Mohon tunggu...
musdalifah
musdalifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mengemukakan opini melalui sudut pandang Islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyoal Palestina Kaum Muslim Bisa Apa?

22 November 2023   13:04 Diperbarui: 22 November 2023   13:04 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menyoal Palestina, Kaum Muslim Bisa Apa?

Tercatat hampir 9.900 warga sipil terbunuh menjemput syahid. Selain itu 26.000 warga lainnya terluka parah. Jumlah tersebut akan terus bertambah, mengingat seruan Netanhayu untuk bertempur habis-habisan bukanlah bualan semata. Sudah sebulan lamanya serangan bertubi-tubi terus digencarkan Zionis Israel dengan bantuan Amerika.

Sejauh ini para pemimpin negeri-negeri muslim hanya menjadi macam podium dan macan kertas. Menggertak Zionis di balik mimbar tapi tidak melakukan aksi nyata, bahkan masih melakukan kerjasama dengan negara adidaya pendukungnya.

Duka palestina telah menyebar ke seluruh dunia, bahkan di media sosial berseliweran foto dan video korban yang amat menyayat hati. Banyak yang terluka, kepala pecah, wajah berlumuran darah, hingga organ-organ yang lepas dari tubuhnya. Anak-anak Palestina bahkan menuliskan nama mereka di tangan dan kaki mereka agar orang tuanya tetap mengenali saat mereka syahid.

Bantuan logistik dan obat-obatan datang dari seluruh dunia. Pemboikotan produk-produk yang mendukung Zionis juga sudah dilakukan. Meskipun tidak signifikan, hal tersebut memberikan dampak.  Aksi pembelaaan dari berbagai belahan bumi, menyerukan pembebasan. Ini menunjukkan jika umat muslim seluruh dunia bersatu, entitas Yahudi Israel itu dapat dikalahkan dengan mudah. Pendukungnya Amerika sebagai negara Adidaya bahkan dapat dilumpuhkan.

Artis dan influencer non-muslim bahkan negara komunis yang dikenal kejam, Korea Utara bahkan memberikan bantuan berupa peluru dan bom. Banyak yang bergerak melakukan pembelaan, tapi hanya karena kemanusiaan.

Apa yang terjadi di Palestina bukan sekadar konflik kemanusiaan, persoalan politik atau perseteruan antara Hamas dan Fatah. Orang-orang Yahudi mempercayai bahwa tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan, karena itu mereka dengan yakin terus melakukan agresi militer untuk menduduki wilayah Palestina.

Tanah Palestina Milik Umat Islam

Beberapa keutamaaan Palestina sebagai milik umat muslim. Pertama, Palestina adalah bagian dari negeri Syam yang diberkahi. Rasulullah saw. memberikan banyak pujian pada negeri Syam. Di antaranya:

"Keberuntungan bagi penduduk Syam," Kami bertanya, "Karena apa, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Karena para malaikat membentangkan sayap-sayapnya kepada mereka (penduduk Syam)." (HR At-Tirmidzi).

Syam adalah negeri para nabi. Rasulullah saw. pernah bersabda, "Para nabi tinggal di Syam. Tidak ada sejengkal pun Kota Baitulmaqdis, kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana." (HR At-Tirmidzi).

Kedua, keberadaan Masjidilaqsa sebagai kiblat pertama kaum muslim dan tempat singgah perjalanan Isra Mikraj. Wilayah di sekitarnya juga tempat yang Allah berkahi (Lihat: QS Al-Isra' [17]: 1). Khusus terkait keutamaan Masjidilaqsa, Rasulullah saw. bersabda,

"Datangilah Masjidilaqsa. Lalu salatlah di dalamnya karena sungguh salat di sana seperti seribu kali salat di tempat lain." (HR Ahmad).

Ketiga, Al-Quds di Syam  merupakan tanah ibu kota Khilafah. Yunus bin Maisarah bin Halbas bahwa Nabi Muhammad saw. pernah bersabda, "Perkara ini (Khilafah) akan ada sesudahku di Madinah, lalu di Syam, lalu di Jazirah, lalu di Irak, lalu di Madinah, lalu di Al-Quds (Baitulmaqdis). Jika Khilafah ada di Al-Quds, pusat negerinya akan ada di sana dan siapa pun yang memaksa ibu kotanya keluar dari sana (Al-Quds), Khilafah tak akan kembali ke sana selamanya." (HR Ibn Asakir).

Selain keutamaan tersebut, Palestina adalah tanah air kaum muslim yang telah berabad-abad menjadi bagian dari wilayah Islam. Kaum muslim pun terikat dengan Palestina serta Yerusalem karena dua alasan.

Pertama, wilayah Yerusalem telah menjadi bagian dari negeri-negeri Islam dengan status sebagai tanah kharaj sejak era Kekhilafahan Umar bin al-Khaththab ra. pada 637 M. Setelah peperangan yang berkecamuk selama berbulan-bulan, akhirnya Uskup Yerusalem, Sophronius, menyerahkan kunci Kota Yerusalem kepada Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. secara langsung.

Kedua, kaum muslim terikat dengan kaum Nasrani Yerusalem untuk melindungi negeri tersebut lewat Perjanjian Umariyah. Khilafah berkewajiban memberikan jaminan kepada kaum Nasrani baik terkait harta, jiwa, dan ibadah mereka. Orang-orang Yahudi tidak diperbolehkan  tinggal di wilayah palestina, bahkan sekadar lewat sekalipun. Perjanjian Khalifah Umar dengan kaum Nasrani Yerusalem ini mengikat kaum muslim hari ini bahkan hingga akhir zaman.

Muslim Ibarat Satu Tubuh

Muslim dalam pandangan Islam layaknya seperti satu tubuh, jika salah satu bagian tubuhnya sakit, maka seluruhnya akan merasakan sakit. Sepatutnya apa yang menimpa muslim menjadi penderitaan muslim lainnya, sebab ikatan yang menyatukan adalah ikatan akidah.

Semenjak runtuhnya khilafah daulah Islam, umat muslim terpecah-pecah menjadi negara muslim yang dicekokkan pemikiran nasionalisme. Batas-batas wilayah telah mengungkung negeri muslim hanya peduli urusan dalam negerinya. Mengirimkan pasukan militer sama saja dengan mencampuri urusan dalam negera lain.

Rasulullah pernah bersabda: "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Dengan itu sudah selayaknya muslim begitu mencintai Alquds dan haram hukumnya mengakui keberadaan entitas Yahudi. Begitu pula mengambil solusi dua negara yang diusulkan PBB dan negara-negara Barat.

Hanya dengan Jihad dan Khilafah Palestina dapat Dibebaskan

Berbagai kecaman dan kutukan negeri-negeri muslim tidak berpengaruh apapun terhadap entitas Yahudi. Badan HAM PBB sejak tahun 2006 sudah mengeluarkaan 45 resolusi menentang kaum Yahudi. Dengan kejemawaannya Zionis Yahudi terus mencaplok wilayah Palestina. Jelaslah mustahil berharap pembebasan Plaestina melalui resolusi yang diganungkan PBB.

Selain itu Islam mengharamkan berdamai dan bersahabat dengan entitas yang memerangi kaum muslim. Apapun bentuk perdamaian apalagi solusi dua negara yang ditawarkan Barat adalah haram untuk diambil. Karena itu syariah Islam telah mewajibkan jihad atas kaum muslim apabila mereka diperangi musuh.  Allah Swt. berfirman,

"Sungguh Allah telah melarang kalian menjadikan sebagai kawan kalian orang-orang yang memerangi kalian karena agama, mengusir kalian dari negeri kalian, dan membantu (orang lain) untuk mengusir kalian. Siapa saja yang menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah kaum yang zalim." (TQS Al-Mumtahanah [60]: 9).

syariat Islam telah mewajibkan jihad fi sabilillah atas kaum muslim ketika mereka diperangi musuh. Allah Swt. berfirman,

"Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadap kalian." (TQS Al-Baqarah [2]: 194).

Allah Swt. juga memerintahkan untuk mengusir siapa pun yang telah mengusir kaum muslim.

"Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian." (TQS Al-Baqarah [2]: 191).

Kadi Syekh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahulLh dalam kitab Asy-Syakhsiyyah al-Islmiyyah Jilid 2 menyatakan bahwa jihad adalah fardu ain jika kaum muslim diserang oleh musuh. Fardu ain ini bukan hanya berlaku untuk muslim Palestina, tetapi juga bisa meluas bagi kaum muslim di sekitar wilayah Palestina jika agresi musuh tidak bisa diadang warga setempat.

Ini juga sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Said bin Ali Wahf al-Qahthani dalam kitab Al-Jihd f SablilLh, "Jika musuh telah memasuki salah satu negeri kaum muslim, maka fardu ain atas penduduk negeri tersebut untuk memerangi musuh dan mengusir mereka. Juga wajib atas kaum muslim untuk menolong negeri itu jika penduduknya tidak mampu mengusir musuh. Hal itu dimulai dari yang terdekat kemudian yang terdekat." (Al-Qahthani, Al-Jihd f SablilLh Ta'la, hlm. 7, Maktabah Syamilah).

Berdasarkan hukum ini, wajib bagi kaum muslim di wilayah terdekat Palestina seperti Yordania, Mesir, Libanon ,dan Suriah untuk mengirimkan pasukan untuk mengusir kaum Yahudi sampai mereka benar-benar terusir dari sana. Haram bagi mereka berdiam diri atau hanya sekadar mengecam.

Oleh karena itu, jihad adalah solusi bagi agresi zionis Yahudi atas tanah Palestina. Hal itu sesungguhnya sangat mudah. Pasalnya, kekuatan militer negeri-negeri muslim seperti Mesir, Suriah dan Yordania secara perhitungan jauh di atas kekuatan militer kaum Yahudi. Sebagai perbandingan, Pasukan Pertahanan Yahudi (IDF) hanya berjumlah 169.500 orang, 1.300 tank. Adapun kekuatan militer Mesir adalah 450.000 personel militer aktif, dengan tank perang 2,16 ribu dan 5,7 ribu kendaraan perang. Apalagi jika negeri-negeri muslim lainnya bersatu. Dengan izin Allah, kekuatan entitas Yahudi akan hancur lebur.

Mengapa Harus Khilafah?

Melihat realitas politik hari ini, tidak mungkin kaum muslim mengharapkan pihak lain, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk menolong mereka. Justru PBB juga terlibat dalam kelahiran dan pengakuan negara Yahudi tersebut. Mustahil pula meminta bantuan kepada negara-negara Barat karena mereka, baik AS maupun Uni Eropa, mendukung kaum Yahudi penjajah. Amerika Serikat akan mengerahkan bantuan militer saat ini. Secara rutin mereka pun setiap tahun menggelontorkan USD3,8 miliar (lebih dari Rp54 triliun) untuk keperluan militer kaum Yahudi.

Tampak bahwa entitas Yahudi ini menjadi kuat karena disokong oleh kekuatan besar. Oleh karena itu, sudah seharusnya Palestina pun didukung oleh kekuatan besar kaum muslim. Jika Barat yang kafir bersatu membela entitas Yahudi, mengapa para pemimpin dunia Islam hanya diam dan mengoceh belaka? Seolah-olah mereka tidak pernah membaca firman Allah Swt,

"Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian." (TQS Al-Baqarah [2]: 191).

Oleh sebab itu, Palestina hanya bisa dibebaskan jika Khilafah berdiri untuk melindungi tanah yang Allah berkahi tersebut. Khilafah pun akan mengusir para penjajah dari dunia Islam. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Rasulullah terhadap kaum Yahudi yang melakukan penghianatan.

Khalifah Sultan Abdul Hamid II pun demikian, menjadi benteng pertahanan untuk Palestina. Theodor Herzl mencoba menyogok Khalifah dengan uang yang sangat banyak dan berjanji akan melunasi utang-utang Khilafah Utsmaniyah. Harga diri dan girah Islam Sultan Abdul Hamid II amat tinggi dan menolak tawaran tersebut, bahkan meludahi Herzl.

Karenanya, keberadaan Khilafah Islamiyah sangat mendesak dan wajib bagi kaum muslim. Khilafah adalah perisai yang akan melindungi umat sehingga mereka merasa aman dan nyaman. Harta, darah dan jiwa umat muslim tidak akan tumpah sia-sia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun