Mohon tunggu...
Musiroh Talib
Musiroh Talib Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru di kota Surabaya. Aktivis organisai keagamaan, penulis lepas. alumni PPWS Jombang

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Permainan Tradisional Masih Eksis kah?

24 Juli 2024   23:11 Diperbarui: 24 Juli 2024   23:16 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: canva / diolah pribadi 

Seorang teman bertanya ketika kita semua sedang berjalan di trotoar Siola. 

Entah dari mana pikiran nya timbul, tiba-tiba dia berbisik. "Lihat! Ada pengumuman lomba bermain permainan Tradisional bagi manula."

Sejenak aku menoleh kearah yang ditunjukkan. "Menarik juga ya....?" Jawabku.

Pengumuman tertulis terpampang disudut gang kecil diantara tembok bangunan peninggalan Belanda di daerah Siola.

Aku pun berhenti sejenak, untuk membaca tuntas pengumuman itu. Ada engklek, gobak sodor,Ketepel, kelereng, layangan pendek dan patelele. "Hmmm....semua permainan menarik di jaman itu" begitu gumamku. 

Permainan Tradisional memang memiliki makna tersendiri bagi para pemain nya. Misal; tuntutan tanggung jawab, fokus, tidak boleh menang sendiri atau egois, berani menunjukkan sportifitas, dan mengakui keunggulan yang lain.

"Saat ini semua punah. Anak-anak tak lagi mengenal permainan tradisional yang penuh dengan filosofi itu. Semua sudah berubah, semua sudah tergantikan oleh mesin canggih, Semua tak lagi butuh orang lain." Begitu kata Andi menggerutu.

Aku cuma diam, tak ada komentar yang berarti. Sebab yang disampaikan Andi, benar adanya. 

Gadget mampu memutus perhatian orang tua kepada anak, gadget bisa memporak porandakan tatanan kehidupan. Gadget juga mampu membuat anak tak lagi peduli terhadap orang lain. 

Setiap hari, anak disuguhi dengan permainan menarik dari sejumlah situs yang kadang berbahaya untuk mereka. Baik dari kesehatan mental, kegigihan untuk belajar, keseriusan menjaga kesucian etika ketimuran, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun