Mohon tunggu...
Monica Niken Wulandari
Monica Niken Wulandari Mohon Tunggu... Seniman - PNS Polri, Musisi, Pengajar, Suka Traveling, Ibu dari Do dan Re, Suka sesuatu yang baru

Menulis bebas apa yang ada di pikiran saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hai Lelaki Pengguna Ojek Online, Bersikap Sopanlah...

20 Maret 2018   20:44 Diperbarui: 21 Maret 2018   10:31 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat Malam khalayak ramai (karena sy nulisnya malam) Nama saya Monica dan itu asli nama saya sesuai KTP dan sekaligus nama pemberian orang tua saya. Okelah... gak penting banget bahas nama saya. Malam ini saya dengan kesadaran penuh dan tidak disuruh siapapun atau bermaksud ngiklan, mau cerita sedikit tentang pengalaman saya naik Ojol atau ojek online. 

Pembaca yang Budiman dan dirahmati Tuhan yang punya alam semesta, pada hari Rabu tgl 28 Februari 2018 siang hari bolong, saya naik ojek online(Gojek). Saya naik dari Mabes Polri menuju Lemdikklat Polri. Waktu Ojol itu datang, saya pikir si Abang yang datang, gak taunya... wak waw... Ibu-ibu guys.... pakai Motor Cowok segedhe gambreng yang saya gak ngerti merknya, sempet ragu sih.. tapi saya naik aja. di tengah jalan, tiba-tiba si Ibu bertanya, 

"Bu, maaf, boleh nanya?"

"Silahkan"

"Ibu Nasrani ya?" 

"Iya" jawab saya. 

"Sama Bu, saya juga nasrani, tapi suami saya Islam"

"Lho kok sama Bu, suami saya juga Islam" 

Tiba-tiba Si Ibu menjawab: "Tapi suami saya sudah meninggal Bu"

Seketika saya rada lemas. Mungkin itu jawaban pertanyaan dalam hati saya, kenapa Ibu tanggunh ini harus bekerja sebagai Ojol yang penuh resiko. Lalu kami meneruskan obrolan kami, Ibu itu bercerita bagaimana suaminya meninggal dan harus bekerja membiayai anaknya yg sudah SMP dan adiknya. kemudian obrolan kami berlanjut di tengah teriknya matahari dan sy tidak memakai jaket, syahdu rasanya. Dia bercerita bagaimana suka duka ojol, dari yang menyenangkan sampai menyakitkan. sebelum cerita saya berlanjut, sebagai info, si Ibu pernah jadi sopir Bus AKAP, sopir Busway, kebayang kan tangguhnya? lalu beliau cerita, mengontrak rumah di daerah pondok cabe kalau tidak salah, hidup bersama ke dua putranya dan Ibunya terpaksa ikut ke jakarta untuk menjaga anak-anaknya. 

Guys, jangan sekali-sekali meremehkan profesi ini, sangat susah jadi mereka yang bersedia mengantar kita kemana-mana. Berat, dilan juga gak akan kuat. Suatu saat si Ibu mendapat penumpang lelaki, ketika sudah naik motor, si Lelaki ini dengan santainya memeluk si Ibu, dan membuat kaget. Ibu bertanya kepadanya: "Bapak kenapa peluk saya?" dan dia menjawab "Ibu kan sopir gojek" jadi ya gak pa-pa saya peluk. Ya Tuhan, jawaban apa ini? dan kata si Ibu kalau tidak mau dipeluk akan diberi bintang satu. Ibu ini bertanya: "Bapak punya istri kan? punya anak perempuan gak?" bagaimana kalau ini terjadi pada anak bapak? singkat cerita ketika sudah sampai tujuan, bapaknya memberi bintang satu dan si Ibu dapat suspend dari Gojek. 

Kalau seandainya cerita ini benar, (karena memang saya tidak melihat kenyataannya). Betapa kurang ajarnya kau lelaki itu yang saya tidak tahu namanya. Dan setelah mendapat suspend, si Ibu tidak bisa narik 2 hari. Dengan segala hormat kepada yang punya Gojek, tolong dipertimbangkan kebijakannya. Jangan melulu memikirkan penumpang, tapi kebijakan seperti ini jadi merugikan pengemudi. Kebayang gak si Ibu dua hari tidak bisa mencari nafkah. Siapapun anda penumpang lelaki please jangan sekali-sekali melecehkan wanita yang bekerja sebagai pengemudi gojek. 

Anda juga lahir dari rahim wanita. Dan untuk Ibu Zerlina Oktavia, selamat bekerja Bu. Semoga Tuhan Yang Maha Melihat, Maha Mengasihi, Maha Memberi, akan memuliakan hidup Ibu dan keluarga. Semangat untuk cita-cita Ibu dan anak-anak. Masih banyak duka Ibu yang diceritakan ke saya yang kalau ditulis bisa jadi satu buku novel. Mari kita hormati wanita sebagaimana kita menghormati Ibu kita. Merdeka!!!!

screenshot-20180228-160910-1-5ab11346caf7db28d30c13c3.png
screenshot-20180228-160910-1-5ab11346caf7db28d30c13c3.png

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun