Mohon tunggu...
Muhammad Salman Zulkarnaen
Muhammad Salman Zulkarnaen Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Muhammad Salman Zulkarnaen Al-Mujtahid atau biasa dikenal dengan nama pena Musazua, adalah seorang laki-laki yang lahir di Bandung pada hari Sabtu 2 Juli 2005. Ia juga merupakan seorang mahasiswa jurusan Ilmu Al-Qur'an Tafsir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebenaran Itu Tidak Relatif

24 Desember 2023   19:57 Diperbarui: 24 Desember 2023   20:05 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebenaran adalah konsep yang sering diperdebatkan dalam berbagai bidang kehidupan. Beberapa orang berpendapat bahwa kebenaran itu relatif, yaitu tergantung pada sudut pandang individu atau masyarakat. Namun, dalam tulisan ini, saya akan berargumen bahwa kebenaran itu sebenarnya tidak relatif, melainkan absolut.

Pertama-tama, mari kita mengidentifikasi apa yang dimaksud dengan kebenaran. Kebenaran adalah konsistensi antara fakta dan pernyataan yang kita buat tentang fakta tersebut. Dalam arti lain, ketika kita mengatakan sesuatu benar, itu berarti ada korespondensi antara apa yang kita katakan dengan apa yang ada dalam kenyataan. Misalnya, jika kita mengatakan bahwa matahari terbit di timur, itu adalah pernyataan yang benar karena sesuai dengan fakta.

Jika kita mengatakan bahwa kebenaran itu relatif, kita akan berada dalam paradoks. Jika kebenaran bergantung pada sudut pandang individu atau masyarakat, maka tidak ada kebenaran yang absolut. Artinya, setiap orang atau kelompok bisa memiliki kebenaran mereka sendiri, yang berarti semua pernyataan akan benar. Misalnya, jika seseorang mengatakan bahwa bahwa bulan itu ungu, dan orang lain mengatakan bulan itu merah, maka keduanya benar sesuai dengan pandangan mereka masing-masing. Namun, ini tidak masuk akal karena ada fakta yang objektif tentang warna bulan yang dapat ditemukan.

Selain itu, jika kebenaran itu relatif, maka konsep etika dan moralitas juga menjadi relatif. Jika tidak ada standar objektif untuk menentukan apa yang benar dan salah, maka setiap tindakan atau keputusan moral dapat dibenarkan. Misalnya, pembunuhan atau kejahatan bisa dianggap benar oleh beberapa orang jika mereka memiliki sudut pandang yang berbeda tentang moralitas. Namun, kita semua setuju bahwa pembunuhan adalah salah dan tidak dapat diterima dalam masyarakat yang beradab. Ini menunjukkan bahwa kebenaran harus bersifat absolut agar kita dapat menetapkan panduan moral yang dapat diikuti.

Dalam kesimpulan, kebenaran itu tidak relatif. Ada standar objektif untuk menentukan apa yang benar dan salah, berdasarkan konsistensi antara fakta dan pernyataan yang kita buat tentang fakta tersebut. Jika kebenaran relatif, maka konsep moralitas dan etika akan menjadi samar dan tidak ada pedoman yang dapat diikuti. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa kebenaran itu sebenarnya absolut, meskipun itu mungkin sulit untuk diterima bagi sebagian orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun