Mohon tunggu...
Musdalifah 017
Musdalifah 017 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harga MinyaKita Naik, Masyarakat Pun Tidak Terima

7 Juli 2024   18:42 Diperbarui: 7 Juli 2024   19:00 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar MinyaKita dari detik.com

     

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh....

   

     Dari tahun ketahun harga minyakita itu naik,  bukannya turun.  sedangkan untuk kebutuhan pokok lainnya naik turun, berbeda dengan minyakita yang selalu naik nggak pernah turun - turun.


    Hal ini terjadi karena turunnya harga rupiah terhadap dolar AS sehingga jika tidak disesuaikan maka Menteri Perdagangan akan kewalahan, keterangan dari Bapak Zulkifli Hasan selaku Menteri Perdagangan itu sendiri.


   Bapak Zulkifli Hasan atau Zulhas juga menambahkan jika akan diadakannya sebuah rapat untuk menyepakati harga MinyaKita yang awalnya 14.000 naik 1.500 sehingga menjadi 15.500, joka ditambah 500 itu akan pas menjadi 16.000 yang tinggal menunggu waktu.


    Mendengar hal tersebut tidak terimalah masyarakat, masyarakat pun banyak yang berkomentar mengenai hal tersebut. seperti yang dilakukan oleh ibu Hj. Ani yang mengatakan "ini saja ekonomi belum pulih total.  kenapa lagi, dikasih naik harga minyak goreng". ucapnya dengan nada kesal.


    Hal serupa pun dilakukan oleh Bapak jono yang merasa jika Pemerintah menaikkan harga minyak dan beras tanpa melihat langsung kondisi masyarakat. "turun survei langsung saja, untuk melihat bagaimana kondisi ekonomi masyarakat, jangan seenaknya membuat kebijakan". ucapnya bapak jono yang ternyata masih menambahkan "kalau masyarakat yang pekerjaannya tetap seperti PNS, Pejabat dan yang lainnya, tidak masalah kalau harga bahan pokok naik. akan tetapi, bisa dibayangkan jika masyarakat yang tidak punya pekerjaan tetap pasti akan terasa sangat mahal". ucapnya.


   Tidak ketinggalan, Bapak Opu Amran dari Kabupaten Wajo juga menganggap kalau Pemerintah itu harus peduli dengan kondisi ekonomi masyarakat yang tidak menentu hasilnya.


    "indonesia itu punya banyak lahan yang ditanam kebun sawit, tapi kenapa minyak goreng perlu dinaikkan dengan kondisi ekonomi yang belum pulih pasca pandemi Covid - 19". ucapnya.

    Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun