Jika pengetahuan sudah terbentuk, maka dalam jangka panjang dapat lebih mudah diaplikasikan dalam sikap dan perilaku kesiapsiagaan menghadapi bencana. Masyarakat yang memiliki tingkat kesiapsiagaan tinggi dapat meminimalisir resiko bencana sehingga terwujudlah masyarakat yang tangguh terhadap bencana.
Saya rasa dan BPNB pun setuju serta menginginkan sosialisasi melalui sandiwara radio menjadi cara yang efektif dan berhasil meng-edukasi masyarakat sadar akan bencana. Untuk itu, Program Radio SIGA-BADARNA harus dikemas semenarik mungkin sehingga bisa menjaring banyak pendengarnya yaitu dengan cara :
- Dibutuhkan sosialisasi yang  terus menerus untuk mendorong minat masyarakat mendengarkan radio. Misalnya ada promo melalui ; baliho, leaflet,  yang ditempel di papan pengumuman kantor desa, pos kamling, posyandu, tempat-tempat umum, dll.  Kemudian juga iklan di radio. Berikan ulasan yang menarik  perhatian, pastikan informasi jam tayang dan saluran radionya.
- Untuk alur cerita diusahakan tidak mudah ditebak sehingga membuat penasaran pendengarnya. Peran antagonis bisa dimunculkan sesekali tetapi jangan terlalu bertele-tele  yang membuat bosan pendengarnya.
- Perlu adanya  sayembara  yang disisipkan di episode-episode tertentu. Misalnya menebak kelanjutan cerita asmara kedua tokoh utamanya.  Sayembara  ini bisa menjadi magnet pemirsa untuk terus mengikuti kelanajutan cerita ADB. Tentunya disediakan hadiah yang menarik di beberapa episode dan di akhir episode . Saya terispirasi dari ketoprak sayembara yang ditayangkan TVRI Yogyakarta tahun 1980-an yang mampu membuat warga di desa kami penasaran dan rela menunggu sejak sore hari untuk menyaksikan kelanjutan ceritanya. Juga mengirimkan jawaban atas sayembara tersebut. Hal ini dibutuhkan sedikit perubahan skenario cerita  untuk memasukkan beberapa sayembara di setiap  episode ADB.
- Pemilihan jam tayang. ADB hendaknya mengambil jam tayang yang tepat. Misalnya sore hari sekitar jam 17.00 disaat orang-orang desa sudah pulang dari bekerja, di saat waktu istirahat menunggu petang menjelang. Kemudian perlu di siarkan ulang di jam tertentu, misalnya pagi atau malam hari.
- BPNB bisa bekerjasama dengan pihak pemerintah desa untuk ikut menghimbau warga mendengarkan ADB. Misalnya dengan acara mendengarkan ADB bersama-sama yang difasilitasi oleh pemerintah desa atau komunitas lainnya.
Melalui Radio SIGA-BADARNAÂ harapannya masyarakat akan terhibur dan mudah mengingat-ingat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana dan bisa bertindak cepat serta tangkas saat bencana terjadi sehingga Ketangguhan masyarakat terhadap bencana akan terwujud. Karena bencana bukan untuk di takuti akan tetapi untuk di tanggulangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H