Mohon tunggu...
musa hendri
musa hendri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Orang Pinter Banyak, Orang Jujur Sedikit

9 April 2015   16:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:19 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alm. KH. Abdurrachman Wahid (Gus Dur) pernah ditanya oleh seorang tokoh tentang bagaimana solusinya mengatasi masalah perekonomian Indonesia, terutama hutang luar negeri yang semakin banyak dan semakin meningkat setiap tahunnya. Beliau menjawab dengan entengnya,” Itu sangat mudah”, lalu tokoh tersebut bertanya,”Bagaimana caranya, wong presidennya siapapun saja juga tidak pernah lunas”. Lalu Gus Dur mengatakan, apabila setiap orang Indonesia yang dewasa berjumlah sekitar 200 juta orang, mau ‘urunan’ mengumpulkan dana setiap hari Cuma Rp 1.000 saja, maka Indonesia akan keluar dari krisis. Lalu tokoh tersebut menghuting, apabila setiap hari 200 juta orang mengumpulkan Rp 1.000 per hari, maka dalam satu hari akan terkumpul Rp 200.000.000.000 (dua ratus milyard), artinya dalam satu bulan saja sudah terkumpul sekitar 6 Trilyun. Lalu tokoh tersebut berkata, kalau begitu ya harusnya mengatasi hutang luar negeri Indonesia sangat mudah, tetapi uang sebanyak itu siapa yang akan bertanggung jawab untuk mengelolanya? Lalu Gus Dur sambil tertawa menjawab,” Lha kuwi sing angel” heheheh. Memang mengatasi hutang luar negeri Indonesia adalah masalah yang sangat mudah, namun mencari orang jujur itu yang sukar.

Dalam berbisnispun, kita akan mencari orang jujur dibanding orang pinter, namun bagaimanapun alhamdulilah juga kalau kita menemukan orang jujur dan pinter. Saya sampai hari ini telah mengeliminasi belasan karyawan, banyak diantara mereka yang hanya ‘mampir ngombe’ di Banjir Rejeki Mall. Namun yang tersisa sekarang ialah orang-orang yang terbaik dan jujur. Bahkan saya berani mengatakan bahwa karakter mereka memiliki tingkat yang sama dengan orang sukses, artinya mereka memiliki bakat untuk menjadi kaya dan bukan miskin. Salah satu yang saya tekankan kepada para karyawan yang bekerja bersama dengan saya ialah kejujuran. Kejujuran ialah modal awal untuk memperoleh kepercayaan dari pimpinan. Kalau kita mempelajari ilmu management, maka kita akan menemukan bahwa kepercayaan dari pimpinan bisa timbul melalui beberapa pintu diantaranya prestasi karyawan, inisiatif karyawan, keinginan untuk bertumbuh dan berkembang dan yang terpenting ialah bisa dipercaya melalui kejujuran.

Saya hanya berpikir sederhana bagi setiap orang yang ingin bekerja dengan saya, dan mungkin ini juga yang ada dibenak beberapa pimpinan perusahaan. Orang yang memiliki loyalitas dan kejujuran yang tinggi, maka seorang pimpinan akan melakukan apapun untuk mencukupi kebutuhan karyawan tersebut. Bahkan segala hal yang akan datang mereka butuhkan, saya akan membantu dengan sekuat dana dan tenaga. Masalahnya itu semua harus dibuktikan melalui proses, dan proses itu terjadi bukan karena sehari bekerja, namun bertahun-tahun. Dan dengan cara pikir yang sederhana, saya membayangkan bahwa orang yang bekerja dibisnis kita, sama seperti miss universe atau miss world yang dari sekian puluh atau ratus peserta, hanya tersaring juara utama, runner up dan juara ketiga termasuk beberapa pemenang kategori. Itu merupakan hukum alam.

Sama halnya dengan apa yang Gus Dur katakan tentang Polisi, hanya ada tiga polisi yang paling jujur di Indonesia yaitu Polisi Tidur, Patung Polisi dan Hoegeng (salah satu Jendral Polisi di Indonesia). Kejujuran itu mahal, maka dari itu saya pun berani bayar lebih mahal orang yang bekerja dengan jujur dan loyal. Berani jujur?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun