Mohon tunggu...
musiroh muki
musiroh muki Mohon Tunggu... Guru - Guru

Terlahir di kota Surabaya 60 th yang lalu. Menghabiskan masa remaja di pesantren putri wali songo asuhan Mbah yai Adlan Aly, dan melanjutkan ke IAIN sampai pada program sarjana di tahun '82-'86. Aktif sbg penulis lepas, sejak awal periode Covid 2019. Alhamdulillah menghasilkan 14 buku antologi puisi, cerpen dan flash fiction bersama teman2 se Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seperti Mimpi

24 September 2023   07:38 Diperbarui: 24 September 2023   07:53 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak pernah terlintas sedikit pun

Bahwa kita harus bertemu, bersatu dan berpisah karena waktu.

Tak pernah terbayang segaris pun

Perjalan indah, terseok dan jatuh di tengah-tengah taman bunga mimpi indah kita.

Taqdir memang aneh

Sulit di mengerti dan di pahami

Taqdir memang nyeleneh

Sering tak terkira oleh aturan dan keinginan kita sebagai manusia.

Bila hari ini kita tak lagi bersama

Bukan berarti esok kita tak jua

Sebab taqdir akan selalu berkata

Aku penentu mu.

Bila hari ini kita tak lagi bersatu

Jangan lukis rindu

Sungguh itu sebuah pintu

Kematian mu dan kematian ku

Biarkan semua seperti mimpi

Saat kita terlelap dalam tidur malam yang indah.

Surabaya, 24 September 2023

Musiroh Muki 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun