Mohon tunggu...
Muhammad Irsandy
Muhammad Irsandy Mohon Tunggu... -

Seorang siswa SMA yang masih perlu banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Aroma Kopi dari Negeri Surga Dunia

7 Februari 2016   21:44 Diperbarui: 8 Februari 2016   17:46 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar seminggu yang lalu, saya mencoba untuk mencari-cari film dokumenter terbaik yang pernah ada terutama di Indonesia. Ketika saya berselancar cukup lama di internet, ada satu hal yang menarik perhatian saya. Film dokumenter Indonesia mendapat penghargaan sebaik Film Dokumenter Terbaik pada ajang Festival Film Hainan 2015 Jalur Sutra Maritim Abad 21 di Kota Haiko, Provinsi Hainan, Cina/Tiongkok.

Film ini berhasil mengalahkan sekitar 100 film lainnya yang berasal dari negara-negara yang berada di sepanjang jalur sutra abad 21 seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, India, Iran, Turki, Kuba, Vietnam, Sri Lanka, Argentina, Brazil dan lain – lain.. Film dokumenter ini berjudul Biji Kopi Indonesia atau nama internasionalnya Aroma of Heaven.

[caption caption="Bijikopiindonesia.com"][/caption]

Menduduki singgana sebagai yang terbaik di Hainan, Aroma of Heaven juga berhasil mengukuhkan nama sebagai film dengan Best Editing pada ajang Ahvaz Science Film Festival di Iran. Aroma film ini juga tercium hingga beberapa negara lainnya. Film ini diputar di beberapa negara salah satunya di pavilion Indonesia dalam pameran Specialty Coffee Association of America (SCAA) yang diselenggarakan di Seattle, Washington, D.C, Amerika Serikat (AS) pada 9-12 April 2015. SCAA merupakan asosiasi speciality coffee terbesar di AS dan bahkan di dunia dengan hampir 3.000 anggota perusahaan. Masih di Amerika, Aroma of Heaven juga diputar di "Philadelphia Asian American Film Festival" di Philadelphia, AS.

Saya sudah mencoba berkali-kali untuk menemukan link untuk download film ini. Setiap kali saya mengunjungi suatu website, hasil pencarian saya tetap tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Memang dibutuhkan kesabaran untuk mendownload film-film Indonesia. Selain karena filenya di internet jarang sekali tersedia, kita (terutama movie hunter) sering juga mendapat film dengan kualitas video yang kurang bagus.

Walaupun tidak mendapat filmnya, hal tersebut tidak mengurangi niatan saya untuk dapat mengetahui lebih lanjut mengenai film ini. Dimulai dari melihat review di media online, mengunjungi Official website film tersebut, dan tentu saja menonton trailernya. Dari trailer tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa kopi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Indonesia. Di Indonesia, kopi dan budaya menjadi hal yang saling berikatan. Budaya, adat, keyakinan dan tradisi dapat memberikan konstribusi bagi perjalanan kopi di Indonesia.

Dalam trailer tersebut, seseorang yang berasal dari Gayo mengatakan bahwa “jika kita berbicara kopi di Gayo, kita juga berbicara perutnya orang Gayo”. Selain di Gayo, film ini juga mengambil shooting di Flores (Ruteng, Bajawa, Ende), Banyuwangi, Jember (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao), dan beberapa lokasi shooting lainnya.

Dari trailer tersebut, kita juga dapat mengatakan orang Indonesia  sering berpendapat bahwa kopi Italia sudah pasti enak. Lalu muncul pertanyaan, “Emang ada pohon kopi di Italia?”.

Kopi Indonesia lebih dari sekedar asal-usul yang beranekaragam, tren dan juga gaya hidup meminum kopi masa kini, lebih dari sekedar nongkrong di warung kopi ditemani gadget yang terkoneksi dengan jaringan nirkabel. Berbicara kopi, kita juga berbicara tentang cita rasa dan tentu saja berbicara tentang aroma.

Setelah melihat trailer atau bahkan film tersebut, mungkinkah kita bertanya dalam diri masing-masing, “sudah seberapa jauh, seberapa dekat, dan seberapa dalam pengetahuan, pemahaman, cinta, dan kebanggaan kita terhadap keanekaragaman kopi di Indonesia?”

 “Negeri kita adalah negeri surga Bung, dan kopi adalah salah satu kekayaannya.”

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun