Mohon tunggu...
Musiroh Talib
Musiroh Talib Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru di kota Surabaya. Aktivis organisai keagamaan, penulis lepas. alumni PPWS Jombang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara Hati yang Tak Pernah Didengar

26 November 2024   05:44 Diperbarui: 26 November 2024   07:34 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*A* ku dipaksa untuk menerima kondisi nyata yang nyaris membunuhku

*N* amun, aku berusaha bangkit dan bangkit kembali walau harus tertatih-tatih

*G* umpalan awan pun terus mengiringi, seakan berkata aku adalah teman sejatimu...

*T* iada henti aku berpikir, berusaha, berharap dan berdoa

*A* gar semuanya segera sirna, agar semuanya segera musnah bersama lenyapnya duri-duri tajam dalam dada

*K* abut tebal selalu mengiringi langkahku, seakan mengantar ku pada takdir yang telah tertulis beribu tahun yang lalu

*P* undak ku tak lagi cukup kuat memikul beban yang berat

*E* ntah sampai kapan...

Lelakon hidup ini seperti duri-duri berserakan di sepanjang jalan.

*R* indu belain kasih sayang orang-orang tercinta semakin jauh, seperti mengejar hembusan angin yang berlalu

*N* alarku pun sering tak jalan dan aku mengalami kebuntuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun