Lanjut ketika bertemu hati ini begitu berat, dengan egonya saya berbicara dalam hati. Kamu salah apa? Km sdh minta maaf? Tp dia tdk bls? Itu urusan dia? Kicau hati dibisikin syaitan.
Tapi Allah maha baik, memberi hati yg baik. Sudahlah minta maaf saja secara langsung? Bisik dlm hati. Saya pun minta maaf kpd temanku. Menjabat tangannya "semoga dosa kita saling berguguran" ucapku.
Kalian tahu enggak ketika saya salaman dengan teman saya. Siapa yg nangis? Syaitan, dia nangis...karna misinya gagal. Hahahaha grin emoticon
Lalu tentang sikap, sahabatku bingung tentang sikap tetangganya yg mendiaminya selama 1 tahun. Selama ini ia tetap sabar menghadapi org yg sdh menyakitinya, mencaci makinya.
Ini memang ujian terberat apa yg tdk dilakukan semua dilimpahkan kepadanya (fitnah).
Sahabatku dituduh oleh Fulan (perempuan berjilbab panjang, agamis) bahwa ia telah menggangu suaminya.
Padahal menurut ukuran sahabat saya yang baru hijrah (Alhamdulilah semoga Allah menjaga hatinya) Ia merasa biasa saja menyapa suami si Fulan karna mereka bertetangga.
Ilmu dan kebiasaan yang membuat hati merangkum perbedaan. Sehingga menimbulkan perdebatan hati (syaitan meniupkan secara bersembunyi dalam hati).
Kenapa demikian, kenapa hati si Fulan tersebut diselipkan api cemburu? (Kinerja syaitan mba broo) ini lho!
Pertama, Saya ingin bertanya pada (Fulan) perempuan yang memang menjaga hijabnya, berjilbab panjang, bahkan kerap bercadar bagaimana perempuan tersebut bersikap pada lelaki yg bukan muhrim?
Kedua, sahabat saya perempuan yang tdk memakai jilbab saat itu, pergaulannya biasa saja, berbaur dengan siapa saja, bagaimana ia bersikap kpd lelaki yg bukan muhrim? Dan sahabatku belum tahu ilmunya (maklum baru hijrah)