Mohon tunggu...
Muhammad Mushab
Muhammad Mushab Mohon Tunggu... -

yah, manusia biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Perjalanan

24 Januari 2010   12:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:17 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tenang yaah pak, nanti saya sampaikan keluhan bapak kepada kepala oficial kami di bandara." Jawab seorang Oficial kepada pria berdasai tadi seraya berusaha untuk memadamkan percikan-percikan api kekecewaan pria tersebut.

Nggak usah berbelit-belit mbak, masa untuk mengganti uang tiket satu pesawat saja masa kuwait nggak mampu ! gitu katanya negara petrodolar.

"Pokoknya bapak tenang aja yaah pak, nanti kalo bapak pimpinan kami sudah datang, bapak boleh deh nyampain keluh kesah bapak.
Jangan sama kami pak, kami ini hanya pegawai kecil yang digaji 20.000 rupiah perjamnya pak, jadi bapak nggak ada gunanya juga marah-marah di depan kami yang ada juga bapak malah bete." Jawab seorang official lain sambil melemparkan senyum kecut ke sang pria.

Sementara sang pria itu sibuk dengan komplainnya kepada pihak perusahaan, aku hanya duduk merenung di sudut sofa bandara sambil memangku dagu dengan kedua tangan ku, angan ku terbang kepada senyum terakhir keluarga-keluargaku di bandara lima jam yang lalu, senyum umi masih terlihat indah, tak ada derain air mata kayak di sinetron-sinetron menyertai kepergianku, mungkin mereka menahan tangisan di depan ku agar aku tidak sedih. Pelukan perpisahan umi kepada anaknya ini seakan ia berbicara kepada ku "selamat menuntut ilmu nak, terus berjuang yaah jangan pernah putus asa, karena setiap tetes keringat mu akan umi rasa kan di sini. Aku pun semakin tegar dan kuat untuk melangkah ke depan dan semakin mantap dengan keyakinan yang masih membara bak gejolak api yang bisa mendorong laju lokomotif pada jaman james watt.

Perpisahan itu ditutup dengan aku menelpon Abi yang masih i`tikaf di masjid, aku pun minta do`a restu sekaligus pesan-pesan penyemangat jiwa.
Assalamu`alaikum, bi ini ahsan
Wa`alaikum salam, Yah san, selamat jalan, belajar yang rajin disono, jaga diri yah baik-baik dan selalu berdo`a. Jangan pikir yang macem-macem, jangan lupa sholatnya yah harus dijaga terus banyak-banyak ambil istifadah ilmu dari sana yah san.
Iyah bi, insya Allah ahsan rajin belajar kok.
ahsan berangkat yah, do`ain semoga sukses lahir dan batin.
Assalamu`alaikum
Wa`alaikum salam.
***
Setelah terpaksa aku harus menuggu di bandara, akhirnya pesawat kuawit kami berangkat juga menuju kuwait tepat pukul 2 siang tepat.
Coffee or tea ? tanya seorang pramugari membangkitkan aku dari lamunan ku yang semakin tak terarah.
Oh, tea i like tea ? jawab ku spontan
This your tea, take please !
Tank your very much
You are welcome,and enjoy your travel.
Aku pun hanya menawabnya dengan seyuman saja
Pandangan ku alihkan kembali keluar jendela pesawat, banyak kuliahat arak-arakan awan yang seakan berlarian kian-kemari, awan putih dan awan hitam bergumul dan bersiteru berupaya saling berambisi untuk mewarnai langit hari itu , dan aku tanpa sadar pun terlelap dan bermimpi dan entah kapan lagi aku bisa melihat kembali indahnya matahari dari atas udara.

***
Sebuah sedan berwarna merah mengantarku menuju apartemen di sebuah daerah yang biasa disebut dengan asyir, sedan melaju dengan tenang di jalanan aspal yang terbentang di antara hamparan padang pasir yang tandus lagi penuh dengan batu cadas yang terjal lagi penuh dengan debu yang berterbangan dan menari dengan indah kian-kemari seolah mengenalkan kepadaku tentang kondisi mesir yang sebagian besar memang dilapisi butiran pasir-pasir kuning yang terkenal kokoh dan kuat jika diolah dan dibentuk menjadi bahan bangunan sehingga tak heran perusahan-perusahan minyak dunia banyak yang memesan pasir kuning mesir ini.

Bang, aslinya dari mana ? tanya ku membuka percakapan dengan senior yang duduk tepat disamping bahu ku yang kanan.
Ana asli dari batusangkar, sumatera barat. Jawab sang senior sembari menanmpakkan wajah ramah yang dikuti oleh senyuman yang terkembang di bibirnya.
Batusangkar yaah, wah sama dong, kayak umi , juga dari batusangkar, tapi umi ku besar di jakarta,
Oh yah bearti akhi bisa ngomong minang dong ? tanyanya kembali
Ah, nggak bisa bang soalnya umi nggak pernah bahasa minang, yah jadi tahu sendiri lah. Jawab ku diplomatis
Dan ku rasa jawaban ku memang cukup beralasan, disamping nggak pernah denger bahasa minang, aku pun baru sekali ke daerah minangkabau ketika lulus MTs dahulu sekaligus ngelihat kampungnya uwo di batu sangkar, memang ada keunikan tersendiri di diri orang minang yaitu suka ngerantau dan ini bisa dibuktikan ketika aku berkunjung ke sana, sanak keluarga uwo sudah nggak ada lagi satu pun kecuali satu orang yang masih menetap di rumah padahal tanah kami sangat luas dan subur.
Ngomong-ngomong kostnya deket nggak bang dengan kampus ? tanya ku lugu
Oh yah lumayan lah, jawabnya sekenannya seakan sekedar menjawab saja.
Tapi maap nih kalo nanti satu rumah isinya 10 orang, nggak papa kan ? tanya mencoba untuk meminta konfirmasi kepada ku.
Nggak papa kok bang, justru enak rame banyak temen.
Oh yah bang kita kan belum kenalan,nama abang siapa ? tanya ku
Oh kenal kan akhukum fillah Abdil bar
Kalo yang nyetir siapa namanya ?tanya ku
Oh ane, nama ane Jhon tapi dipanggilnya ibnu hajar.
Lho kok bisa githu
Biasa lah nama hijrah githu lho.
Oooooh, kirain apaan.

Itulah gambaran pertama kali aku datang dan menjejakkan kaki ku di bumi mesir ini, dijemput senior dengan penuh senyum dan tawanya serta tempat tinggal yang yah lumayan nyaman dan penuh dengan kekeluargaan yang hangat serta penuh dengan persahabatan dan dengan rahmat Allah, aku pun dianugerahi banyak rekan-rekan baru dari berbagai macam background dan asal muasal pun bermacam-macam sehingga pelangi ku mulai berwarna-warni kembali.

***
Di tengah penuh sesaknya penumpang lapan puluh coret yang penuh sesak dengan penumpang, Tak sengaja aku beradu mata dengan pemilik sepasang mata sayu, sambil terus menatap ku dalam-dalam, seakan ingin menelanjangi aku, dia mulai menatap ku, menatap dan terus menatap sehingga kikuk aku dibuatnya. gerakanya yang lemah gemulai bertambah membuat aku semakin susah untuk menghapuskan keberadaannya yang tanpa izin memasuki relung hati ku yang telah lama kosong.
Sesaat aku jadi teringat perkataan Akhyar teman ku waktu MAK dulu " san, wanita itu bisa menumbuhkan ladang gersang kita menjadi ladang ilalang yang penuh dengan dedaunan yang indah dan bersemi, sehingga persendian tulang kita bisa tegak berdiri karenanya, tapi ingat juga kita pun harus tahu kadar penggunannya, soalnya pupuk yang berlebihan dapat memberikan efek samping yang berbahaya," celotehnya sok puitis tapi tidak sesuai dengan sikapnya, soalnya sembari nyeloteh enak tanpa gw sadari dengan santainya ia menyerobot minuman ringan temulawak kesayangan gw yang baru lima menit aku beli dari warungnya yuk yah.
"Woy ngelamun aja !" sepasang tangan iseng mengagetkan ku dari lamunan ku yang semakin menjadi-jadi aja setelah menatap dua mata misterius itu.
"ah nggak cuma capek aja dikit nih il !" jawab ku nyengir menahan malu akibat kebanyakan mengkonsumsi obat cinta yang berlebihan.
keajaban dunia ketujuh kayaknya mulai bertambah lagi dengan ditemukannya sebuah patung orang kasmaran yang hatinya terikat dengan seorang bidadari bus kota tadi siang, seakaan lembaran hati ku hari ini hanya di isi dengan wajahnya yang teduh saja tapi sayang, penyakit ku kambuh lagi tiba-tiba seluruh saraf mulut ku beku dan kaku.
"yaaah payah lu san gitu dilepasin!" sambil nyemprot muka gw dengan nasi yang dia makan, sekejap aja muka gw penuh dengan nasi putih dan kawan-kawanya
"terima kasih ilmi atas makan malamnya, tapi gw udah kenyang !" ucap gw dalam hati
emang mahluk satu ini dermawan banget kalo makan, dia selalu bagi-bagi ke temen lawan bicaranya sambil nyemprotin isi yang ada dimulutnya mirip adegan pemadam kebakaran sedang memadamkan kawasan merah.

Tapi dalam hati ku sebenarnya aku bersyukur kepada Allah SWT, karena masih dikarunia sifat malu, dan belum menghilangkanya dari diri ku, malu dan gagap jika berhubungan dengan cinta, soalnya pada saat ini pun kalo dipikir aku nggak siap untuk mengarungi samudera cinta, dari pada nyatain malah menimbulkan godaan-godaan lain yang bisa ngeganggu Iman, dan yang pasti kalo udah gitu mulai deh adegan-adegan yang dilarang agama mulai dilanggar, awalnya Cuma jalan-jalan berduaan, terus pegang-pegangan terus lama-lama juga ngarah ke hal yang nggak jelas dan yang pasti, nggak ada yang berani jamin kalo ada dua insan yang berlain jenis berhubungan tanpa ikatan nikah tidak akan terjadi apa-apa kecuali emang nggak pernah ketemuan, jika sang adamnya di plenet pluto terus hawanya di mars itu masalah lain, lagi pula studi bisa terganggu gara-gara hal-hal yang nggak jelas kayak gitu yah nggak ?
Ya muqolibal qulub tsabit qolbi `ala dinik wa afrigh `alaina sobra wata waffana muslimin.

Setelah ngerenung sejenak, aku pun mulai beranjak untuk ngambil Hp di atas meja langsung aku ketik di keypad HP ku sms buat umi.
Ass, Umi do`ain aq yah sebulan lagi ujian nih, kuatin hati ku agar selalu istiqomah dlm nuntut ilmu,gmn rntlnya lncr nggak slm buat semua wass.
Sent,kata itu tertulis dilayar, seketika itu juga ku raih buku cacatan ku yang usang di bawah baju .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun