Mungkin tulisan singkat ini hanya pandangan subyektif belaka, didasari atas rasa bahwa pandangan manusia dalam level apapun pasti tidak akan bisa memberikan pandangan seobyektif mungkin kepada suatu hal namun setidaknya dari pandangan subyektif ini bisa memberikan kesempurnaan dalam melengkapi sebuah pandangan umum.
Sehat baik menurut pandangan awam seperti saya maka, sehat artinya tidak sakit, bebas dari masalah kedokteran dan yang pasti bisa terus menjalankan indahnya kehidupan ini tanpa harus merasakan ganguan apapun baik dari ganguan dalam maupun luar dan keberadaanya tidak membahayakan untuk dirinya dan alam sekitarnya.
Sebagaimana yang telah diketahui bersama, wujud dalam diri manusia itu terbagi menjadi dua bagian yaitu wujud yang madi atau yang biasa dikenal sebagai jasad luar yang bisa diraba oleh kulit, dilihat oleh mata, bisa didengar oleh telinga tentang jasad tadi atau dalam istilah pribadi saya adalah jasad yang biasa dipakai menunaikan setiap tugas hidup sedangkan wujud lahiq atau yang biasa disebut sebagai ruhiyah atau rohani atau wujud yang tidak bisa diraba oleh panca indera dan wujud ini hanya bisa dirasakan dengan hati dan perasaan
Dalam kesehatan pun secara tidak langsung dibagi menjadi dua yaitu kesehatan ruhani dan kesehatan jasmani dan keduanya sangat erat sekali sehingga lahirlah istilah kesehatan dengan mensana in konpori sano atau dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Kesehatan yang berhubungan dengan jasmani memang sangat berkaitan erat sekali dengan ilmu kedokteran, setiap orang yang sehat biasanya diukur dengan tensi darah, jumlah detak jantung dan gaya hidup, jika semuanya berjalan dengan lazim maka bisa dikata manusia tersebut sehat, namun sebenarnya dalam kesehatan jasmani yang terpenting adalah bagaimana cara hidup seseorang atau gaya hidup, karena berharganya sebuah kesehatan sangat terkait dengan bagaimana manusia itu sendiri menghargai dirinya, atau singkatnya manusia itu dapat berlaku adil dalam menggunakan setiap organ tubuhnya.
Keadilan dalam segala hal memang sangat dituntut oleh islam, semakin kita bisa bertindak bijak kepada organ tubuh kita, maka bisa dikatakan kita telah berbuat adil. Memberikan hak pada setiap organ tubuh memang wajib, jika ingin merasakan kesegaran tubuh yang maksimal sehingga tak heran Rasullallah SAW pun memberikan sunnah untuk selalu menjaga kesehatan tubuh, dari sunnah siwak sebelum menunaikan Sholat hingga tata cara menikmati makanan dan kadar banyaknya pun telah dituntun dalam tuntutan Nabiyyuna Muhammad SAW yaitu sepertiga untuk makanan sepertiga untuk minuman dan seperti untuk rongga perut.
Konon sahabat Rasullallah SAW dan Rasullallah SAW nyaris tidak pernah disentuh oleh sakit yang parah, keadaan ini semua memang sangat ditunjang oleh prinsip yang ditanamkan oleh Rasullallah SAW agar selalu makan tak kala merasa lapar dan berhenti makan sebelum merasa kekenyangan, ini pula salah satu rahasia kenapa umat islam kala itu sehat dan penuh dengan ketaatan karena kadar makanan dalam tubuh mereka ternyata ditakar dengan Adil sehingga yang dihasilkan pun melahirkan pribadi yang adil dan tidak suka berlebihan.
Sehat yang kedua adalah sehat secara Ruhiyah, atau kesehatan yang berhubungan dengan jiwa dan psikis seseorang, semakin sehat jiwa seorang maka semakin banyak dia akan merasakan bahagia, apalah guna badan sehat jika jiwa yang didalamnya sakit dan merana.
Kesehatan ruhani seseorang sangat berkaitan erat dengan kesehatan hati, semakin hati condong kepada yang baik dan bebas dari penyakit hati maka semakin sehatlah rohani sang pemilik hati tersebut, karena hati ibarat nahkoda sebuah kapal besar, bagaimanapun canggihnya kapan jika tidak memiliki nahkoda yang handal dan berpengalaman maka kapal itu tidak akan bisa berlayar mengarungi ganasnya samudera, karena nahkoda yang tidak memiliki pengalaman dan ilmu hanya dapat membahayakan kapal dan awaknya saja, begitu pula dengan badan, bagaimanapun sehat dan bugarnya badan jika hatinya sakit maka tidak akan bisa merasakan kesehatan yang hakiki, yang dirasa olehnya hanyalah kegelisahan, gusar dan penuh dengan pertanyaan yang menggelayuti dipikiranya, bahkan sang pengindap penyakit hati sangat berbahaya bagi dirinya sendiri dan orang disekitarnya.
Rasullallah SAW selalu perpesan agar selalu menjaga hati, karena hati ibaratnya pemimpin yang memberikan instruksi ke badan secara keseluruhan, jika sang pemimpin sakit maka badan akan cenderung kepada hal-hal yang mungkar begitu juga sebaliknya, keberadaan hati ibarat cahaya yang akan memberikan hidayah kepada sang pemilik badan lalu bagaimana dengan hati yang cahayanya redup bahkan nyaris mati ?
Namun dari kesuluruhanya, nikmat sehat memang tidak akan terasa jika kita masih merasakan sehat, karena ia hanya bisa ditemui tak kala ia pergi, tak kala badan ini merasakan sakit yang parah dan menahun, maka disaat itulah kita akan merasa rindu dengan sehat dan mengetahui betapa nikmatnya menjadi orang sehat.
Atas dasar ini mungkin orang sehat baik laki-laki maupun wanita, adalah manusia yang selalu menggunakan tubuhnya secara bijak dan selalu menjaga cahaya hatinya agar selalu bercahaya dan tidak redup, jika bisa melakukan hal itu insya Allah sehat akan siap sedia menemani jasad kita dan yang terakhir, sehat maupun sakit merupakan ketentuan Allah SWTÂ dan manusia tidak memeliki daya dan upaya kecuali diriNya yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sakit dan sehat adalah datang dari Allah SWT, bisa jadi sehat meruipakan ujian dari Allah kepada kita semua agar selalu menggunakan nikmatnya dengan baik begitu pula sakit, mungkin dia datang sebagai penggugur dosa-dosa kita kepadaNya.
Wallahu a`lam Bishowab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H