepenulisan di masa akan datang.
Tidak berlebihan dikatakan kehadiran mereka lewat proses kurasi yang ketat bisa menjadi tonggak yang menegaskan bahwa sebetulnya Bengkulu mempunyai banyak penulis dan calon-calon sastrawan. Penulis Bengkulu bukanlah beberapa gelintir orang yang merasa besar dan suka menegasikan yang lain, bahkan tak menganggap para penulis muda itu ada.
Di Festival Sastra Bengkulu (FSB) 2019 - Bengkulu Writers Festival -- para penulis muda itu bertemu dan berinterasi dengan para penulis rendah hati yang begitu antusias berbagi sekaligus mengayomi. Ada Joko Pinurbo, Putu Fajar Arcana, Fikar W Eda, Syarifuddin Arifin, Kurnia Effendi, Raudah Jambak, Iyut Fitra, Iwan Kurniawan, Wacana Minda (Malasya), Willy Ana, dan banyak yang lainnya. Mereka seperti tanpa sekat meskipun baru pertama kali bertemu, saling mengasihi sekaligus saling hormat.
Selamat menjelajah kawan-kawan muda!
Depok, 17 September 2019
MUSTAFA Ismail
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI