Mohon tunggu...
Mushthofiyatul Khoiriyyah
Mushthofiyatul Khoiriyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mushthofiya

mushthoiyatul khoiriyyah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Komposisi Pembuatan Pakan Ayam Petelur yang Sederhana dan Berkualitas

15 November 2021   06:08 Diperbarui: 15 November 2021   06:13 8863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pengetahuan mengenai bahan baku pakan sangat dibutuhkan sebelum melakukan penyusunan pakan ayam petelur. Penetahuan bahan baku meliputi pengetahuan kandungan nutrien, faktor pembatas penggunaan (zat antinutrien, kandungan serat kasar, ketengikan dan mikotoksin), macam-macam pengolahan yang dilakukan terhadap bahan pakan, potensi pakan tersebut termasuk ketersediaan dan harga. Bahan pakan yang digunakan dalam pembuatan pakan ayam petelur terdiri atas bahan pakan sumber energi, protein lemak, mineral, dan bahan pakan alternatif.

Bahan Pakan Sumber Energi

Bahan pakan sumber energi merupakan bahan pakan yang memiliki kandungan energi yang tinggi. Bahan pakan ini paling banyak berasal dari biji-bijian atau limbah pengolah biji-bijian. Bahan pakan sumber energi utama yang digunakan dalam pakan antara lain jagung kuning, sorgum, singkong, dedak padi, pollard, minyak atau lemak.

  • Jagung Kuning

Jagung merupakan bahan baku pakan sumber energi utama dalam pakan. Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor antara lain berenergi tinggi, tidak terdapat zat antinutrien, mengandung banyak pati dalam bentuk amilopektin, serta kecernaan tinggi. Jagung mengandung protein yang rendah sekitar 8%, keseimbangan amino yang kurang baik, kandungan lisin rendah dan kandungan metionin tinggi. 

Dalam formulasi ransum, umumnya penggunaan jagung dikombinasikan denhan bungkil kedelai yang dapat menutupi kekurangan asam amino dari jagung. Kandungan energi jagung dipengaruhi oleh umur panen. Jagung muda mengandung energi metabolis 3.014 -- 3.155 kkal/kg, sedangkan jagung tua mengandung energi metabolis 3.313 kkal/kg. Salah satu jagung muda adalah juka sudah kering bentuk bijinya keriput.

Jagung yang paling banyak digunakan dalam menyusun ransum adalah jagung kuning karena mempunyai pigmen kuning yang disebut xantifil rata-rata 5 ppm dan karotin 0,5 ppm. Penggunaannya yang besar dalam ransum dapat mengakibatkan warna kuning pada kulit dan kuning telur yang sangat disukai oleh pasar. Penggunaan jagung harus memperhatikan ada atau tidaknya jamur yang dapat menghasilkan mikotoksin yang bersifat racun sehingga mempengaruhi performa ayam. Penggunaan jagung dalam dalam ransum maksimal 70%.

  • Sorgum

Sorgum merupakan sumber energi sehingga banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ayam petelur. Di indonesia, potensi sorgum kurang baik karena hanya terdapat di daerah tertentu saja. Kandungan protein sorgum lebih tinggi dari jagung dan mengandung sedikit xantifil (1,5 ppm). Kombinasi sorgum dengan bungkil kedele akan menghasilkan suplemen metionin dan lisin dengan baik. Sorgum memiliki zat antinutrisi yaitu tanin. Kandungan tanin sorgum sangat bervariasi, mulai dari 0,09-5,374%. Penggunaan dalam ransum 40-50% tergantung umur.

  • Singkong

Singkong merupakan tanaman yang banyak di tanam di Indonesia dan berpotensi sebagai bahan baku pakan, yaitu sebagai sumber energi. Kandungan energi metabolismenya tinggi, hampir sama dengan jagung sekitar 3.440 kkal/gram, tetapi kandungan proteinya rendah sekitar 2-3%. Singkong digunakan terbatas dalam pakan karena mengandung zat antinutrisi sianogenik glukosida yang bervariasi. Tergantung jenisnya. 

Singkung pahit paling banyak mengandung sianogenik glukosida. Jika akan digunakan sebagai bahan penyusun ransum, sebaiknya singkong diolah terlebih dahulu dengan cara penjemuran untuk menghilangkan kandungan zat antinutrienya yang biasa disebut gaplek. Penggunaan singkong dalam pakan sebaiknaya kurang dari 20% karena penggunaan yang berlebihan akan mengakibatkan feses basah.

  • Dedak padi

Dedak padi diperoleh dari proses penggilingan padi menjadi beras. Dedak padi sering digunakan dalam pakan karena memiliki potensi ketersediaan yang tinggi. Dedak merupakan sumber energi dan asam amino pada unggas, tetapi keseimbangan asam aminonya kurang baik. Kandungan proteinya 8-12% tergantung kualitasnya serta energi metabolisme sekitar 1.900 kkal/kg.

Penggunaan dedak padi dalam pakan terbatas terutama pada ayam muda, karena kandungan serat kasarnya tinggi (11%). Serat kasar merupakan nutrien yang sedikit banyak dicerna oleh ayam. Selain kandungan serat kasar, dedak padi mengandung asam pitat tinggi yang dapat menurunkan ketersediaan mineral fosfor dalam pakan. Dedak padi mengandung kadar lemak yang tinggi dan bila disimpan terlalu lama dapat berbau tengik. Penggunaan dedak padi dalam ransum antara 10-25% tergantung umur ayam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun