Mohon tunggu...
Musanz Media
Musanz Media Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalisme Sahabat Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jurnalisme Sahabat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

MSG untuk Makanan Lezat, Sehat, Halal, Bergizi dan No Worries, Begini Kata Pakar!

31 Januari 2024   13:18 Diperbarui: 31 Januari 2024   14:12 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sharing Time MSG [foto: musanz]

Jakarta - P2MI (Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia), menggelar acara Sharing Time "MSG untuk Masakan Lezat, Sehat, Halal, Bergizi dan No Worries". Acara tersebut dihadiri berbagai komunitas yang kegiatannya berhubungan dengan ekosistem bahan pangan di Indonesia. Acara ini berlangsung hangat di Wajik Resto, Hotel Luminor Mangga Besar-Jakarta. Narasumber yang hadir dalam sharing session itu, terdiri dari dua pakar gizi; Prof. Hardinsyah MS, PhD., dan dr. Sheena M.Gz, SpGk, AIFO., dua ahli masak ; Chef Muto dan Chef Ajis serta Ir Satria Gentur Pinandita selaku Ketua P2MI.
 
Dalam acara tersebut, para pakar membahas secara obyektif dan faktual tentang MSG dan manfaatnya bagi tubuh manusia. Sekaligus membeberkan kebenaran dari berbagai mitos yang berkembang di masyarakat Indonesia, tentang MSG yang biasa dikenal sebagai Micin atau Vetsin, penyedap masakan yang sering kita temui saat menikmati Bakso, Nasi Goreng serta berbagai jenis makanan lainnya.
 
MSG (MonoSodium Glutamat) atau Bumbu Umami telah digunakan selama lebih dari satu abad untuk meningkatkan dan menyeimbangkan rasa gurih makanan. Meskipun penggunaannya tersebar luas dan banyak manfaatnya, kesalahpahaman konsumen tentang MSG cukup umum, dengan banyaknya mitos tentang MSG yang beredar di berbagai media
 
"Kondisi sosial tersebut, membuat P2MI yang berdiri sejak 15 September 1971, merasa berkepenitngan untuk membongkar mitos tentang Micin atau MSG. P2MI berkepentingan untuk memajukan dunia usaha pangan khususnya bahan tambahan pangan MSG (monosodium glutamat) dan turunannya diseluruh wilayah Indonesia," terang Ir Satria Gentur Pinandita, Ketua P2MI, yang anggota adalah perusahaan yang memproduksi MSG, yaitu; PT. Ajinomoto Indonesia, PT. Ainex Internasional, dan PT Daesang Ingredients Indonesia. Tentu saja, perusahaan-perusahaan tersebut telah memiliki sertifikat halal dari MUI dan izin edar dari BPOM.
 
Satria pun menjelaskan bahwa Visi P2MI adalah untuk menjadi asosiasi yang memberikan informasi yang benar dan faktual tentang MSG dan turunannya kepada masyarakat dan instansi terkait, serta memajukan Industri MSG dan GA di Indonesia, agar dapat berdaya saing tinggi.
 
Sementara itu menurut Satria, Misi P2MI adalah; memperjuangkan kepentingan Industri MSG dan GA dalam hubungannya dengan Pemangku kepentingan yang terkait, mengusahakan penyediaan produk pangan yang berkualitas tinggi, sesuai dengan ketentuan perundangan, serta menguatkan kemampuan anggotanya dan masyarakat dengan program-program yang bermanfaat bagi anggota dan masyarakat Indonesia
 
 Sejumlah mitos yang tumbuh subur dimasyarakat Indonesia, antara lain adalah; bahwa MSG menyebabkan reaksi alergi.
 
Faktanya, menurut Prof. Hardinsyah MS, PhD., bahwa "Asam glutamat merupakan salah satu asam amino yang paling umum serta bahan yang membangun protein dalam makanan dan tubuh kita. Ini adalah penambah rasa alami dan banyak ditemukan pada makanan seperti jamur, keju parmesan, dan tomat. Tubuh kita memperlakukan asam glutamat dalam bumbu MSG         dan glutamat alami dari banyak makanan yang kita nikmati sehari-hari dengan cara yang sama tanpa membedakan asal-usulnya. Karena alasan tersebut, maka kecil kemungkinan orang alergi terhadap MSG".

Mitos lainnya, menyebutkan bahwa MSG menyebabkan efek negative di otak. Faktanya, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa MSG tidak memiliki efek negatif pada sistem saraf pusat otak. Bahkan dalam satu penelitian di mana glutamat plasma dinaikkan 10 kali lipat di atas normal, yang mana tidak pernah benar-benar terjadi di kehidupan nyata, tidak ada glutamat yang masuk ke otak.
 
"Pada kenyataannya jika sejumlah MSG yang sesuai telah ditambahkan ke makanan, hal itu sudah cukup. Faktanya, menambahkan terlalu banyak MSG justru dapat mengurangi kelezatan dari makanan tersebut," jelas Prof. Hardinsyah MS, PhD.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun